Assalamualaikum Warahmatullah
Terima kasih kepada seluruh readers yang telah membaca cerita ini ^^
Semoga cerita ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga menjadi media belajar bagi teman-teman yang ingin memetik hikmah kehidupan dari seorang Aisyah.
Syukran Jazaakumullahu Khairan......
(Arnindi Nur)
Aisyah POV
Aroma lavender memenuhi kamar berdinding putih ini, selasar karpet putih yang hangat seolah dingin ketika beberapa gadis memintaku berdiri untuk mengenakan gaun putih terindah yang pernah kukenakan sebagai seorang gadis yatim yang menghabiskan masa kecil di dalam asrama. Gaun ini pun telah sukses membalut tubuhku, pas dan menawan hati. Kulihat para gadis yang telah memoles wajahku dengan berbagai kosmetik itu tersenyum puas dengan karya yang baru saja mereka ciptakan.
"Lihatlah, kau terlihat sangat cantik." Bisik salah seorang setelah membalik tubuhku mengarah pada cermin meja rias.
Aku mengangguk setuju. Bagaimanapun naluriku sebagai seorang wanita mengakui kecantikan yang telah kumiliki. Kulit bening ibu yang berdarah Manado, hidung mancung dan mata bulat Abah menyatu dalam tubuhku membentuk proporsi baru yang dikatakan oleh teman-teman di asrama sebagai perpaduan yang unik. Perpaduan ras oriental dan timur tengah. Aya sulit menjelaskan wajahku cenderung mengikuti ras mana, sebab bila diperhatikan hidung, dan mata besar yang kumilki mengikuti ras timur tengah, namun bibir tipis, dahi hingga pelipis sangat terkesan orientalis. Semuanya menampakkan kelembutan tidak terkesan keras dan menonjol.
"Kau mirip boneka Jepang Aisyah!" Komentar Aya suatu hari ketika kami sedang berjalan kaki mencari toko buku dan alat tulis. "Kau tahu, orang-orang jepang sangat terobsesi mempunyai mata yang lebar dan indah, itulah mengapa mereka senang membuat gambar tokoh anime dengan bola mata yang besar. Mata bagi para komikus adalah salah satu elemen yang sangat penting untuk menggambarkan karakter seorang tokoh." Ketertarikan Aya pada Korea dan anime Jepang kadang membuatnya mencari korban untuk mendengar segala cerita yang penjelasannya yang panjang lebar.
" Aku sedikit percaya." Jawabku dengan memasang ekspresi seperti orang yang sedang berpikir keras.
"Lho kok sedikit.Kau harus mempercayainya banyak! Kalau ada lomba copslay anime aku akan mendaftarkanmu buat menjadi copslay tokoh.
"Jangan mimpi!" Ejekku karena Aya sudah mulai bicara ngelantur.
"Yahh!! Aku serius Aisyah." Aya menjintak-jintakkan kakinya di tanah sambil mengejarku yang lebih dulu berjalan meninggalkannya.
Perempuan jangkun di depanku tersenyum takjub. Dia seperti baru saja sukses menyulap gadis kecil arokan menjadi bidadari.
"Kau sangat mirip artis Citra Kirana." Komentarnya sambil menghiasi kerudung putih yang kukenakan. "Bedanya, kau lebih imut matamu terlihat senduh dan menenangkan."
"Mungkin karena dia masih sangat muda!" Tambah seorang perias yang sedang membereskan peralatan make up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Aisyah
RomanceFadli tercengang melihat calon istrinya masuk menawarkan sepiring brownies. Gadis kecil berusia sembilan tahun yang mengenakan jilbab pink itu adalah Aisyah. Perempuan yang akan dinikahinya. Sementara Aisyah kecil terlihat senang ketika mendapat ha...