05

2.5K 201 10
                                    

"Baiklah siapa yang kita dapat disini, seorang Harry Potter"ucap sang topi yang membuat ekspresi Hadrian menjadi datar dan mengeluarkan aura tak mengenakkan.

"Lalu?apa urusannya dengan mu?cepat tempatkan aku di Slytherin"ucap Hadrian dengan nada tak enak dipikirannya.

"Well ternyata kau sudah tahu akan hal itu ya"balas sang topi.

"Kau bisa bahasa manusia kan?apa kau tak mendengar ucapan ku tadi?"desak Hadrian agar dengan cepat menyortir nya ke Slytherin.

"Baiklah"jawab sang topi.

"Tapi apa kau tak mau berada di Gryffindor?"saran sang topi.

"Ku bilang Slytherin"jawab Hadrian kesal.

"Yeah Slytherin memang cocok dengan kepribadian mu, SLYTHERIN"ucap sang topi.

"Lama sekali"cibir Hadrian pada sang topi saat ia melepaskan topi itu dari kepalanya.

Setelah melepaskan topi itu ia segera berjalan pergi menuju bangku asrama Slytherin dan mencari dimana Draco duduk, tapi saat ia sudah mengetahui dimana Draco duduk ia melihat bila gerombolan anak anak yang tahunnya diatas mereka mulai mengganggu Draco lagi.

Hadrian mempercepat langkahnya dan menarik Draco pergi untuk mencari tempat duduk yang lain membuat Adrian dan teman temannya memandang mereka berdua tajam.

"Thanks Had"ucap Draco lega tetapi tak mendapat balasan dari Hadrian yang membuat Draco bingung.Mereka tiba di sebuah bangku kosong yang sudah diisi oleh Theo.

"Duduk"perintah Hadrian dan Draco melakukan apa yang disuruh Hadrian dan kini ia duduk diantara Theo dan Hadrian.

Beberapa menit kemudian Pansy datang dan sekitar setengah jam kemudian Blaise ikut bergabung dan setelahnya mereka makan bersama dengan diam.





Draco kini tengah berbaring di kasur asrama nya setelah melewati pengenalan kepala asrama dan pembagian kamar asrama.

"Lelah sekali"gumam Draco, beberapa menit kemudian ia mendengar ketukan di pintu asramanya.

'Siapa yang mengetuk pintu di jam segini?dasar tak punya sopan santun' batin Draco dan kemudian berjalan untuk membuka pintunya.

"Sia-"ucapan Draco terpotong kala ia membuka pintu dan belum sempat melihat siapa yang mengetuk pintu, orang itu segera mendorongnya masuk hingga Draco terantup dada orang itu dan menutup pintu.

"Aduh"ringis Draco, ternyata orang yang mengetuk pintu itu adalah Adrian.

"Apa yang kau lakukan mengetuk pintu kamar asrama seseorang di tengah malam seperti ini, kau seperti orang yang hendak memperkosa saja"sarkas Draco dengan wajah sinis, tetapi sesaat kemudian ia menyesal mengatakan kalimat terakhirnya itu kala melihat wajah Adrian yang tersenyum seperti mendapat ide kotor.

"Kau mau aku memperkosa mu disini?sekarang?"balas Adrian dengan senyum kotornya, belum sempat Draco membalas, Adrian langsung saja mengangkat tubuhnya keatas ranjang dan menindihnya.

"Hei sialan, menyingkir dari tubuhku, kau terlihat seperti orang pedofil dengan senyuman di wajah mu itu"kesal Draco dan berusaha menyingkirkan Adrian dari atas tubuhnya namaun sia sia.

Adrian tertawa dan menyingkir dari atas tubuh Draco, namun dia berbaring di samping Draco dan memeluk erat Draco sambil menduselkan wajahnya di ceruk leher Draco.

Mendapat perlakuan seperti itu dari Adrian, Draco merasa geli karena ia sangat sensitif di area leher dan telinga.

"Diam lah, aku hanya ingin tidur disini karena aku tak bisa tidur"ucap Adrian dengan suara beratnya yang membuat Draco merinding dan terdiam.

'Ah sudah lah daripada terjadi sesuatu lebih baik seperti ini' batin Draco pasrah.

Brother KompleksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang