𝐃𝐢 𝐊𝐚𝐥𝐚 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 #1

5 2 0
                                    

#BACA ATTENTION TERLEBIH DAHULU

Cahaya pagi hari menerpa wajah milik gadis cantik yang tentu kita kenali. Wajah tidur nya sangat damai dan tenang, tidak ada sebuah beban di wajah itu. Sesaat kemudian, sinar sang mentari membuat gadis itu terbangun, di saat ia membuka mata terlihat hal-hal tersirat disitu.

"Hoam... pagi yang.. damai? Mungkin saja..", ujar perempuan itu. 

"Tumben tidak ada yang membangun kan ku? Kemana juga para maid?" lirih nya heran.

Segera ia menuju pintu dan keluar melihat kondisi di lorong itu. Sepi.. tidak ada orang sama sekali. "Kemana semuanya?" ujar nya berdialog sendiri. Ia akhirnya memutuskan untuk masuk kembali ke kamar nya dan menyiapkan baju yang akan ia pakai hari ini, lalu setelah itu bergegas mandi. Setelah selesai ia memutuskan untuk menuju ruang tahta karena entah mengapa perasaan nya tertuju ke ruang tahta. Dibukalah pintu tahta, dan saat melihat apa yang terjadi, terkejut lah ia. Death Eaters, tunggu.. Di gerombolan itu ada Draco? Wait, what?! Ini belum waktu nya, harus nya ini dimana pertandingan Twizard di laksanakan. Terkaget lah ia.

"BERGABUNGLAH DENGAN KAMI JIKA KAU TIDAK MAU MATI SEKARANG DUKE CLAUDE!!", suara itu.. Suara Lucius, ayah Draco.

"TIDAK! TIDAK AKAN PERNAH!" ujar ayah sambil memasang badan melindungi Ibu.

"Kurang ajar! Kau kira kau bisa seperti ini huh?!", bentak Lucius.

Di pintu, tentu ada seorang gadis yang menahan emosi, tetapi itu tidak tertahan lagi saat melihat sang Ayah dan Ibu nya hampir di serang. "STOP LUCIUS MALFOY! HOW YOU DARE COME TO MY CASTLE?!!", suara yang menggelegar itu membuat siapa saja yang mendengar nya merinding.

Y/n, ya.. Kemarahan nya tidak dapat di tahan lagi. Mata Y/n berubah, mata kanan nya menjadi ungu sedikit terang dan mata kiri nya menjadi gold kekuningan.

"YOUR MAJESTY, CONTROL YOUR EMOSION!" teriak sang Ibu dari belakang badan Duke.

Semua orang tau, bahwa dihadapan mereka bukan Y/n, melainkan Goddess of Moon. Tiba-tiba juga terjadi gerhana bulan, amukkan Y/n dan sang Dewi tidak tertahan lagi, segera dengan kekuatan yang hebat, Y/n menyingkirkan para Death Eaters.

Seorang pria remaja yang melihat itu hanya bisa terpaku melihat dasyat nya orang yang ingin ia gapai. "Y/n.." lirih remaja itu. Mau tidak mau, para pelahap maut segera meninggalkan Morag Castle. Y/n segera meredakan kondisi disekitar dan langsung menghampiri sang Ayah dan sang ibu.

"Ayah! Ibu! Apa kalian baik-baik saja?!" khawatir gadis itu.

"Y/n... Dia.. Kau dan dia?" tanya sang Ayah perlahan. Y/n disitu hanya tertegun, dia menyadari bahwa ia tidak sengaja melepas Dia-yang-disembunyikan.

"Aku.. Tidak tau apa-apa ayah, aku hanya marah tadi, memang nya kenapa?", ujar nya seakan-akan tidak menyadari kejadian barusan.

"Claude...", bisik Ibu untuk menghentikan topik ini.

"Ti-Tidak ada.. Ayo kita masuk, semua sudah selesai, Pengawal! bereskan kekacauan disini!" titah ayah.

"BAIK YANG MULIA!" serentak para pengawal.

Semua kembali normal, tetapi penjagaan di ketat kan untuk menjamin keselamatan keluarga Y/n, termasuk dirinya. "Ayah, Ibu, aku akan pergi ke rumah Alex, ada kerja kelompok disana" pamit Y/n.

"Kau yakin? Kau tidak mau di antar? Cukup sampai akhir jembatan" khawatir sang Ibu.

Y/n mempertimbangkan tindakan nya, ia tidak mau membuat sang Ibu khawatir.

"Baiklah.." putus Y/n.

Ia segera memasuki kereta kuda dan berangkat. Y/n juga sudah mengkabari teman nya untuk menjemput nya di ujung jembatan. Disaat dalam perjalanan, perasaan Y/n mulai tidak enak di saat ia melihat ke langit, seperti ada yang menunggu nya di jembatan. "Your turn..", batin Y/n. Awan mulai tambah mendung, Y/n sudah menjadi sang Dewi.. Tidak, Y/n lah sang Dewi itu, tetapi hanya sikap nya yang berubah. Ia bisa dibilang menjadi diri nya yang asli.

The Story : From Me To Moon & EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang