12. Tragedi Otak Sapi

364 47 37
                                    

Venus makin kesal begitu menyadari ternyata hanya ada dirinya dan Leon yang berada di dalam lift. Ini kan jam kantor? Kenapa bisa hanya ada mereka berdua? Aneh sekali. Seolah semestapun ikut berkonspirasi memojokkannya di situasi ini.

Venus terus mengomel dalam hati, sampai-sampai tak sadar kalau tangannya belum dilepas Leon.

"Kenapa diem aja? Kamu marah sama saya?" tanya Leon karena Venus terus membisu.

Venus menoleh cepat. "Iya!" jawab wanita itu sengit.

"Kok begitu?"

"Mas selalu aja seenaknya sendiri. Osean itu adik Mas? Bisa-bisanya Mas tadi bilang begitu di depan semua orang. Itu sama aja Mas sedang mendeklarasikan hubungan pura-pura kita ke dia. Kalau sampai adik Mas mengira kita benar-benar pacaran, gimana?"

"Ya justru bagus dong." Berkebalikan dengan Venus yang emosi, Leon hanya tersenyum sambil menyenderkan punggungnya ke dinding lift.

Venus keheranan karena sikap santai yang ditunjukkan Leon itu. "Mas nggak takut dia salah paham?"

"Kan emang tujuan kita pura-pura pacaran biar semua orang salah paham, supaya mereka mengira kalau kita bener-bener pacaran. Kamu lupa konsepnya?"

"Iya, tapi dia itu adik Mas. Masa Mas tega bohongin ...." Kalimat Venus harus terhenti karena pintu lift terbuka dan beberapa orang kemudian masuk. Venus terpaksa menutup mulut dan mereka berdua hanya berdiam diri sampai lift akhirnya sampai di lobby.

Leon berjalan keluar lebih dahulu sambil bersenandung kecil, tangannya tetap tak lepas dari tangan Venus. "Saya ambil mobil dulu, ya. Kamu tunggu di sini sebentar nggak apa-apa kan? Takutnya kamu nanti kangen."

"Siapa juga yang bakalan kangen??" sembur Venus.

"Ngakunya nggak kangen tapi kok gandengannya nggak dilepasin?"

Venus yang akhirnya sadar tangannya masih berada di genggaman Leon itu seketika salah tingkah dan langsung menarik tangannya.

Leon nyengir lebar melihat reaksi Venus yang menurutnya lucu. "Saya nggak bakal lama. Tunggu sebentar ya, sayangnya Mas Leon."

Venus tak kuasa menimpali karena takut menarik perhatian beberapa orang yang kebetulan berdiri di dekat mereka. Ia hanya mendengus kemudian berbelok ke arah sofa di lobby, dan mendudukkan diri di situ.

***

"Kita mau makan di mana?" tanya Venus setelah memasang sabuk pengaman begitu masuk ke mobil Leon.

"Karena saya yang ngajak kamu, jadi biarkan saya yang traktir," kata Leon.

Venus sebenarnya merasa keberatan. Seumur hidupnya, belum pernah ada pria yang membelikannya makanan selain kekasihnya. Tapi bukankah sekarang ini statusnya sedang menjadi kekasih Leon? (meskipun pura-pura).

Setelah mempertimbangkan sejenak, akhirnya ia mengangguk menerima tawaran Leon.

Land Rover Range Rover hitam milik Leon melakukan perjalanan selama setengah jam, lalu berbelok ke sebuah tempat makan. Mobil sport besar itu tampak mencolok terparkir di depan jalan restoran yang tak terlalu luas itu.

Lunatic Love [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang