Happy Reading
Jam sudah menunjukkan pukul 13:20 yang artinya makan siang sudah terlewatkan satu jam yang lalu.
Semua terlalu fokus kepada El yang menangis kejer sampai lupa waktunya makan siang.
"Baby ganti baju dulu sayang" Fira berujar lembut kepada El yang masih senantiasa duduk di pangkuan Bara sambil memainkan telinga dan hidung Bara.
"Gamau, mau sama Papa aja"
Fira menghela nafasnya, ia menatap ke suaminya dan hanya mendapatkan senyuman tipis.
Tanpa bicara Bara segera menggendong El menuju ke kamar yang berada di pojok ruangan di ikuti oleh Fira di belakangnya sambil membawa satu tas yang berisi peralatan milik El.
Mendudukkan El di atas ranjang, lalu membuka satu persatu baju El dan hanya menyisakan celana dalamnya.
El malu? Jelas tidak, ia sudah terbiasa di perlakuan seperti itu oleh Papa nya dan untuk Fira, iapun sama sekali tidak merasa risih melihat El yang hanya menggunakan celana dalamnya saja.
Yang ada ia merasa gemas dengan tingkah El yang seperti anak TK.
Fira mengelap tubuh El dengan tissue basah lalu mengoleskan minyak kayu putih dan juga bedak di seluruh badannya
Sudah kebiasaan El jika habis menangis pasti bajunya basah akibat keringat, jika tidak buru-buru di ganti pasti akan timbul ruam merah di sekujur tubuh El dan ujung-ujungnya pasti akan demam.
Setelah selesai menggantikan baju El, Kini mereka bertiga kembali ke ruang tamu dengan El di dalam gendongan Bara.
"Bunda, Adek mau mam" Katanya dengan puppy eyes yang mana membuatnya berkali-kali lipat lebih imut.
"Bunda siapin dulu ya, baby tunggu sama Papa sama Abang juga" Katanya.
Bara mendudukkan badannya di samping Ernest yang tengah bermain handphone.
"Abang"
"Abang ko bisa ada di kantor, Papa?" Tanya El yang memang sudah penasaran sejak tadi.
"Abang lagi ada meeting sama Papa, kenapa adek ke kantor Papa terus nangis hm?"
"Membuat kesalahan?" Tanya Ernest.
"Salah Papa, kenapa adek ga di izinin sekolah" memajukan bibirnya satu centi tanda ia masih kesal akan kejadian tadi pagi.
"Kamu masih sakit sayang" Bara menjawir hidung mancung El, gemas dengan anaknya yang sudah SMA tetapi masih berkelakuan seperti anak TK.
"Nakal" Cibir Ernest.
"Engga, Adek ga nakal Papa tuh yang nakal"
"Dih nyalahin Papa, Adek tuh yang nakal"
"Engga ih, Adek ga nakal"
"Bunda liat Abang tuhh" Adunya kepada sang bunda yang tengah mengambilkan makanan.
"Huu aduan, dasar bocah"
"Bodoamat, gamau temenan sama Abang"
"Kita berdua end" Katanya sambil memperaktekan hati pecah
"Oke fine"
Entah kenapa sifat Ernest berubah, contohnya aja sekarang, ia malah asik meledek El dan tidak seperti biasanya, Ernest juga banyak bicara.
Begitupula dengan apa yang di rasakan oleh Bara, ia merasa jika Ernest sudah lebih mengekpresikan jati dirinya di hadapan Ia dan juga sang istri.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARACK
AcakALANGKAH BAIKNYA SEBELUM BACA FOLLOW AKUN INI TERLEBIH DAHULU DAN JANGAN LUPA VOTE Cover by pinterest