•15

767 82 7
                                    



apa yang kalian rasakan setelah baca part ini (͡° ͜ʖ ͡°)


Happy reading

.
.
.

"lama tidak bertemu

—Justin. how are you?" ucap lelaki itu sambil membuka kaca mata yang di kenakannya

Jeongwoo tersenyum miring "seperti yang kau lihat, aku sangat siap untuk menghabisi mu"

Lelaki itu terkekeh pelan "Justin, Justin, sudah 5 tahun berlalu tapi kau masih saja tetap sama, ambisius." ujarnya dengan santai

"you know me, jadi tunggu apalagi. kita selesaikan sekarang" Jeongwoo sudah mengambil ancang ancang untuk menghajar lelaki itu tapi ucapan dari mulutnya membuat Jeongwoo berpikir dua kali

"Kau sentuh aku, maka kedua orang ini akan mati dalam waktu bersamaan." ucap lelaki itu sambil menunjukan foto Junghwan dan leona yang duduk terikat tak sadarkan diri

"Berani beraninya kau —" suara tepuk tangan terdengar begitu jelas

"Dan jika mereka mati.

—kau akan kembali seperti Justin 5 tahun yang lalu, Justin. bahagia ku itu sangat sederhana, hanya dengan melihat mu menderita dunia ini sudah seperti surga bagi ku"

"BAJINGAN KAU AXEL!!" teriak Jeongwoo

Axel tersenyum miring, ia menolehkan kepala menatap anak buahnya

"Habisi dia." ucapnya tapi sebelum pergi ia kembali berucap

"Kau dan teman teman bodoh mu bukan tandingan ku, oh,,gadis itu. kalau boleh aku berpendapat, She is beautiful.

—boleh kan, kalau aku sedikit bermain main dengannya"

bugh.

"Berani sentuh dia, mati kau." Axel bangkit, menghapus luka di sudut bibirnya, tersenyum sebentar, raut wajahnya kembali berubah

"Oh ya, kalau begitu mari kita lihat siapa yang akan mati, kau atau aku."

bugh.

bugh.

bugh.

Jeongwoo tak bisa berbuat apapun saat anak buah Axel menghajarnya

"Kalau dia tidak mati. kepala kalian jadi jaminannya" ucap Axel lalu masuk ke mobilnya dan pergi dari sana

Jeongwoo menatap kepergian mobil Axel dengan penuh emosi, sebelah tangannya memegang perut bagian bawah yang terasa sakit akibat tendangan dari anak buah Axel

bugh.

Jeongwoo memuntahkan darah segar dari mulutnya karena pukulan yang kembali di hujamkan padanya

Di sebuah ruangan dengan pencahayaan yang minim, mata leo terbuka perlahan lahan, rasa sakit dan pusing langsung terasa bersamaan, ringisan kecil terdengar ketika leo menggerakkan tubuhnya

"aishh,,sial. Junghwan...bangun.." leo dan Junghwan duduk terikat dengan posisi saling membelakangi

"Junghwan,,uhuk...uhuk..

uhuk..uhuk..Junghwan..bangun" karena luka yang di alami Junghwan cukup parah di bagian kepala, ia tidak bisa mendengar dengan jelas, kupingnya juga berdengung, Junghwan ini ada di batas antara sadar dan tidak sadar

Merasa ada pergerakan kecil dari Junghwan, leo kembali berucap

"Junghwan, kau bisa mendengar ku kan, jangan tutup kembali mata mu, tetap pertahankan kesadaran itu, Junghwan..kau dengar aku kan?" ucap leo harap harap cemas

"noona..." ucap Junghwan lirih membuat leo bersyukur dalam hati

"iya, bagus Junghwan. aku tau kau bisa, sekarang lihat di sekitar mu, cari benda seperti pecahan kaca atau apapun di sekitar mu tapi yang tajam" Junghwan sesekali meringis karena kepalanya berdenyut hebat tapi sebisa mungkin ia berusaha agar tetap sadar

Dan dewi Fortuna sepertinya memihak mereka, ada potongan kaca yang tergeletak tak jauh darinya, dengan menggunakan kaki, Junghwan meraih potongan kaca itu

"Dapat noona..."

"Bagus Junghwan, sekarang coba kau buka ikatan talinya menggunakan itu kalau tidak bisa berikan pada ku" leo mulai merasakan dadanya yang tiba tiba sesak tapi sebisa mungkin ia menahannya agar tidak kumat

Bersamaan dengan usaha Junghwan membuka ikatan di tangan mereka, pintu tiba tiba terbuka dengan keras

"Sudah bangun ternyata, bagaimana tidurnya, nyenyak?" kalau keadaannya tidak seperti ini sudah di pastikan mulut lelaki itu akan hancur oleh pukulan leo

lelaki itu meraih dagu leo dengan kasar kemudian beralih mencengkram pipinya dengan kuat "Kenapa dengan mata cantik mu itu, hm?"

"Jangan menyentuhnya sialan!" bentak Junghwan

"Bocah tengik ini, kau...pisahkan mereka, aku ingin berdua saja dengan si cantik ini dan jangan ada yang mengganggu"

"lepaskan aku bajingan! kalau kau berani menyentuhnya, aku tidak akan segan untuk membunuh mu"

Lelaki menganggukan kepala "ya, ya, tapi sebaiknya kau sadar diri sebelum bicara, bawa dia keluar.."

"arggghh!! lepaskan aku!!"

bugh.

"Junghwan!! jangan sakiti Junghwan!" teriak leo bersamaan dengan air mata yang turun membasahi pipinya

"syuttt,,jangan menangis cantik. anak buah ku tidak akan menyakitinya asal kau mau bermain dengan ku. bagaimana?" alih alih menjawab leo justru meludahi wajah lelaki itu

"Kau itu bukan level ku jadi jangan bermimpi."

plakk

"aigoo,,aigoo,,seharusnya kau itu menurut. jadi aku tidak akan memukul wajah cantik mu ini"

"Jangan menyentuh ku sialan!

ahk." nafas leo tercekat saat tangan lelaki itu mencekik lehernya

"aku heran, kebaikan apa yang di lakukan Justin hingga mendapatkan mutiara seperti mu, dengar. kau itu tidak pantas bersama dengannya, karena apa? karena dia itu payah. pecundang dan tidak punya otak, gadis seperti mu itu tidak seharusnya bersama dengannya, kau itu pantasnya bersama dengan ku" leo menghantam kepalanya ke wajah lelaki itu hingga membuat cekikan di lehernya terlepas

"Sadar diri bodoh. lelaki itu memang menyebalkan tapi dia jauh. lebih. baik. dari mu. kau itu bukan tandingannya dan yang payah itu diri mu, yang pecundang itu diri mu, kau membawa ku dan Junghwan ke tempat sialan ini untuk apa, kalau kau punya nyali by one dengan Justin, bukan menjadikan orang lain sebagai kelemahannya, jadi siapa disini yang tidak punya otak, jelas bukan Justin tapi diri mu

—kau itu bukan apa apa tanpa bantuan anak buah sialan mu itu."

plakk





My Lovely Bad Boy -END✔ || Jeongwoo TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang