04. Lagi, untuk ketiga kalinya

89 13 0
                                    

BAB 4 | LAGI, UNTUK KETIGA KALINYA

"They won't believe it until they experience it for themselves." Julian Alfarez

🌷

"Makasih pak" ujarku sambil mengembalikan payung yang tadi ku pakai ke pak Andi.

Aku langsung naik ke kelasnya

"Tumben telat" Aqila menyapa duluan.

"Mager bestiee" keluhku lalu masuk ke kelas.

Aku langsung duduk di tempatku dan membenamkan kepalaku di lipatan tanganku yang ku tumpu di meja.

"HALOWWW BESTIEEEE!!"

Haduhhhh...

Pagi ini hujan, moodku sedang 30% dan sekarang aku harus mendengar teriakan tidak jelas yang sudah bisa di tebak siapa pelakunya.

Naya,

Yoshira Shanaya Zaira.

Salah satu sahabatki yang katanya introvert tapi kelakuannya melebihi orang extrovert.

Aku menghela nafas berat sambil sedikit mengomel.

"Nay, masih pagi loh, gue lagi gak mood bercanda" protesku.

"Kenapa sihh bestiee, masih pagi udah nggak mood aja? belum di semangatin ayang? kaciannn" ucap Naya sembari sesekali mencolek lenganku.

Aku hanya memasang wajah malas sebagai respon untuk Naya dan kembali ke posisiku tadi hingga tak terasa bel masuk akhirnya berbunyi.

"Sepi banget" gumamku melihat sekeliling kelas.

"Wid, katanya Bu Dena gak masuk" teriak Dava, wakil ketua kelas, saudara kembar David.

"Kenapa?" tanyaku.

Dava mengangkat bahunya.

"Ck, kasih info tuh jangan setengah-setengah dong" omelku sambil keluar kelas, mencari tahu alasan guruku tidak masuk.

Saat ingin keluar, aku hampir saja bertabrakan dengan David.

"Sorry sorry lo nggak keliatan soalnya" kata David santai lalu masuk, melewatiki yang masih berdiri di depan pintu.

"Apa? gue gak keliatan?!" teriakku kesal.

Seisi kelas hanya tertawa melihatku.

"Ternyata bu ketua kita bisa marah juga ya"

Itu Shaka yang bilang.

Shaka memang suka sekali menggangguku, entah itu membahas tinggi badan atau membahas hal yang membuatku kesal.

Memangnya kenapa dengan tinggi badanku?

Sebenarnya tidak ada yang aneh, aku masih 18 tahun dan tinggi badanku 149,5 yaa mari kita bulatkan menjadi 150.

Itu wajar menurutku. Aku ini perempuan, jadi menurutku ya wajar wajar saja tinggiku seperti itu, mereka saja yang terlalu tinggi.

Aku memasang wajah kesal dan kembali ke bangku ku, tak melanjutkan niatku untuk mencari tahu alasan guruku tidak masuk.

Tunggu.

Ini salah satu bentuk bully kan?

Apa boleh aku melapor?

Kata orang-orang boleh, tapi setelah ku pikir lagi itu tidak perlu, aku hanya menanggapi itu sebagai candaan dan itu juga sudah menjadi ciri khasku.

Oke, mari kembali ke topik.

Aku kembali duduk di sebelah Senja yang sedang sibuk dengan ponselnya dan sesekali tertawa.

"Kenapa? abis di katain Shaka lagi?" tanya Senja yang sudah hafal betul dengan ekspresiku ini.

Aku mengangguk.

"Udahlah, masa gitu aja gak mood? coba liat ini deh" kata Senja sambil menyodorkan ponselnya dan memutar sebuah video.

Aku yang tadinya cemberut akhirnya tertawa melihat video itu.

Kalian tahu video apa?

Sudahlah, cukup aku dan Senja saja yang tahu😝

•••

"Wid, sabtu depan Lo free kan?"

"Iya, kenapa?" tanyaku juga.

"Mau nonton gak? katanya ada film baru"

"Jam?"

"Sore, jam 3"

"Boleh, cuma kita?" tanyaku lagi.

"Nggak, sama Athmar juga"

Athmar?

Siapa Athmar?

Teman kelasku, crush Senja.

Athmar Alzean Ananta,

bisa dikatakan kalau dia salah satu siswa nakal di kelas, entah apa yang ada di pikiran Senja sampai menyukai orang seperti Athmar.

Tapi kalau kata Senja, "Athmar emang nakal, gak ada yang spesial dari dia tapi gue suka, apalagi rahang nya"

Haahh Senja memang sedikit miring kalau sudah membahas tentang Athmar.

Tapi tunggu, Senja mengajakku nonton? bersama Athmar?

Apa mereka sudah jadian?

Ah, tidak mungkin.

"Hah? bareng Athmar?" balasku sedikit kaget.

"Heyy heyy, calm down ini cuma kebetulan" jelas Senja. "Gue emang ada niat ngajak lo nonton kemarin, trus Athmar juga mau nonton jadi ya kenapa gak sekalian?" lanjut Senja.

"Wait waitt, bisa tolong cerita dari awal?" ujarku makin penasaran.

"Jadi gini, kemarin Athmar lagi di kantin bareng temen-temennya trus kebetulan gue juga di sana, biasa beli susu hehe Athmar sama temen-temennya bahas soal film gitu kan, gue sedikit tertarik sama pembahasan mereka jadinya ikut nimbrung dan tanya juga film yang bagus dan jadilahh Athmar ngajak gue buat sekalian ikut" jelas Senja.

"Tumben" balasku tak percaya.

"Ayolah, ini gak ada hubungannya sama jadian jadian, murni kebetulan. Mau ya?" bujuknya.

"Iya mau, tadi kan gue juga nggak nolak"

"Okkkee sabtu jam 3, gue balik yaa" lanjut Senja lalu berlari ke gerbang.

•••

"Hari ini ada yang tidak hadir?"

"David, Pak."

"Ada pemberitahuan orang tua atau wali?"

"Ada Pak, David sakit."

"Baik terimakasih."

•••

"Ketua kelas dan Sekretaris setelah jam saya selesai temui saya di ruangan saya."

"Baik, Pak."

•••

"Bisa gila gue lama-lama"

•••

thanks for reading ✨

𝐐𝐮𝐢 𝐞𝐬-𝐭𝐮? [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang