Wahai teman-teman sore bermain sepakbola, wahai teman-teman sore bermain bulutangkis, kemana sekarang kalian? Kemana?
Ingin rasanya diri ini mengulang kenangan indah bersama kalian. Wabah penyakit yang memisahkan kita, membuatkan benteng diantara kita, tanpa harus membangun jembatannya terlebih dahulu. Menyuruh kita yang sedekat saudara, harus menjauh sejauh musuh. Kejam hidup ini rasanya. Sudah tak dapat lagi kita berbagi canda maupun tawa, sudah tak dapat lagi kita berbicara berbagi kisah bersama-sama.
Teman ku, aku rindu kalian, aku rindu..
Teman, aku sedang duduk disini, ditemani sepiring nasi, kemana kalian yang selalu bersama aku dalam berbagi sedikit makanan kalian? dan juga, kemana kalian yang selalu merangkul aku bermain di kanan dan kiri ku? teman, sepertinya nasip kita sama. Temanku kali ini nasip kita sama.
brakk
"Hey kamu sadar." Sebentar, suaranya sepertinya tak asing? astaga, suara bapak. Membuat ku diam sejenak. Apa yang terjadi?
"Banyak bener ini kelihatannya pikirannya, mikirin apa toh?" suara bapak dengan nada penasaran.
"Ehh enggak kok pak, tadi cuman sedikit problem,"
"yang bener kamu?" sambil menaikkan satu alis bagian kiri, dengan nada yang membuat jengkel.
"Astaga bener pak," dengan nada yang sudah mulai jengkel.
"100 persen?"
"100.000.000 persen pak, gada batas nya" kali ini dengan nada muak, marah, dan melangkah naik menjadi jengkel.
"Yasudah, lanjutkan mi makan mu dulu, kasi' habis ih nah" yasudah lanjutkan sudah makan kamu dulu, habiskan yah. Dengan nada logat Sulawesi kental, bapak mampu melumerkan jengkel ku ini secara bersamaan.
Apa yang terjadi? Tak mungkin!! Jangan terjadi lagi. Tidak. Jangan. Ku mohon Tuhan jangan....
-----------------------------------------------------------
Assalamualaikum teman-teman, ini cerita pertama ku loh. Mungkin dari segi penulisan masih banyak salah atau ada kata-kata yang sulit dimengerti. Maklum yah baru belajar. Namanya juga manusia, makan nasi. Jadi kalau ada teman-teman yang mau mengoreksi cerita aku silahkan yah😊😊 semakin banyak koreksi kalian, semakin aku tambah semangat untuk belajar. Dan juga koreksi kalian sangat berarti loh bagi saya hehehe makasih 😊🙏🏻🙏🏻
#Salammanisdaripenulis
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi Berhijab Putih (Revisi)
HumorUsai peristiwa Akbar yang tak akan hilang dari kepala dan tak terhapus di hati. Ahmad Zafran Zarkasyi, harus tegar dalam menjalani badai ujian demi ujian hidup yang melanda. Kisah pilu dan penuh lika liku kehidupan. Zafran, pemuda itu. Harus kokoh...