Suasana di ruko sederhana itu terbilang cukup sibuk. Terdapat 4 orang yang sedang berlalu lalang di sana. Salah satunya Rachel. Ini adalah bulan ke-5 nya sejak usaha laundry ini mulai dibangun.
Pada saat itu, Rachel pernah mendapatkan tugas di kelas bahasa inggris nya untuk membuat artikel. Ia mendapatkan bagian pekerjaan dan membuat artikel bertemakan pengangguran. Begitu ia mencari bahan untuk artikel nya, ia terkejut. Indonesia mendapatkan peringkat sepuluh sebagai pengangguran terbanyak di dunia, sejak saat itu sisi baik hati nya berfikir dan bertekad untuk membuat lapangan pekerjaan.
Dan di sinilah ia. Membuat usaha laundry kecil-kecilan.
Keinginan nya sederhana, tetapi hasil nya cukup memuaskan, meskipun hanya mengurangi 3 orang pengangguran di indonesia saat ini.
Meskipun baru memasuki bulan ke-5 nyatanya penghasilan yang ia dapatkan melebihi ekspetasinya. Bermodalkan pengetahuan ekonomi seadanya dan pembuatan usaha star-up hanya bermodalkan Youtube dan Google.
Tiap bulannya pendapatan yang Rachel dapat, bisa menggaji 3 karyawan, pembayaran listrik, gas dan bahan-bahan kebutuhan laundry lainnya. Bahkan, Tabungan yang Rachel dapatkan dari hasil laundry ini cukup memuaskan.
Orang tuanya mengetahui Rachel memiliki usaha, hanya saja mereka tidak tau bahwa usaha yang Rachel emban ialah jasa cuci baju. Jika mereka sampai tau, bisa-bisa Rachel terkena murkaan Papa nya. Saat mengetahui Rachel memiliki usaha saja, mereka marah katanya harga diri Papanya tercoreng. Maksudnya apa coba? Rachel kan tidak mencuri.
Kembali lagi pada Rachel. Saat ini, Rachel tengah berkutat dengan laptopnya, melihat data keuangan milik laundry nya. Catatan keuangan di layar laptopnya sama persis dengan buku keuangan yang ditulis oleh pegawainya dan disetor pada Rachel tiap bulannya. Mereka lebih tua dari Rachel tapi mereka menghormati Rachel. Tentu saja karena Rachel adalah bos idaman yang baik hati.
"Mbak Tina, udah aku cek. Tapi, nanti kalau bisa keterangannya kamu jabarin semua ya. Apa yang harus dibeli dan tanggal berapanya. Kemaren aku juga udah ngobrol sama perusahaan untuk bahan-bahan. Mereka mau kasih harga dibawah harga yang biasa kita beli. Jadi kemungkinan pengeluaran kita buat bahan-bahan bakalan jauh berkurang, nanti lebih dicek lagi ya. Dan yang ambil pertama kali biar aku aja." Ucap Rachel pada wanita di sebelahnya.
"Siap, Kak." Jawab Tina dengan tangan membentuk sikap hormat bermaksud meledek.
"Dasar."
"Oh iya, gimana anak Mbak? Udah sehat? Demamnya udah turun?" Tanya Rachel.
Tina memang sempat izin tidak masuk beberapa hari kebelakang, dikarenakan anaknya jatuh sakit. Dokter bilang, anaknya terkena demam berdarah.
"Alhamdulillah, Kak. Udah mendingan. Begitu keluar rumah sakit, dia langsung kabur main sama temen-temennya."
"Anak kecil emang suka gitu. Aku juga kalau sakit, terus ngerasa sembuh sedikit langsung kabur main ke taman komplek."
"Gak main sama temen-temen, Kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What Rachel wants, Rachel gets.
Ficção AdolescenteRachel Anindya Soedjatmiko adalah titisan Putri Raja. Terbiasa hidup kaya raya membuatnya selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan. Barang barang mewah, teman-teman, sampai bertunangan dengan lelaki yang ia taksir. Semuanya, apapun yang Rachel ing...