Sorry baru up sekarang ╥﹏╥ karena kemarin fokus kerja + tiap pulang langsung tidur (╯︵╰,) maaf ya readers, tapi sekarang lia up nih ͡° ͜ʖ ͡° mau sombong dulu ㅋ ㅋ ㅋ...
semoga suka yah ^_^
Happy reading.
.
.
1 minggu berlalu, leo sudah kembali ke rumah tapi belum boleh sekolah karena kakinya masih belum bisa di bawa berjalan terlalu lama, pernah Jeongwoo mengajaknya berjalan jalan di taman dan berakhir dengan ia yang selalu terjatuh, jadi dari pada nanti menyusahkan lebih baik dia tidak usah sekolah dulu
Lexa, si berisik itu belum leo hubungi sama sekali karena ia tidak mau mendengar responnya yang leo tebak akan sangat berlebihan dan soal Jeongwoo, lelaki itu benar benar merawatnya dengan baik selama 1 minggu ia di rumah sakit bahkan sampai saat ini sudah pulang ke rumah, Jeongwoo selalu datang setiap bibi dan pamannya pergi bekerja dan akan pergi ketika bibi nya sudah pulang
Sekarang sudah jam 8 malam, masih 2 jam lagi bibinya pulang yang artinya Jeongwoo masih di rumahnya, beberapa menit yang lalu lelaki itu pergi ke dapur, katanya mau buat makanan untuk leo tapi sudah hampir 20 menit belum juga kembali, apa yang lelaki itu lakukan atau jangan jangan ia pulang tanpa pamit tapi masa bodo, leo tidak peduli sama sekali
clek.
Pintu kamar leo terbuka, memperlihatkan Jeongwoo yang datang dengan membawa semangkuk bubur dan segelas air putih, meletakan air putihnya di nakas, Jeongwoo tanpa ragu mendudukkan dirinya di pinggir kasur leo sambil menatap gadis itu, jangan lupakan wajah datarnya yang menurut leo tidak ada bedanya dengan tembok rumah
"Buka mulut mu" leo mendesah berat sebelum membuka mulutnya, sedikit meringis karena sudut bibirnya masih terasa perih setiap makan
"Masih sakit?" leo berhenti mengunyah saat tangan Jeongwoo menyentuh sudut bibirnya
semakin melunjak, makin kesana makin kesini lelaki satu ini! - batin leo
"Maaf tapi kau membuat ku tidak nyaman" mendengar perkataan leo, Jeongwoo langsung menjauh
leo kembali melanjutkan makannya dengan di suapi Jeongwoo, tanpa ada percakapan apapun di antara keduanya, selalu begitu dan leo sudah sangat hafal tapi lama lama hampir mati bosan juga tidak di ajak bicara, leo memang bukan orang yang suka banyak bicara tapi kalau kau sedang bersama dengan seseorang bukankah lebih baik membuat obrolan (?) suasananya terasa aneh kalau hanya diam saja dan itu membuat leo tidak nyaman berada di dekat Jeongwoo
kalau dari Jeongwoo sendiri, ia juga merasakan yang sama seperti leo tapi mau bagaimana lagi, ia bingung harus bicara apa di tambah sudah sangat lama ia tidak berbicara dengan perempuan lagi setelah kejadian buruk di masa lalunya, dalam hidupnya hanya dua perempuan yang sering ia ajak bicara, pertama teman masa kecilnya dan yang kedua adalah Jian, kekasihnya.
Ibunya, jangankan di ajak bicara, menatapnya saja Jeongwoo tidak sudi walau wanita itu yang melahirkannya ke dunia, ini bukan soal kurang ajar tapi luka yang di buat oleh wanita yang sialnya adalah Ibunya itu membuat Jeongwoo tidak bisa memaafkannya
"Suka atau tidak suka, aku akan selalu berada di samping mu mulai dari sekarang. jadi buat diri mu nyaman saat berada di dekat ku" celetuk Jeongwoo memecahkan keheningan yang terjadi di antara mereka berdua
Tapi sayangnya bukan seperti ini pembicaraan yang leo harapkan
"Dengan ekspresi wajah mu yang seperti tembok itu, kaku, apa menurut mu aku akan merasa nyaman?"
"lalu?"
leo mendorong tangan Jeongwoo yang hendak menyuapinya "aku sudah kenyang, mengantuk dan ingin tidur. kau keluar dari kamar ku, sejujurnya aku ingin segera sembuh karena aku tidak menginginkan mu berada di sini lebih lama"
Karena mood yang memang sedang buruk, Jeongwoo melempar mangkuk bubur itu ke lantai sampai hancur berkeping keping, jangan tanya bagaimana reaksi leo karena pasti ia terkejut, apalagi saat Jeongwoo mendekatinya dengan tatapan mata yang menatapnya tajam
"ahk-ssstt,,Jeongwoo sakit..lepaskan"
kau tidak sadar atau memang bodoh, aku tidak pernah menginginkan mu. Park Jeongwoo
Deringan ponsel menyadarkan Jeongwoo, nama Hyunsuk tertera jelas di layar, membuat Jeongwoo mau tidak mau harus mengangkatnya, leo akhirnya bisa bernafas lega saat Jeongwoo melepaskannya dan keluar dari kamar karena mengangkat telepon dari Hyunsuk, sambil menahan sakit leo melangkah ke arah pintu dan menguncinya agar Jeongwoo tidak bisa masuk
Dasar gila, apa yang ada di pikirannya beberapa menit yang lalu, mana tidak ada paman dan bibinya, hanya ada mereka berdua, bagaimana leo bisa berpikir positive setelah melihatnya melempar mangkuk bubur sampai pecah
"ck. sial, kenapa harus sekarang sih.." tangan leo bergetar, sekujur tubuhnya di penuhi keringat, obat. leo perlu obatnya tapi kakinya menjadi penghalangnya untuk bergerak
"Tenang leo tenang, tarik nafas, tenang. kau harus tenang, ahk...tidak leo kau pasti bisa, pasti bisa.." leo memukul pelan dadanya karena merasakan sesak yang luar biasa
Jeongwoo yang sudah selesai dengan urusannya kembali ke kamar leo tapi decakan keluar dari mulutnya saat tau pintu kamarnya terkunci
"Gadis ini benar benar menguji kesabaran ku" tak mau terlalu ambil pusing, masa bodo, Jeongwoo memutuskan untuk pergi tapi tidak tau kenapa perasaannya tidak enak

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bad Boy -END✔ || Jeongwoo TREASURE
FanfictionKetika si bar bar bertemu es batu berjalan yang diam diam menghanyutkan, kiranya kalem ternyata lebih gila dari yang di pikirkan 📌Cast: •Park Jeongwoo / Justin Park •Leona Rose / Kim Leona • All Treasure Members | Mulai: 29-09-2022| | Selesai: 28...