15. Before the Engagement

240 26 15
                                    

Foto nya ga bisa dipublish guys, sori ya.

But, Happy reading.

Minggu-minggu telah berlalu, kini Rachel disibukan oleh hal lain selain memantaskan diri—demi Eros, ia disibukan dengan ujian akhir semester yang akan ia hadapi mulai dari hari ini. Semenjak pertengkaran itu mereka hanya bertemu beberapa kali, itupun karena paksaan bunda Reina yang tidak tahu menahu mengenai pertengkaran mereka. Reina merasakan hawa panas yang tidak biasa ketika melihat Eros dan Rachel bersama, tidak seperti biasanya. Selain itu, mereka hanya berpapasan di sekolah. Eros terlihat beberapa kali mencoba mengajaknya berbicara, tapi selalu diurungkannya entah kenapa.

Ketika semua orang merasa gelisah dengan ujian akhir semester, Rachel menanggapinya dengan sangat tenang. Biasanya ia ikut gelisah juga, takut nilainya menurun, jika turun habislah sudah. Papanya pasti akan memberikannya hukuman, sebenarnya ia tidak takut dengan hukuman yang papanya beri. Ia takut jika mamanya lah yang memberikan hukuman. Jika papanya hanya akan menyita fasilitas, maka mamanya akan membakar barang-barang berharga milik Rachel.

Seperti tiga tahun yang lalu, saat ia masih mengenyam pendidikan di menengah pertama. Mamanya melihat nilai biologi nya menurun sebanyak 5 poin dari yang sebelumnya 98 menjadi 93, mamanya itu membakar tas-tas lucu yang ia beli dengan uang tabungannya sendiri. Mamanya memang kejam, ia sangat menekan Rachel untuk masuk ke kedokteran nantinya, mengikuti jejaknya.

Tapi dibandingkan mengkhawatirkan nilai nya, Rachel lebih terlihat lelah. Selain lelah fisik, mentalnya pun kelelahan. Pertunangan Eros dan Rachel dimajukan membuat semua persiapan dipadatkan jadwalnya, dan Rachel lebih sibuk. Eros telah selesai melakukan ujian kelulusan membuat pria itu sulit dilihat di sekolah. Minggu depan adalah pertunangan mereka berdua, iya semuanya telah siap, juga undangan yang tiba-tiba ditambah oleh para orang tua menjadi 200 undangan.

Rachel terlihat letih, jadi ia hanya menyandarkan punggungnya pada kursi dan kepalanya pada tembok yang ada di sebelah kanannya. Mentalnya pun ikut lelah, ia berkali-kali bertengkar dengan papanya, berkali-kali dicerca oleh mamanya karena ujian akhir akan datang, belum lagi fakta yang baru saja ia temukan, mengenai papa, pria yang ia anggap pusat dunianya setelah Eros.

Rachel hanya bisa menghembuskan nafasnya sedari tadi, tidak menyimak kegusaran teman-teman di sekelilingnya. "chel, lo udah belajar?" Tanya Yola.

"belum." Jawabnya singkat.

Shireen yang berada di bangku depan Rachel menoleh, "lo kayak ga tau Rachel aja La. Dia belajar kagak belajar juga otaknya tokcer, kita-kita nih yang perlu dikhawatirkan."

Mereka bertiga memang tidak sepintar Rachel, tapi tidak bodoh juga. Mereka biasa saja, hanya saja mereka menonjol di berbagai bidang yang mereka kuasai tidak seperti Rachel yang dituntut untuk menguasai semua pelajaran oleh orangtuanya.

"mana pelajaran pertama fisika lagi. Siapa sih yang bikin jadwal ujian? Kenapa harus fisika sama biologi hari pertama?!" keluh Shela.

"seengaknya penderitaan itu ga akan double kalau pengawas kita hari ini pak Kris. Ntar kalau gue keliatan bego di mata pak Kris gimana? Ntar pak Kris ilfeel sama gue."

"hadeh, si paling fangirl."

Yola memang menyukai guru muda itu, tetapi sayang cintanya ditolak karena umur Yola yang masih 16 tahun—17 tahun di bulan depan. Katanya Kris bukan pedophilia yang memacari anak di bawah umur. Rachel akui guru mudanya ini memiliki pendirian yang bagus, ketika negaranya ini masih menganggap hal lumrah terhadap pacaran dengan anak dibawah umur.

"oiya, chel. Bajunya baru sampai tadi pagi, lucu banget thanks ya, kata yang punya toko design nya lo yang bikin." Ucap Shela.

Rachel memang mengundang ketiga temannya dan juga mereka diberi baju seragam untuk pertunangan ia dan Eros. Rachel hanya tersenyum menanggapi pujian itu, karena kepalanya tiba-tiba saja berdenyut. Rachel lupa memakan sarapannya tadi pagi, alasannya karena telat. Padahal perut Rachel benar-benar tidak bisa di ajak bekerja sama sejak kemarin.

What Rachel wants, Rachel gets.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang