03

3.2K 263 18
                                    

Di sebuah stasiun kereta di peron 9¾ yang sangat ramai karena kini adalah saatnya untuk pergi kesekolah dan disinilah Hadrian dan Draco yang sedang diantar oleh kedua orang tuanya.

"Hati hati disana, jangan sampai kalian terperdaya oleh kakek tua itu"kata Lucius mengingatkan.

"Mummy pasti merindukan kalian"ucap Narccisa sambil menangis dan memeluk mereka berdua sambil mengecupi wajah mereka bergantian.

"Sudahlah mum, kami hanya akan ke Hogwarts bukan kemedan perang, dan ingat kita ini seorang Malfoy"kata Draco sambil memutar matanya.

"Benar kata Draco, lagi pula ada aku disini yang akan menjaganya"ucap Hadrian meyakinkan ibunya itu, Draco yang mendengar itu tak terima.

"Hei, aku ini kakak mu"seru Draco tak terima.

"Tapi aku lebih tinggi dan lebih besar dari mu"balas Hadrian kepada Draco yang membuat si pirang diam tak berkutik dan hanya bisa mendengus sebal.

"Sudahlah mum dad kami pergi"ucap Hadrian dan berlari sambil menyeret Draco dari kedua orang tuanya yang menatap mereka dengan wajah yang seolah mengatakan dasar anak anak.

Saat mereka memasuki kereta mereka tak bisa menemukan kompartemen yang kosong jadi mereka bergabung di sebuah kompartemen yang berisikan Theodore Nott, Pansy Parkinson, dan Blaise Zabini karena paksaan Theo.

Dan disinilah mereka, disebuah kompartemen dengan orang-orang aneh, yang satunya selalu tersenyum tetapi senyumnya membuat tak nyaman, satunya seperti mengoceh seperti Banshee, dan yang satu ini terlihat yang paling normal karena hanya sedang membaca buku.

Draco juga sedang membaca buku tanpa mengeluarkan suara sedikitpun tapi sebenarnya sedang merasa tak nyaman karena pandangan dan senyuman Theo yang selalu mengarah padanya dan aura tak mengenakkan yang memancar dari Hadrian yang menatap Theo tak suka, Draco merasa seolah sedang berada ditengah-tengah antara cahaya dan kegelapan.

Sialan umpat Draco dalam hati.

BRAKKK

"Apa kalian melihat seekor katak?ada anak yang kehilangan kataknya"kata seorang gadis yang dengan tidak sopannya mendobrak pintu kompartemen mereka.

"Apa kau tak memiliki sopan santun?"ucap Draco dengan kesal tapi juga lega karena ia sudah tak merasakan rasa tertekan karena pandangan dari 2 orang itu.

"Maaf aku sedang terburu-buru karena ada anak yang kehilangan kataknya"jawab gadis itu.

"Setidaknya ketuklah pintunya nona"kata Theo dengan nada tak enak karena ada yang mengganggunya memandang sesuatu yang indah.

"Benar, jangan hanya karena kau terburu-buru menjadikan itu alasan menjadi tak sopan dengan mendobrak pintu kompartemen seseorang"tambah Pansy yang kesal.

"Aku kan sudah meminta maaf"jawab gadis itu dengan nada kesal karena merasa disalahkan.

"Meminta maaf itu juga ada etika nya nona"balas Hadrian dengan raut wajah kesal.

"Setidaknya aku sudah minta ma-"ucapan gadis itu terpotong karena Pansy mendorong gadis itu keluar dan mengunci pintu kompartemen mereka.

"Ahh damai sekali"ucap Pansy.







Semua murid tahun pertama Hogwarts tengah berada di sebuah danau dengan mendengar intrupsi seorang setengah raksasa, Hagrid.

"Hei kau melihat Draco?"tanya Hadrian pada Theo dan teman temannya.

"Bukannya dia bersamamu?"tanya Theo balik.

"Kami ter-"kata kata Hadrian terpotong karena suara seorang anak yang menghampiri mereka dengan sombong.

"Kalian tak mau mendapat tanda tangan seorang the boy who life?"tanya anak laki-laki itu dengan sombong.

"Untuk?"ucap Hadrian dan Theo bersamaan.

"Untuk sebuah kenang kenanganlah bila kau sudah bertemu dengan the boy who life"

"Tidak, terima kasih"balas Hadrian tak peduli, dan malah berusaha mencari Draco bersama Theo.

"Hei, kalian sangat tak sopan kepada seorang the boy who life"teriak anak laki-laki itu yang membuat semua pandangan tahun pertama mengarah kepada mereka.

"Maaf tapi kakak ku sedang hilang saat ini, dan untuk sopan santun sepertinya kau lah yang tak sopan karena memotong ucapan seseorang ketika sedang berbicara, bahkan orang itu tak mengenalmu sama sekali"ucap Hadrian dengan wajah datarnya dan nada yang ditekan.

"Biarkan saja dia, kita harus segera mencari Draco"kata Theo, dan mereka berdua meninggalkan anak laki-laki itu yang sedang menahan amarahnya.

Brother KompleksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang