𝐌𝐲 𝐃𝐚𝐲

23 3 0
                                    

#Semuanya hanya fiktif belaka, maaf jika ada kesamaan nama tokoh dll, semuanya dibuat dari imajinasi author sendiri. Enjoyy ♡.

"Baik anak-anak, apakah semua barang yang kalian bawa sudah semua?" tanya dosen ku sebelum  kami masuk kereta untuk menuju lokasi study tour. "Sudah  Sir" ujar kami serentak. "Good, enjoy your study tour students" balas Miss Caullen. Perlu sedikit yang kalian ketahui Miss Caullen adalah dosen di kelas kami, ia mengajar mapel B.Inggris dan ofc orang Amerika, bisa dibilang half-blood, ayah nya dari US dan Ibu nya dari Indonesia.

Akhirnya kami segera naik ke kereta dan menuju gerbong masing-masing yang telah disiapkan sesuai kelas masing-masing. Sesampainya di Hogwarts Castle, ya kalian pasti tau, tempat yang pernah dijadikan syuting Harry Potter ini adalah destinasi pertama kami.

Aku keluar dari kereta karna aku adalah siswa yang terakhir diabsen, tapi aku tidak sendiri, aku ditemani Shuu teman 1 kelas kami menuju rombongan. "Hai Shuu, bagaimana kabar mu? Bagaimana kabar keluarga mu juga?" tanya ku sambil bertegur sapa. Dia menatap ku dengan senyuman nya dan mengganguk, "Baik hehehe, and well my family it's fine too" jawabnya. Aku mebalasnya dengan anggukan paham.

"Ok students, well kita sudah sampai di destinasi pertama kita, Hogwarts Castle". Aku sangat terpana dan sangat kagum dengan keindahan Hogwarts, sangat sesuai dengan di film nya, bahagia rasanya aku bisa berada disini bersama ke 4 teman ku.

"Mungkin kita bisa memanggil 1 siswa yang sudah berpengalaman di bidang kebangsawanan... Miss Voullen, can you come here?" ucapan itu seketika membuyarkan kekaguman ku pada tempat ini. "Me?" tanya ku binggung. "Yes Miss Voullen". Segera aku maju dan menanyakan apa yang harus ku jelaskan, setelah diberikan penjelasan bahwa aku harus menjelaskan tata cara dan krama bangsawan, dengan tenang aku menjelas kannya.

"Basically what we have to pay attention to is the way we walk, the way we shake hands like royalty, the way we eat, the way we greet someone, the way we behave, and how we maintain attitude". "Namun kelihatan nya mudah, itu tidak semudah yang kita pikirkan, jika kita melakukan kesalahan sekecil apapun kita akan menjadi bahan pembicaraan para gadis bangsawan, begitulah para bangsawan bermain, kesalahan-menjadi gosip para bangsawan-dikucilkan-diolok-olok, dan akhirnya merusak nama baik diri sendiri dan keluarga. Keluarganya juga akan dipandang rendah, tidak rendah lagi tapi buruk, gosip yang tidak pernah terjadi akan muncul hanya untuk menjelekkan, ya sesulit itu dan seberbahaya itu dengan menjadi bangsawan", ujar ku sekalian berbagi pengalaman yang aku ketahui.

"Tapi karna ini termasuk tidak resmi jadi yang kita perhatikan hanya cara kita berjalan, cara kita menjaga attitude, cara kita berjabat tangan nanti dan cara kita bersikap, ya itu saja, mudah kok, nanti waktu berjabat tangan akan ku contoh kan, cara berjabat tangan antara pria dan wanita juga berbeda" jelasku panjang lebar. "Baik Miss Voullen, terimakasih penjelasannya" ucap Sir Leo. "Tentu Sir" ujar ku, setelah menerangkan aku kembali menyatu ke barisan sahabat-sahabatku.

Akhirnya kami memasuki bangunan tersebut, wajah ku yang tadi nya tersenyum berubah datar saat memasuki bangunan itu, aku  mulai memasang kewaspadaan ku dan siaga takut terjadi sesuatu, toh aku ini adalah seorang putri keluarga bangsawan yang mahir dalam bidang sihir. Perlu yang kalian ketahui, secara diam-diam keluarga ku  mempelajari sihir... Dan tentu nya aku menjadi seorang putri bangsawan yang mahir dalam sihir secara rahasia.

"Wah-wah... Lihatlah kita kedatangan banyak tamu" Ucapan itu seketika membuyarkan kewaspadaan ku, namun begitu aku tetap menjaga kewaspadaan ku dan menaruh atensi waspada dan kecurigakan kepada pria paruh baya ini.

"Larry.. Senang bertemu dengan mu hahaha" Sir Max segera memberikan balasan.

"Selamat datang... Aku dengar bahwa salah satu murid mu ada yang merupakan anak bangsawan, benarkah itu?," Ujarnya, aku yang merasa terpanggil segera maju dengan muka datar. "Yes, it's me, sorry?" sarkas ku.

"Wah, perkenalkan Miss?"

"Voullen, Y/n La Voullen"

"Ah, baiklah, salam kenal Miss Voullen, aku Professor Dum- sorry... I mean, aku Professor Larry, dan perempuan dikanan ku adalah Professor Minva".

Masa bodoh, aku semakin mencurigainya. "Ouh, senang bertemu dengan mu Professor...", Aku yakin bahwa dihadapan ku sekarang adalah Dumbledore dan Minerva, maksudku Professor Albus Dombledore dan Professor Minerva McGonagall.

Semua orang dibimbing masuk, tersisa aku terakhir, aku menyusul teman-temanku tanpa mengalihkan perhatian ku dari Professor Larry aka Dumbledore. Aku menyapanya kedua kali nya.

"Senang bertemu dengan mu... Professor Dumbledore" kali ini aku menyapa ia dengan nama aslinya.

Segera dia berbalik menghadap ku dan tersenyum tipis. "Mungkin... Aku tau kau memiliki sihir yang kuat Miss Voullen.. Tapi ingatlah sesuatu yang tidak nyata bisa menjadi nyata, dan sesuatu yang tidak diinginkan datang bisa datang kapan saja, jadi kuasai kekuatan mu Miss Voullen..." peringat nya dan kembali seperti normal seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Aku hanya melihat nya dan menyakinkan diri dan beralalu begitu saja sambil mengalihkan pandangan ku melihat kearah Professor Minva (Minerva) yang sedang menatap ku. Masabodoh, lupakan saja.

"Albus... Dia mengetahui nya?"

"Ya.. Dan aku yakin dia tidak akan membocorkan nya"

"Aku merasakan sesuatu Albus"

"Kita harus membimbingnya mengendalikan kekuatan nya walaupun dia bukan murid Hogwarts"

"Baiklah...".

Sesuai dugaan ku, kekuatan mereka bertabrakan dengan kekuatan ku, itulah sebab nya aku bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sebenarnya aku juga memikirkan apa maksud Professor Dumbledore, sebenarnya aku ini siapa? Sampai segitunya memperingatkan ku... Sudahlah...























*Hi Hi, hehehe... So... Gimana? Maaf ya kalo kurang bagus, msh mencoba... Well, makasih support nya untuk cerita kali ini.., jangan lupa vote juga yyaa.

See you in next part ^^ *

The Story : From Me To Moon & EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang