Apa kabarrrrr???
Guysss mohon maaf sebesar-besar atas menghilangnya akuuu hehehhee, abisnya gimanaaa aku lagi sibuk sama marching band, terus juga sekolah, terlalu banyak yang aku lagi fikirkan makanya aku ngalamin writer block😥😥Maaf yaa lama banget, aku merasa bersalah banget hehehe.
**
Hari ini, ayahnya avani harus kembali berdinas ke kalimantan. Di perbatasan antara malaysia dan indonesia. Bisa dibilang disana tempat yang cukup berbahaya tetapi inilah pengabdian.
Saat ini semua anggota keluarga askary sedang mengantar sang kepala keluarga ke posko dahulu, nanti setelah itu baru mereka akan berangkat bersama langsung ke bandara dan terbang ke kalimantan.
Ayah memeluk bunda avani dan mengucapkan kata terimakasih dan maaf berulang kali. "Jaga anak-anak ya, jaga diri kamu juga" ucapnya untuk terakhir kali.
Adik-adiknya memeluk ayahnya "Hati-hati yah, kalau sampai langsung telfon seperti biasa" ucap bian.
"Belajar yang baik ya kalian berdua, yang cowo tinggal kalian berdua dirumah. Ayah serahkan semuanya kepada kalian, jaga kakak kalian dan bunda, ayah percaya kalian"
"Siap mengerti" ucap keduanya dengan tegas.
Ayah askary menepuk pundak kedua putranya, sekarang giliran si anak sulung kesayangan ayahnya. Avani memeluk ayahnya dan mengusap punggung ayahnya, dia sedikit mendongak. Dikarenakan ayahnya lebih tinggi dan badannya lebih besar darinya.
"Jaga diri baik-baik, jaga bunda. Belajar yang baik, biar kalau ayah pulang-pulang sudah jadi sarjana" pesan ayahnya.
"Harus datang kalau avani wisuda" ucap avani dengan suara bergetar.
"Kalau itu insyaallah"
Avani mendelik "Kok insyaallah" kesalnya.
Ayahnya menghela nafasnya lalu tersenyum "Sayang, apapun bisa terjadi di sana. Kita engga tau kedepannya apakah ayah bisa dapatkan izin atau tidak. Atau ayah masih hidup atau tidak, tapi yang pasti akan ayah usahakan kalau itu tentang kamu" ucapnya memberikan pengertian pada putrinya.
"Ayah jangan ngomong gitu, ayah pergi dengan sehat, ayah juga harus pulang dengan keadaan hidup-hidup dan sehat" ujarnya lalu memeluk kembali ayahnya.
"Iya-iyaa, jangan cengeng dong. Tuh liat anak-anak yang lain mana ada yang nangis, yang nangis cuma kakak aja tuh"
"Ya mereka mana ngerti sih yah perasaan anak perempuan satu-satunya gini di tinggal ayahnya" kesal avani di ejek dengan kata cengeng.
Ayah askary tertawa "Yaudah maaf"
"Avani udah siapin obat-obatan dan semua keperluan kesehatan ayah, harus minum obat yang rajin dan tepat, dan juga jangan lupa makan yang cukup" ucapnya, sembari memberikan tas ransel ayahnya.
"Terimakasih sayang"
"Sama-sama"
Ayah askary melihat teman-temannya sudah masuk ke dalam bis "Ayah berangkat dulu"
"Foto dulu atuh" ucap bian dan berfoto ria dengan menggunakan kamera depan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Mr. Lecturer?
Teen FictionKisah Cinta yang rumit, Alfathan laki-laki berumur 29 tahun, dengan mahasiswinya sendiri yang berumur 24 tahun yang sedang mengejar skripsi, Alfathan bukan hanya dosen, dia juga seorang Dokter. Siapa saja pasti terpesona saat melihat pesona seorang...