Tujuh bulan berlalu
"Bagaimana menurutmu"
Hanya itu yang Hailee katakan, aku membalikkan badan dan memeriksa ruangan apartemen baru mereka yang masih kosong. Sekedar informasi, Hailee pindah warga negara menjadi penduduk korea selatan. Makin hari, makin banyak gadis london yang pindah ke korea selatan. Bisa-bisa populasi gadis tulen sepertiku semakin langka.
Satu jariku, menyusuri kaca jendela yang berdebu. Sepertinya tempat ini lama tak di huni, banyak hal yang harus kami bersihkan disini. Oh iya, kami menjadi teman dekat selama empat bulan terakhir setelah mereka menikah Hailee lebih banyak menghabiskan waktu bersamaku. Karena Namu sibuk mencari uang dan kebetulan juga dia tidak memiliki teman. "Ini..."
"Ini butuh banyak perbaikan, aku tahu" Ucap ku sambil menyusuri tempat bagian lainnya. Dan lantainya juga pecah-pecah, mereka sedang mempersiapkan tempat baru. Hailee sedang hamil tua dan sudah waktunya memiliki tempat yang lebih luas, Namjoon tidak bisa menemani istrinya. Mau tidak mau, pasti aku. Karena sekarang aku adalah seorang pengangguran, aku ingin menertawakan diriku sendiri. Aku risen seolah sudah memiliki seseorang yang dapat menampung kebutuhanku, padahal tidak ada.
"Menurutmu ini ide buruk atau?" Tanya Hailee, aku tahu ketakutannya. Aku menggeleng menghampirinya lalu mengusap perutnya yang sudah buncit. "Ku rasa tidak terlalu buruk, kalian hanya butuh waktu paling tidak satu bulan untuk renovasi. Hm, ku rasa cukup waktunya, aku akan membantu sebisaku"
Hailee tersenyum "Thank you Young"
●●●●
"Heii Yomin, ini aku"
"Ah, Namu bagaimana? Ada apa?"Suaranya gemetar, seperti gejolak desakan. "Ini buruk, aku tidak bisa membantumu hari ini. Karena, ketuban istriku pecah"
Aku terkejut, merasa ikut khawatir. "Bagaimana keadaan Hailee saat ini? Bukan kah usia kandungannya baru memasuki delapan bulan??"
"Ya, iya. I don't know, semua terjadi begitu saja" Namu panik, dia panik untuk pertama kalinya. "Oke, Namu tarik napas mu dan dengar kan aku"
"Ya, tentu" Dia mengikuti instruksi ku.
"Kalian dimana sekarang??""Kami, ka-kami..." Suara Namu memburu, aku mulai mendengar suara Hailee yang merintih kesakitan. "Kalian dimana!!" Seruku, aku harus tahu keadaan mereka saat ini.
"Di rumah, di rumah orang tuaku" Ujar Namu. "Kalian belum ke rumah sakit??"
"Tidak cukup, waktunya. Karena, Hailee sudah dalam proses persalinan. Yomin, aku harus matikan telpon sekarang juga"
"Yah, lakukan. Aku akan susul ke sana"
"Namu!? Kau masih mendengarku""Iya!"
"Dengarkan aku, semua akan baik-baik saja!""Iya, Yomin demi tuhan. Aku ketakutan"
"Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja!""Cepatlah datang"
Namu menutup pembicaraan kami sebelum aku bisa menjawabnya. Aku segera membereskan tempat tidur, aku bahkan belum mandi dan melupakan begitu saja. Aku ambil jaket, lalu kunci mobil. Memutuskan untuk pergi menghampiri kediaman Namu dan Hailee.Aku melangkah ke dalam rumah mewah milik keluarga Jeon, aku melihat lelaki tinggi itu dengan raut wajah tegang. Dia melihatku dan mengulurkan kedua tangannya untuk bisa ku peluk, dan aku memeluknya. "Ah, Yomin akhirnya kau datang"
"Kenapa kau di sini, by the way. Hailee membutuhkanmu di dalam"
"Apa kau lupa??" Tanyanya, lalu aku mengingat kalau Namjoon memiliki ketakutan pada darah yang mengalir. "Kau gila? Dia istrimu, yang benar saja" aku memukul lengannya keras, merasa sebal dengan alasan Namjoon
KAMU SEDANG MEMBACA
It Ends Of Us | JEON JUNGKOOK
FanfictionSemua bermula dari pertemuan tak sengaja di sebuah rooftop. Min Young berusaha menenangkan diri setelah kematian ayahnya dan Jungkook, dokter spesialis saraf yang tampan, mengaku sedang menepi dari tekanan pekerjaan. Sebagai dua orang asing yang tid...