Jangan lupa vote dan komen 💛
***
Bara berjalan santai memasuki kantin setelah bolos dari pelajaran sejarah yang membuatnya ngantuk.
Dari pada tidur di kelas mending dia jajan di kantin kan?
Bara melihat keberadaan teman-temannya di bangku tempat biasa mereka nongki, di depan kedai teh Ayu.
Ada juga beberapa orang yang mungkin sama sepertinya, bolos pelajaran dengan dalih ingin ke kamar mandi tapi malah melenceng ke kantin.
Bara menghampiri meja dimana teman-temannya berada. Mereka mempunyai meja khusus yang tidak boleh di tempati oleh yang lain. Awalnya sih bukan meja khusus, tapi karena keseringan duduk di situ dan yang lainnya pun tidak ada yang berani mendekat membuat mereka jadi mengklaim meja itu milik mereka.
"Geser geser" Bara menyingkirkan kaki Inyong yang kebiasaannya selalu rebahan di bangku kantin saat kepanasan.
Inyong menoleh. "Jangan di sini Bar ah, haredang banget gue"
"Gak, gue maunya di sini" keras kepala Bara.
"Gak mauu!" Inyong menggeleng-gelengkan kepalanya menolak kehadiran Bara untuk duduk di sisinya.
Bara berdecak. Tingkah si Inyong makin kesini makin gak bener.
"Minggir, setan!" Tanpa perasaan, Bara mendorong tubuh Inyong sampai lelaki itu jatuh dengan posisi rebahan di lantai kantin.
"HAHAHA" Gembel memukul-mukul meja melihat Inyong yang pasrah rebahan di lantai kantin. Sedangkan si dua kutub malah memandang datar Inyong yang malah keenakan rebahan.
"Adem anjir, enak"
Bara mendengus melihat tingkah Inyong yang seperti orang tidak waras. "Pesen minum sana Bel"
Tawa Gembel terhenti dan menatap Bara. "Gak ah, gue baru aja olahraga. Capek" tolaknya.
"Ke teh Ayu" bujuk Bara. Biasanya si Gembel kalo denger nama teh Ayu langsung berbinar-binar.
"Ngga!"
Bara mendesis. Dengan terpaksa dia bangkit untuk membeli minum.
"Gue satu" ujar Ares diikuti Arza, Gembel dan Inyong.
"Pesen sendiri sana!" Bara menatap kesal ke arah mereka.
"Sekalian Bar"
Bara berdecih. "Yaudah apaan?!"
"Gue Vodka" Gembel cengengesan.
"Enyah aja lo!"
Inyong terkekeh dan bangkit duduk di bangku kembali. "Sensi banget lo hari ini, lagi PMS ya" matanya mengedip ke arah Bara.
Bara menoyor kepala Inyong agar lelaki itu bisa sedikit waras. "Buruan!"
"Gue mangga" ujar Arza datar. Ares mengangguk dan mengangkat tangan.
Tanpa bicara pun Bara sudah mengerti jika pesanan Ares sama dengan Arza. Kedua kutub itu seperti adik kaka yang kembar karena keinginan mereka selalu sama.
"Lo?" Tanya Bara pada Inyong dan Gembel yang malah asik berbisik-bisik menunjuk seorang gadis culun yang terlihat kebingungan.
Brak!
Gembel dan Inyong tersentak saat Bara menggebrak meja sampai beberapa orang di kantin menatap mereka.
"Buruan, mau gak?!" Tanyanya dengan galak.
"Iya anjir santai" Gembel diam sebentar memikirkan minuman yang terasa segar di tenggorokan. "Gue mau jus alpukat" jawab Gembel diangguki Inyong. Ini juga satu, seperti bocah kembar yang apa-apa kudu sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA
Fiksi RemajaAlbara Bagaskara, ketua geng motor Tygrs pertama yang tampak seperti dewa dalam mitologi Yunani. Wajah tampan, hidung mancung, rahang tegas, bibir tipis dan tatapan mata setajam elang itu mampu membuat para gadis jatuh hati. Tapi di balik ketampana...