7. Destiny

1.4K 340 36
                                    

Deg...deg...deg...

Irene melebarkan matanya saat posisi wajahnya dengan wajah Seulgi begitu dekat ia bahkan dapat merasakan jantungnya berpacu melebihi kecepatannya.

Sesuatu yang asing seakan tiba-tiba menghampirinya seakan tersihir oleh monolid indah milik Seulgi, ia terus menatap lekuk wajah Seulgi dengan wajahnya memanas dan memerah.


"Wajahnya sangat indah~"batin Irene tanpa sadar mengagumi wajah Seulgi.

"Bagaimana bisa jantungku berdetak kencang saat berada dekat seperti ini dengannya?"

Sedangkan Seulgi yang merasa berat dengan tubuh Irene sedikit merasa gelisah karena tak hanya berat namun lutut Irene menyentuh sesuatu dibawah sana.

"Ini berbahaya!"batin Seulgi

Brughh!

Dengan cepat Seulgi mengguling tubuh Irene hingga akhirnya mereka bertukar posisi yang kini Irene berada dibawahnya dengan mata Irene yang kian melebar dengan posisi mereka saat ini.

"S-seulgi ssi~"gugup Irene saat Seulgi menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan hingga akhirnya ia merasakan telapak tangan Seulgi menempel dikeningnya

"Irene ssi apa kau demam? Kenapa wajahmu memerah dan terasa panas?"tanya Seulgi tiba-tiba dengan wajah polosnya

"N-ne a-anniya"geleng Irene tak kalah polos bahkan tanpa disadari ia kini terbuai dengan posisi mereka saat ini.

"Huh jinjja? Kau seperti orang yang sedang demam, apa aku salah?"kata Seulgi sekarang menempelkan telapak tangan dikeningnya sendiri membandingkan suhu tubuhnya dengan Irene dan semakin membuatnya merasa aneh.

"Humm berbeda, kurasa kau demam Irene ssi"kata Seulgi polos kembali merasakan kening Irene.

Entahlah mereka terlihat seperti dua orang idiot.

"S-seulgi ssi k-kau---"


"Mom, apa yang sedang kalian lakukan? Apa kalian sedang berciuman?"tanya Juyeon yang menatap tak percaya apa yang telah dilihatnya membuat Irene tersadar dan ingin bangun dengan cepat namun sayangnya pergerakannya justru membuat kepalanya membentur hidung mancung Seulgi dengan keras.

Dughh!

"Akhhh!!! Appooo!!!"teriak Seulgi histeris berguling kesamping memegang hidungnya yang kini mengeluarkan darah.

"Seulgi ssi!"

"Hyung!"

Teriak Juyeon dan Irene panik bersamaan. Irene segera bangun meski kakinya sedikit meringis hanya untuk melihat kondisi Seulgi.

"Akhh sepertinya hidungku patah!"teriak Seulgi kesakitan.

"Hyung darah! Omo!"panik Juyeon bergegas mengambil tisu namun sebelum itu ia tetap mencari pertolongan, ia berniat untuk menghubungi pihak rumah sakit.

"Seulgi ssi gwencana?! Maafkan aku, maafkan aku!"panik Irene menangkup wajah Seulgi tanpa sadar dan benar saja banyak darah mengalir dari hidung Seulgi. Benturan itu sangat kuat.

"Aku tidak baik-baik saja! Hidungku patah!"teriak Seulgi dengan matanya yang mulai mengeluarkan air mata karena rasa sakit yang teramat sakit.

"Yeon ah sini tisunya, palli!"kata Irene cepat merebut tisu dari tangan putranya untuk menahan darah yang keluar dari hidung Seulgi.

"Hyung tutup mata! Darahnya banyak!"pekik Juyeon histeris karena ia tau kalau Seulgi takut darah.

Ruang keluarga itu kini dipenuhi oleh teriakan panik dari Seulgi yang kesakitan, Irene yang panik membantu Seulgi menghentikan darah dari hidungnya dan juga Juyeon yang panik melihat hyung kesayangannya kesakitan.

Cupid's Arrow Melted My Heart || SEULRENE || Slow UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang