•04

983 90 12
                                    



Happy Reading

.
.
.

"Park Jihoon! dasar kau penghianat, kenapa membunuh ku?!" Jihoon tertawa terbahak bahak yang alhasil membuatnya langsung mendapatkan pukulan di kepala

"Heh, KDP ini namanya!"

Hyunsuk mengernyitkan dahi

"Bahasa dari mana lagi itu?" Jihoon mendesah berat

"KDP. kekerasan dalam pertemanan" lagi lagi Jihoon mendapatkan pukulan dari Hyunsuk

"yak! aku benar benar akan mengadukan mu pada Ibu ku!" Hyunsuk mengangkat bahunya tak peduli ketika Jihoon pergi dari hadapannya

"Kenapa dia?" tanya Jeongwoo yang baru kembali dari dapur karena mengambil minum

"Tidak tau" Jeongwoo mengganggukan kepala tanpa ada keinginan lagi untuk bertanya, tidak penting menurutnya

Sedang asik melihat media sosial, ada notif yang menandakan pesan masuk, membuat Jeoongwoo berdecak kesal karena notif itu mengganggu kegiatannya, tak hanya satu tapi sampai lima kali, seingat Jeongwoo ia tidak punya hutang pada siapapun, yang ada orang orang yang berhutang padanya

Hyunsuk yang merasa terganggu dengan bunyi notifnya menatap Jeongwoo

"Jangan di diamkan, cepat lihat, siapa tau itu rentenir"

Kurang ajar memang mulut Hyunsuk, dia pikir Jeongwoo orang susah walaupun lebih kaya dirinya

Kedua mata Jeongwoo melotot saat membaca pesan yang di kirimkan oleh nomor yang tidak di kenal, di tambah lagi menampilkan foto seorang gadis yang bagi Jeongwoo tidak asing tapi ia lupa

"Bajingan, kali ini apa lagi" gumam Jeongwoo yang terdengar oleh Hyunsuk karena lelaki itu duduk tepat di sebelahnya

"ada apa?" Jeongwoo menunjukan pesan itu pada Hyunsuk

"Kau serius punya kekasih? sejak kapan?" Jeongwoo mendesah berat

"apa kau pernah melihat ku dekat dengan perempuan?" Hyunsuk menggeleng

"Itu kenapa aku sempat mengira kau suka sesama jenis" rasanya Jeongwoo ingin menendang Hyunsuk keluar dari rumah ini tapi ia sadar diri, ini bukan rumahnya.

"intinya aku tidak punya kekasih, aku bahkan tidak kenal siapa gadis ini"

"Jadi, kau tidak mau menolongnya?"

"For what?" Hyunsuk menendang kaki Jeongwoo, membuat si empunya meringis tertahan

"Kau lelaki bukan?"

"aishh,,apa hubungannya sialan.." Jeongwoo menjauh saat Hyunsuk hendak melayangkan pukulan padanya

"gadis itu tidak tau apa apa, intinya semua karena mu, jadi bertanggung jawab lah kalau kau memang lelaki"

"Memang apa yang ku lakukan?" Jeongwoo menghalangi wajahnya saat melihat Hyunsuk mengambil asbak

"ishh iya iya! aku akan menolongnya tapi hubungi yang lain untuk membantu ku, aku ingin pulang dengan keadaan masih bernafas" Hyunsuk mengambil ponselnya dan masuk ke grup yang berisikan teman temannya untuk memberitahu

"aku pergi"

"Hati hati!"

Jeongwoo melajukan motornya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yang tidak terlalu ramai akan kendaraan, ia beruntung tidak ada polisi, kalau ada akan rumit urusannya

"Dimana Jeongwoo?" tanya Jihoon yang baru kembali dari dapur, entah apa yang ia lakukan sampai selama itu

"Kau habis nonton film biru? lama sekali di dapur" Jihoon cuma bisa mengatakan sabar di dalam hati

"Kau tidak buka grup?"

"Memang ada apa di grup?"

"Dimana ponsel mu?"

"Tidak —aishhh iya nanti aku lihat!!" Jihoon berlari menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas saat Hyunsuk hendak melemparnya menggunakan asbak

Hyunsuk mendesah berat "Ya tuhan, berikan aku selalu kesabaran"

***

bugh.

bugh.

bugh.

Ke tujuh lelaki itu jatuh tersungkur akibat pukulan dan tendangan dari leo, leo..jangan di tanya bagaimana keadaannya karena sudah pasti menghawatirkan, sudut bibir sobek, pelipis berdarah dan tulang pipinya yang memar, leo benar benar niat menghadapi mereka semua seorang diri

Habis mau bagaimana lagi, mau minta tolong tapi siapa yang harus di mintai tolong, tidak ada manusia di gang ini selain mereka ber-delapan, apalagi sudah hampir jam 10, keadaannya sudah seperti berada di pemakaman

"Pengecut. beraninya ramai ramai, satu lawan satu kalau dari kalian punya nyali, tidak tau malu. aku seorang perempuan dimana otak kalian!"

"Jangan banyak bicara kau jalang —"

bugh.

Dengan nafas yang memburu serta tatapannya yang tajam, leo benar benar tidak menyukai lelaki ini, tidak punya sopan santun, berbicara seenak jidatnya, bajingan, brengsek, mesum, sialan, seperti semua dosa ada padanya

"aku masih berbaik hati tidak menghancurkan mulut sialan mu itu" leo meringis tertahan sambil memegang perutnya yang terasa sakit akibat tendangan salah satu dari mereka

sial, luka yang di pasar saja belum sembuh ini malah tambah! - batin leo

Melihat mereka yang sudah terkapar lemas di aspal, leo mengambil kesempatan itu untuk pergi tapi baru berbalik ada yang memukul kepala bagian belakangnya dengan kuat

leo jatuh seketika sambil memegang kepalanya yang berdenyut hebat, bersamaan dengan itu pandangannya mulai buram, sampai akhirnya leo tak bisa melihat apapun selain kegelapan

"Hei kau!!" teriak seseorang dari luar gang yang tidak lain adalah teman Jeongwoo, Jaehyuk namanya

yang di teriaki langsung berlari, meninggalkan teman temannya yang sekarat, rupanya pukulan leo tidak main main, beberapa dari mereka sampai di buat muntah darah

"astaga,,aku tidak tau kalau kalian ternyata banci. beraninya sama perempuan tapi lihat keadaan kalian sekarang, menyedihkan." ujar Jaehyuk

"Jeongwoo, cepat tolong dia. bawa ke rumah sakit, aku akan menghubungi Hyunsuk hyeong" Jeongwoo menganggukan kepala lalu menggendong leo ala bridal style

"Yoshi hyeong, pinjam mobil mu"

"Pakai saja" Yoshi tanpa ragu memberikan kunci mobilnya pada Jeongwoo

"Yedam hyeong, bantu aku membuka pintu mobilnya"

"Terima kasih hyeong"

Yedam menganggukan kepala "bawa gadis itu ke rumah sakit milik keluarga Choi, Hyunsuk hyeong yang akan mengurus semuanya"

Jeongwoo balas dengan menganggukan kepala lalu melajukan mobilnya meninggalkan tempat tersebut, tinggalkan Jeongwoo kita beralih ke Yoshi dan kawan kawan yang harus mengurus ke enam lelaki yang terkapar tak berdaya

"Kalian benar benar menyusahkan, bangun kau sialan!" bentak Yedam




My Lovely Bad Boy -END✔ || Jeongwoo TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang