2. Perfect Strangers

674 67 15
                                    

"Maaf Mas, saya nggak bisa berlama-lama. Kalau nggak ada yang mau dibahas lagi tentang status Mas yang nggak penting itu, saya akan mulai membicarakan tujuan meeting ini." Venus mendorong sebuah map bersampul hitam yang ada di meja ke arah Leon. "Silahkan dibaca, ini kontrak kerja yang saya tawarkan ke Mas."

Leon kemudian menarik map itu agar lebih dekat pada dirinya dan membukanya.

"Saya mendapat rekomendasi tentang kemampuan Mas dalam hal mengaransemen musik, karena itu saya menawarkan pekerjaan untuk menangani musik di fashion show saya dua bulan lagi. Saya akan meluncurkan label baru. Dan show itu adalah momen pertama kalinya saya memperkenalkan label tersebut. Jadi, apakah dua bulan cukup untuk Mas? Saya dengar Mas hebat soal bekerja dengan deadline yang mepet, karena jujur saja, posisi Mas di sini sebagai pengganti. Sebenarnya Mas bukanlah orang pertama yang saya inginkan. Tetapi karena arranger sebelumnya ada kendala yang membuatnya terpaksa membatalkan kontrak tiba-tiba, maka Mas yang jadi pilihan selanjutnya."

Selama Venus bicara, Leon hanya sesekali melirik ke arah wanita itu dan membolak-balik kertas-kertas di hadapannya ala kadarnya.

Begitu sampai di lembaran terakhir, tangannya menutup map itu kembali. Bibirnya menipis sebelum kemudian mengucapkan persetujuannya. "Baik, saya terima tawaran ini."

Mata Venus langsung terpicing, keheranan karena Leon menyanggupi dengan begitu mudahnya. Tadinya dengan prestasi yang disandang nama sekaliber Leon, ia pikir tak akan mudah melamar pria itu menjadi penata musik di fashion show-nya. Apalagi keadaannya serba dadakan begini. Bagi Venus ini agak mencurigakan, karena Leon yang ia dengar adalah orang yang mempersiapkan pekerjaannya dengan begitu teliti.

"Secepat ini? Mas yakin?"

"Loh. Jadi gimana? Kamu nggak mau saya menerimanya? Apa kamu pingin saya menolaknya aja?"

"Bukannya gitu, Mas. Tapi tadi saya lihat Mas bahkan nggak baca kontrak itu dengan sungguh-sungguh."

"Saya udah baca itu sampai selesai."

"Dan Mas nerima begitu aja semua poin-poin kesepakatannya tanpa keberatan?"

"Nggak ada masalah kok, dengan kesepakatannya," kedua bahu Leon terangkat sekilas, "saya udah membacanya dan saya percaya kamu."

"Tapi ini pertama kalinya kita ketemu."

"Apa kamu melarang saya percaya kamu di pertemuan pertama kita ini?"

"Bukan berarti melarang, hanya saja, kita ini adalah orang asing."

"Lalu? Bukankah pada mulanya semua orang itu asing bagi satu sama lain?"

Melihat Venus yang tampak bingung karena ia selalu membalikkan semua pertanyaan wanita itu, Leon lalu melanjutkan, "Venus, kamulah yang menawarkan pekerjaan ini. Tapi ketika saya sudah menerimanya, kenapa kamu jadi meragukan saya?"

Karena pertanyaan itu, Venus jadi terpaku menatap Leon tanpa berkedip.

Leon Ares Prayoga. Dia pandai bicara.

"Kalau memang Mas udah memutuskan untuk menerima, saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik. Sebenarnya ini justru memberikan keuntungan pada saya karena saya bisa menghemat waktu." Venus akhirnya memutuskan untuk mengikuti alur Leon. "Lalu gimana dengan komisinya? Apa udah sesuai dengan rate card-nya Mas?"

Lunatic Love [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang