Hai apa kabar?
Maaf banget beberapa waktu belakangan ini aku ga update, aku lagi sibuk-sibuknya di sekolah hehe...Jangan lupa vote dan komen 💛
🐯
Suara pintu tertutup terdengar di sebuah kamar berwarna abu-abu yang ditempati oleh seorang lelaki yang menjabat sebagai ketua geng motor di Bandung.
Albara Bagaskara, lelaki yang saat ini hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian bawahnya itu berjalan ke arah nakas. Mengambil benda berbentuk segi empat, Bara duduk di kasur miliknya dengan sebelah tangan mengeringkan rambutnya menggunakan handuk dan sebelah tangannya lagi dengan lincah berselancar di benda persegi miliknya.
Ting!
Balasan dari Agatha membuat Bara tersenyum lebar. Bara kemudian mengetikkan balasan lagi pada Agatha.
Albara
Udah pulang?Atha 💞
UdahAlbara
Gimana?Atha 💞
Ga ada hasilBara menghela nafas saat melihat jawaban Agatha. Ini perihal Caca yang saat siang tadi menangis sendirian di taman belakang sekolah. Entah kenapa, Bara juga tidak tau. Tapi yang pasti, dia khawatir pada Caca. Caca sudah Bara anggap sebagai adiknya sendiri.
Bara hanya takut Caca ada yang membully. Walaupun kedengaran mustahil mengingat kelakuan Caca yang bar-bar dan tidak segan-segan membalas orang yang mengusiknya.
Tapi sebagai lelaki yang sudah menganggap gadis itu adiknya tentu saja Bara merasa pemikirannya tidak ada yang salah. Bara menoleh saat mendengar ketukan pada pintu kamarnya.
"Al, makan malam dulu"
"Iya Bun" jawab Bara membalas panggilan bundanya. Lelaki itu mengetikkan pesan pada Agatha supaya gadis itu tidak mencarinya walaupun rasanya tidak mungkin.
Albara
Gue makan duluBara menghela nafas saat Agatha hanya membaca pesannya tanpa dibalas. Lelaki itu kemudian menaruh ponselnya di atas nakas dan berlalu ke walk in closet untuk memakai pakaiannya.
Setelah selesai, Bara turun ke bawah untuk makan malam bersama keluarganya. Makan malam yang memang wajib dilakukan setidaknya seminggu sekali. Permintaan bundanya yang tidak akan bisa di tolak oleh anggota keluarga lainnya.
Bara tiba di ruang makan yang ternyata anggotanya sudah lengkap. Senja, bunda Bara, menarik kursi supaya anaknya duduk dan mulai menyiapkan makanan. Tindakan yang Senja lakukan langsung mendapat tatapan tak suka dari Elang, ayah Bara.
"Ngapain sih Bun?" Tanya Elang.
Senja menoleh pada Elang. "Kenapa?"
"Dia punya tangan sendiri"
"Yang bilang aku gak punya tangan siapa?" Tanya Bara pada Elang yang menatapnya sebal.
"Hush" Senja menepuk pundak Bara supaya tidak meladeni Elang yang selalu cemburu setiap kali dia berdekatan dengan Bara.
Elang menatap tajam Bara yang di balas dengan tatapan santai. Sudah tau kan sifat Bara menurun dari siapa.
Elang berdecih melihat tingkah laku Bara yang sayangnya mirip dengannya itu. "Cari pacar sana, supaya gak deket-deket istri papa terus"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA
Fiksi RemajaAlbara Bagaskara, ketua geng motor Tygrs pertama yang tampak seperti dewa dalam mitologi Yunani. Wajah tampan, hidung mancung, rahang tegas, bibir tipis dan tatapan mata setajam elang itu mampu membuat para gadis jatuh hati. Tapi di balik ketampana...