Jangan lupa vote dan komen💛
***
Seorang lelaki berlari mendekati sebuah pintu dengan wajah panik.
Brak!
"Markas di serang!" Teriaknya.
Mereka yang berada di dalam markas terkejut karena mendengar teriakan si lelaki dan juga karena informasi yang dibawakannya. Mereka langsung berdiri. Wajah mereka mengeras dan tegang secara bersamaan. Tangan mereka terkepal.
"Siapa?" Tanya lelaki tampan dengan suara rendah. Lelaki itu mencoba meredakan emosinya.
Tubuh lelaki yang tadi membawakan informasi itu bergetar. Dia menunduk dan menjawab dengan pelan. "Mereka"
"Sialan! Siapin diri kalian masing-masing. Ingat, jangan sampai lengah!" Ucap seorang lelaki berwajah sangar. Lelaki itu langsung berlari ke luar markas setelah mengingatkan pada teman-temannya untuk berhati-hati.
"Ayo cabut!" Mendengar perkataan dari seorang lelaki yang biasanya berwajah datar itu sontak membuat mereka langsung bergegas ke luar markas.
Di depan markas, mereka melihat ribuan lelaki berjaket hitam menyerang orang-orang mereka dengan brutal. Jumlahnya benar-benar banyak.
Akhirnya, tanpa persiapan apapun, mereka bergabung dengan yang lainnya untuk mencoba mengalahkan para manusia biadab ini. Walaupun mereka tau bahwa rasanya mustahil.
Mereka memang bukan orang-orang yang bisa di anggap remeh. Tetapi mereka juga sadar diri, jika lawan mereka sebanyak ini mereka akan kalah telak. Sial!
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Di sisi lain, seorang gadis yang sudah muak dengan tingkah laku musuhnya karena terus membuat ulah langsung saja berlari dan menghajar mereka dengan sama brutalnya.
"Licik lo bangsat, nyerang kita tapi keroyokan!"
Bugh!
Lelaki yang menjadi lawan si gadis meringis dan tertawa secara bersamaan."Kenapa? Lo takut?" Tanyanya sambil menatap remeh si gadis.
Gadis yang berlagak seperti penguasa padahal mereka hanyalah tikus kecil yang terdampar di kota besar.
Bugh!
"Gue gak pernah takut sama anjing kecil kaya lo!"
"Bangsat!"
Bugh!
Trak!
"Argh!" Lelaki itu berteriak kesakitan ketika tulang kakinya terasa patah.
Merasa tidak puas, gadis itu menendang aset berharga milik si pria dengan kencang. Jangan remehkan emosi wanita kawan. Asetmu saja menjadi korban.
"Akh, anjing lo!" Lelaki itu terjatuh ke tanah sambil memegangi aset berharganya.
Gadis itu tidak memperdulikan musuhnya lagi, ia sibuk berkelahi dengan musuhnya yang lain. Sangking banyaknya musuh, ia tidak perlu bingung mau melawan yang mana.
"Cupu lo semua anjing!" Teriakan yang terdengar dari arah tengah itu sontak membuat para musuhnya geram. Ribuan orang tersebut terus menerus menyerang ratusan orang yang menjadi lawannya supaya tumbang.
Di tengah-tengah peperangan, terlihat seorang pria berwajah sangar tengah melawan musuhnya. Wajah pria itu mengeras dan matanya menunjukan emosi yang sangat jarang terlihat. Kecuali di saat seperti ini.
Walaupun lelaki itu orangnya emosian, tetapi lelaki itu tidak pernah benar-benar sampai di puncak amarahnya. Tetapi kali ini, amarah itu benar-benar terpancing keluar. Ia sudah tidak punya rasa kemanusiaan lagi saat orang-orang biadab ini berani menyerang markasnya.
Bugh!
Lelaki itu meninju musuhnya tepat di dada yang membuat musuhnya sesak nafas."Itu buat lo si manusia bangsat!"
Bugh!
Kali ini di bagian perut. "Itu buat temen-temen lo karena udah berani nyerang markas gue!"
Bugh!
Dan terakhir di wajah musuhnya yang menyebabkan bibir robek serta hidung yang mengeluarkan darah. "Dan itu buat ketua lo yang cupu itu"
Lelaki yang terkapar di atas tanah itu ingin melawan karena tidak terima ketuanya dikatai lemah. Tetapi ia tidak punya cukup tenaga untuk melawan. Akhirnya, ia hanya pasrah menerima pukulan dari lelaki di atasnya.
Lelaki itu seperti orang kerasukan. Ia cukup serakah untuk menghabisi musuhnya di mana-mana.
Disisi lain, ada seseorang yang sedang kesakitan sambil memegangi perutnya karena baru saja terkena pukulan. Ia takut terjadi sesuatu pada perutnya.
"Lemah!" Kata seorang pria yang melihat orang itu berjalan sempoyongan sambil memegang perut.
Orang itu menggeram marah. Ia tidak terima dikatai lemah. Tidak tau saja bahwa ia adalah pemegang sabuk hitam.
"Apa lo bilang?!" Matanya menatap tajam seorang pria yang berbadan gendut.
"Lo lemah!"
Bugh!
"Anjing!" Lelaki itu tersungkur ketika orang itu menendang wajahnya. Wajah yang katanya tampan.
"Mampus!"
Pria itu mencoba bangun. "Lo itu harusnya jangan so-soan masuk geng motor! Ngerasa so kuat lo? Lagian geng motor lo itu geng motor cupu! Anggotanya aja cuma sedikit" Lelaki itu berujar so bijak. Tatapannya terlihat merendahkan orang itu.
"Bacot lo gendut!"
Bugh!
Bugh!
"Ugh!" Lelaki itu berteriak kesakitan saat orang itu menginjak perutnya untuk melampiaskan amarah.
Orang itu berlari menjauhi kerumunan. Ia berniat menepi untuk mengatur napasnya serta memastika perutnya tidak kenapa-napa.
Tetapi saat berlari, ia tidak memperhatikan sekitar karena pikirannya hanya tertuju satu hal. Menjauh!
Tiba-tiba ada seseorang yang mendekatinya lalu menusuknya. Pelakunya adalah lelaki yang memakai masker dan memakai topi hitam. Pakaiannya serba hitam. Tapi dia mengetahui siapa pria itu.
Jleb
"AKHH!!"
Orang itu mengerang kesakitan ketika merasakan sesuatu menembus kulit serta dagingnya.
Ia terduduk di atas tanah sambil memegangi pisau yang masih tertancap di bahu sebelah kirinya. Darah sudah mengalir dengan deras.
Mereka semua sontak mengalihkan pandangan mereka ke arah suara yang terdengar sangat nyaring. Semuanya, termasuk para lelaki berjaket hitam membulatkan matanya melihat kejadian mengerikan di depan sana.
Mereka melihat orang tadi terjatuh sambil memegangi perutnya yang kemungkinan terasa sakit karena guncangan keras dan bahu yang mengeluarkan banyak darah. Sedangkan lelaki yang ada di depannya mematung tidak percaya karena telah melukai seseorang yang, berharga?
Ketika menyadari sesuatu, ribuan lelaki berjaket hitam itu sontak berlari tergesa ke arah motor mereka masing-masing untuk kabur dari area tersebut.
Mereka tidak ingin disangka sebagai pelaku. Mereka tidak salah, yang salah adalah lelaki yang saat ini masih memandang orang di depannya dengan tatapan kosong.
Tangannya bergetar. Ia tidak bermaksud, sungguh. Ia, hanya berniat menakut-nakuti orang itu saja. Ia hanya mencoba, menarik perhatian orang itu.
Tapi sekarang, Ia telah melukainya.
Lelaki itu berlari menjauhi area dengan air mata yang mengalir di pipinya ketika mendengar teriakan dari orang yang dikenalnya. Orang yang katanya berharga bagi seseorang yang sudah terkapar kesakitan.
"TA!!"
***
18 Desember 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA
Teen FictionAlbara Bagaskara, ketua geng motor Tygrs pertama yang tampak seperti dewa dalam mitologi Yunani. Wajah tampan, hidung mancung, rahang tegas, bibir tipis dan tatapan mata setajam elang itu mampu membuat para gadis jatuh hati. Tapi di balik ketampana...