--- Good Bye, My Love ---
***
Keesokan harinya.
Zhan terbangun dengan keadaan napas sesak. Kelopak matanya perlahan terbuka, mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan pandangan. Setelah fokus, ia sangat terkejut mendapati Axian tengah tidur di atas tubuhnya dengan posisi telungkup sambil memeluknya.
Bibirnya mengulas senyum. "Ternyata ini yang membuatku sesak napas," gumam Zhan lirih.
Zhan mengulurkan tangan untuk mengusap rambut halus Axian. Ia tak menyangka bayi prematur nya kini sudah besar. Masih segar dalam ingatan saat ia hampir kehilangan bayi yang ada dalam kandungan. Dan itu disebabkan kekurangan berat badan karena asupan nutrisi yang tidak tepat. Beruntung saat itu ada Lin Yi yang menemukannya tergeletak di pinggir jalan.
Setelah bercerai dari Yibo, Zhan menjadi seorang tuna wisma. Tak memiliki ayah dan ibu, juga tak memiliki sanak saudara yang bisa menolongnya. Ke sana kemari tak punya arah tujuan dan hanya dua jiwa yang ia punya. Mungkin inilah hukuman untuknya karena telah menyakiti Yibo yang sudah menolongnya.
Ketika malam tiba, Zhan duduk terpekur di bawah emperan toko yang sudah tertutup, dan hanya beralaskan selembar kertas koran. Pandangan hambar menatap ke depan, mengamati mobil-mobil yang berlalu lalang. Makanan yang ia dapatkan berasal dari hasil mengais di tempat sampah di belakang restoran. Mencari sisa makanan yang masih layak untuk dimakan.
Mengapa ia tidak bekerja? Saat itu Zhan sudah melamar ke sana kemari, tetapi tak ada satupun yang menerima gembel sepertinya untuk bekerja. Apalagi dalam keadaan hamil. Mereka juga tidak ingin mempekerjakan seseorang yang bertemperamen tinggi sepertinya.
Sebenarnya, perilaku itu dipacu oleh kehamilannya. Emosi Zhan mulai tidak stabil. Sebelum tahu dirinya hamil ia selalu cepat marah. Kecemburuan yang tak jelas selalu mengganggunya. Dan akhirnya tindakan abusive terjadi. Ia sering marah tanpa sebab dan selalu memukuli Yibo.
Sekarang, ia sedikit merasa lega karena bercerai dari Yibo. Karena kalau tidak, Zhan pasti akan memberikan contoh yang buruk bagi Axian.
Tanpa sadar ia menitikkan air mata saat mengenang kembali masa-masa menyakitkan dulu. Zhan mengangkat tangan untuk mengusap air matanya.
Dan saat itu Axian terbangun karena merasakan pergerakan. Ia mengangkat tubuhnya, lalu duduk di atas paha Zhan. "Selamat pagi, Papa," sapa Axian sembari menggosok-gosok matanya.
"Pagi, Sayang."
Axian mendekatkan tubuhnya lalu mencium pipi sang papa. "Selamat ulang tahun, Papa."
Zhan tertegun, matanya mengerjap berkali-kali. "Ha?" Ia tampak bingung, sepenuhnya tidak tahu apa maksud sang putra mengucapkan ulang tahun padanya. Karena Zhan sendiri benar-benar lupa dengan tanggal kelahirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye, My Love (Yizhan)
RomanceAku adalah aku, aku tidak bisa berpura-pura menjadi orang lain. Aku tak ingin menjadi seperti orang lain. Dan aku tidak ingin mengubah diri untuk menjadi orang yang kau inginkan. Kau hanya punya dua pilihan, cintai aku apa adanya diriku, atau lihat...