20. Your Beautiful, it's True 1. 1

356 46 12
                                    

Leon masuk ke toko lalu duduk di sebelah Venus. Ia meraih cangkir berisi minuman berwarna cokelat muda dengan sedikit busa di atasnya dan menghirup wanginya. "Ini minuman saya?" tanyanya pada Venus.

"Iya," jawab Venus kaku.

Nirina menggigit bagian dalam bibirnya, berusaha menahan senyum karena melihat sikap Venus yang mendadak berubah. Terlihat sekali jika sahabatnya itu gugup karena kehadiran Leon.

"Silahkan dinikmati makanannya. Nice to meet you, Leon. I'm Venus's bestie, by the way. I'm Nirina," Nirina memberi salam kepada Leon, tak lupa melemparkan sebuah kerlingan jahil ke arah Venus. Sudah jelas, mana mau ia melewatkan kesempatan untuk menggoda sahabatnya itu.

"Nice to meet you too, ...." Leon berhenti bicara, bimbang.

"Na. You can call me Na," sahut Nirina cepat.

"Nice to meet you, Na." Leon mengulurkan tangan dan disambut senang hati oleh Nirina. "Kamu tahu nama saya dari Ve?"

"First, you're Leon Ares. Arranger yang sedang naik daun. Anak sekarang sepertinya hampir nggak ada yang nggak tahu sama kamu. And second, yes, saya tahu nama kamu dari Ve. Tadi dia cerita tentang kamu ke saya."

"Oh ya? All good things, I hope?" Leon perlahan menoleh ke arah Venus yang langsung tertunduk dan tak kunjung mengangkat wajahnya.

"Of course. Dia bilang kamu cowok yang baik kok. Soalnya kalau ternyata bukan, saya yang akan maju duluan buat mutilasi kamu."

Leon menaruh sebelah tangannya menyilang di depan dada dan berkata dengan wajah serius. "Never. Keep my words."

Nirina tersenyum kecil. Rupanya Leon punya selera humor juga, pikirnya.

"I'll keep that," sahutnya. "Tolong jaga sahabat saya ini baik-baik ya, meskipun di luar kelihatannya sombong, aslinya dia tuh sama aja kayak cewek pada umumnya. Seneng kalau disayang-sayang."

"Na!!!" Venus langsung mengangkat wajahnya sambil melotot.

Leon tertawa melihat kepanikan Venus. "Don't worry, Na. You put your bestie in the right place."

"Kamu dapat restu dari saya kalau gitu." Nirina tersenyum lebar. "Tapi maaf, sepertinya saya nggak bisa menemani kalian lebih lama lagi, saya harus balik ke ...."

"Naaaaaaaa!!!"

Belum selesai Nirina bicara, Kenal kembali memanggilnya.

Nirina tersenyum penuh arti. "Nah. Kalian denger sendiri, kan? Tugas negara baru aja memanggil." Tangannya terjulur lalu meremas telapak tangan Venus dengan sayang. "Bye, girl. Ingat kata-kata gue tadi. You know I love you."

Venus mengangguk sambil balik meremas tangan Nirina. Dilihatnya sahabatnya itu menjauh, meraih sapu dan pengki lalu menghampiri Kenal sambil bertanya, "Mana hewannya?"

Leon mencicip minumannya lalu mengangguk puas. "Kopinya enak."

Venus tersenyum senang karena Leon menyukai minumannya. "Enak, kan? Nirina itu lulusan sekolah patisserie ternama di Perancis. Membuka toko kue adalah passion-nya sejak dulu. Mas tahu kan, segala sesuatu yang dikerjakan pakai hati itu pasti lebih terasa feel-nya."

Leon kembali menyesap kopinya seraya mengangguk setuju.

"Seperti Mas dan musik," sambung Venus. "Mas cinta banget kan sama musik? Kelihatan dari mata soalnya. Kalau lagi ngomongin musik, mata Mas langsung mencorong seperti lampu senter."

Leon hampir saja menyemburkan kopinya. Sambil mengusap sisa kopi di bibir, ia mencetus takjub, "Kamu ternyata bisa bercanda juga, Ve? Waah saya nggak nyangka."

Lunatic Love [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang