06. Still with you

7 3 0
                                    

“Ketika akan aku hadapi lagi, aku akan melihat ke matamu dan mengatakan aku merindukanmu”

Brengsek” Gerutunya, dia menjatuhkan kening ke bahuku. Kami hampir saja berciuman, hampir. Hingga Jungkook bangkit, merogoh saku mencari ponsel, berdiri dan berjalan melangkah beberapa langka dariku untuk menerima panggilan.

“Hallo, Dokter Yoongi”
“Bagaimana dengan Dokter Taehyung? Tapi mestinya sekarang bukan lah tugasku”

Kesunyian menerpa roof top, aku melihatnya terus menghembuskan napas panjang. Dia terlihat kesal, yang tertahan “Baiklah, berikan aku waktu 15 menit. Aku berangkat sekarang”

Jungkook menghentikan perbincangannya, dan mengantongi ponsel. Lalu berbalik menatap ku agak kecewa, dia menunjuk bilik ke arah tangga. “Young, aku harus…”

Aku mengangguk “Kwencana” (Tidak apa-apa)
Jungkook menatapku lama. “Senang bertemu denganmu Min Young, semoga kita dapat lebih baik lagi di masa depan” Ucapnya.

Dia bilang dengan sebutan ‘Kita’ aku tersenyum, sedih dan sekaligus bingung harus mengekspresikan apa saat ini. Rasanya aku belum pernah mengabiskan waktu bersama orang sepertinya. Dia-seseorang yang gaya hidup dan status sosial benar-benar berbeda dari ku, aku tetap menyunggingkan kebahagiaan di hatiku saat ini. Aku mungkin, takkan pernah mengalaminya lagi, aku senang karena rupanya kami tak jauh berbeda.

Jungkook masih di sana, berdiri ragu. Seolah masih ada desakan dalam pola pikirnya, untuk mengatakan sesuatu sebelum benar-benar pergi dan menghilang. Dia melirik ku, ini terakhir kalinya?

Simpan saja” Ucapnya menghampiriku dan memberikan kartu namanya seperti seorang pasien. “Young” Panggilnya

Aku menoleh hingga sebelumnya masih menatap kartu namanya. “Kau, bisa hubungi aku kapan saja” Aku mengangguk entah bibirku enggan untuk tidak tersenyum padanya. Kami saling menatap sebelum akhirnya dia berbalik berjalan melawan arah dan membuka pintu aku masih bisa mendengar langka kakinya, suaranya makin menghilang seraya turunan langka kaki di tangga semakin turun. Akhirnya aku sendirian lagi di roof top, justru heran. Bukannya senang, malah membuatku sedih.

Jangan, jangan.
Ah! Jangan bilang aku mulai menyukainya, tidak Young

●●●●


Terhitung 21 hari telah berlalu, setelah kejadian roof top bersama dokter tampan. Jeon Jungkook, dan aku masih menyimpan kartu namanya di dompetku. Mencoba untuk tidak melakukan apapun, tapi rupanya sebuah kotak besar di atas lemari ku melambai-lambai dan memintaku merapikan isi di dalamnya. Aku meraba dan mendapatkan tujuanku, kotak sepatu tapi bukan sepatu isinya melainkan.

Foto Jimin dan peliharaan pertama kami, namanya Youmin yang artinya Young dan Jimin, lain arti kedua adalah You kamu dan min namaku, jadi bisa di bilang milikku sebagai arti kedua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto Jimin dan peliharaan pertama kami, namanya Youmin yang artinya Young dan Jimin, lain arti kedua adalah You kamu dan min namaku, jadi bisa di bilang milikku sebagai arti kedua. Aku memejam, menutupi apa yang ku lihat, apa yang kami lakukan saat itu dan apa yang tidak ingin ku ingat. Kenang kami masih tersimpan, aku menggeleng. Tidak Jimin, tapi aku. Apa yang ku simpan, tentu saja ini hanya akan menyakiti hatiku.

Ayah dan ibu mengajak diriku pergi ke acara paman Seokjin, dia baru saja menjadi seorang ayah. Dan kami harus pergi ke sana melihat putrinya, ya. Karena dia juga saudara kami, anaknya sepupu jauhku, yaitu Park Jimin.

“Paman, apakah aku boleh memotret adik Naya?” tanyaku, paman mengangguk tersenyum yang artinya aku di izinkan.

Aku mengeluarkan ponsel dari tas, memutuskan mengambil gambar Naya yang begitu menawan dan cantik dalam tidurnya.

Cantiknya” Gumamku sendirian, tidak sadar hingga ada lelaki menghampiriku, dan dia.

“Adik ku memang cantik” Ujarnya membuatku terkejut.

“Ah, Oppa…” Balasku

“Halo Young, apa kabarmu?” Tanya Jimin
Dan aku tidak pernah mau menurunkan tatapan lagi. Seketika aku menyadari jika Jimin berada di sampingku. Aku hampir lupa bagaimana cara bibir berbicara “Baik”

Tangannya mengambil ponselku, lalu menunjukkan jarinya ke arah keranjang.
“Sini ku fotokan, kamu hanya perlu berdiri di sana” Ucapnya penuh percaya diri

Ingat, aku sangat suka cowok penuh percaya diri. “Tersenyum Young, aku foto ya 1, 2, …”

Jantungku lupa caranya menunggu dan berkenalan. Jimin, Jimin, Jimin dan Jimin.

Kau cantik sekali
Aku mati rasa
Aku bingung
Aku ingin muntah

Bagaimana bisa dia bilang bahwa aku cantik, sekali? Kaki ku berjalan sendiri dan apa yang kulakukan? Kearahnya. Aku menghampirinya, kami bertatapan lalu tersenyum seolah sedang saling jatuh cinta. “Terimakasih” Bodoh aku hanya bisa bilang terimakasih. Aku mungkin tak pernah tersenyum kecuali senyuman seindah hari itu,  pura-pura tidak terpesona oleh mata sipitnya yang berubah menjadi bulan sabit ketika tersenyum. Atau rambut coklatnya, yang melambai-lambai ingin di sentuh

Jimin adalah sepupu jauhku, tapi sejak pertemuan itu. Kami menjadi sepupu dekat, sangat dekat. Setelah akhirnya keluarganya pindah satu komplek dengan rumahku, sekolahnya pindah menjadi satu sekolahan denganku. Kami makin sering bertemu, kami sering bersama dan kami tidak lagi terlihat seperti sepupu.

Aku sering pergi bersama Jimin
Jimin selalu meluangkan waktu bersama ku
Aku sering memandangi wajahnya
Aku suka melihat kedua matanya
Jimin suka memandangi bibirku
Jimin ketahuan menyimpan fotoku di ponselnya. Hingga tidak ada satupun orang yang tahu termasuk kedua orang tua kami, Jimin dan aku sering mengobrol bersama, Dia selalu memberikan pesan pagi sore dan malam. Jimin selalu mengajak ku pergi setiap malam minggu, membeli makanan apapun yang ku ingin apapun yang ku mau. Kami sering berfoto bersama, kami sering sengaja melakukan kontak fisik. Seperti pegangan tangan

“Pipimu merah, kamu sakit?”

Aku menggeleng, sial. Aku sering ketahuan merona di depan Jimin, karena lagi dan lagi kami bergandengan tangan. Tidak apa-apa aku juga tidak keberatan. Aku suka, aku menyukainya. “Young…”

“Mwo…” (Apa?)
“Aku ingin memberikanmu cerita telanjang”

Aku mengangguk
Kalau aku menyukaimu

It Ends Of Us | JEON JUNGKOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang