Part 1. Kantin

166 14 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen 💛

"Katanya, bahagia itu sederhana. Tapi, kalo bahagiaku soal money dan money nya gak dateng-dateng gimana?"

***

Segerombolan lelaki sedang istirahat di kantin. Mereka habis melakukan latihan basket di sebuah lapangan yang terik. Terlihat dari keringat yang mengucur di dahi mereka.

Kira-kira ada sepuluh orang lelaki yang rata-rata memiliki wajah tampan. Sepuluh orang itu terdiri dari kelas sepuluh, sebelas dan dua belas.

"Gerah banget anjing!" Teriak seorang lelaki tampan sambil mengipasi wajahnya menggunakan robekan kardus yang di ambil dari salah satu kedai di kantin ini.

Lelaki itu bernama Gamael Samudra Abraham. Sebut saja Gembel. Lelaki tampan yang memiliki cukup banyak fans di sekolahnya. Memiliki senyum yang dapat meluluhkan hati siapa saja. Minusnya hanya satu, sifat slengeanya yang terkadang membuat orang lain jengkel.

"Sama jir! Padahal dari tadi anginnya slewer-slewer "

"Pesen es napa woy!" Terdengar suara parau dari seorang lelaki yang sedang telungkup di bangku kantin. Aksa Dylan Abimanyu namanya. Lelaki manis yang memiliki lesung Pipit di pipi kanannya.

Orang-orang memanggilnya Inyong. Alasannya? Karena dia selalu memonyongkan bibirnya.

"Teriak aja coba, pasti teh Ayu denger"

Inyong menurut. Tanpa bangun dari rebahannya, dia berteriak kencang. "Teh Ayu, mau es yang seger ya! Sepuluh aja!"

Terdengar sahutan yang lembut dari salah satu kedai yang letaknya tak jauh dari meja yang saat ini mereka tempati.

"Sekolah lagi adem banget keknya ya. Gak ada gosip yang bikin geger" celetuk lelaki tampan berambut ikal bernama Digta Prayoga. Lelaki slengean yang satu spesies dengan Gembel, Inyong, Ael dan Arkan.

Minusnya, selain slengean dia juga playboy cap badak. Mantannya saja sudah bejibun di mana mana.

Arkana Saputra. Lelaki tampan tapi slengean juga. Tidak beda jauh lah dengan keempat trio itu. Kelebihannya, selain tampan dia juga jago bermain gitar. Itu yang paling mencolok di dirinya.

Kadang, para ciwi-ciwi melupakan tingkah laku syaitonnya ketika lelaki itu sudah mulai memetikan senar gitar.

"Ada gosip, cuma belum kesebar aja" jawab Gembel mengipasi wajahnya.

Digta mengangkat sebelah alisnya penasaran. "Naon?"

"Soal si Linda"

Arkan mengerutkan keningnya heran. "Linda saha anying?!"

"Linda anak kelas dua belas bego!" Aarav Atharazka. Lelaki tampan anak kelas dua belas itu melemparkan kertas bekas gorengan ke arah Arkan.

"Ohh, yang cantik itu ya?"

"Cantik mata lo ketarak! Kek tante-tante gitu jir!"

"Geulis kata gue mah"

Aaron Bagaskara, lelaki tampan pemilik tatapan mata tajam itu tersenyum meremehkan. "Selera lo rendah"

Arkan mengumpat mendengar ucapan menusuk Aaron.

"Lanjut Bel" ujar Manuel Aldebaran Grisham, panggilannya Ael. Lelaki tampan yang memiliki gigi gingsul. Anak kelas sepuluh.

"Lanjut apaan?" Tanya Gembel heran.

"Itu, tentang si Linda"

“Ohh, iya"

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang