~3~

2.5K 185 3
                                    

Waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa satu minggu sudah berlalu setelah pernikahan Jaemin dan Jeno. Hubungan keduanya masih sama saja. Tidak menunjukkannya kemajuan. Mereka memang sepasang suami istri. Namun tidak terlihat keakrabannya sama sekali. Bukan berarti mereka selalu ribut, jangankan ribut, bicara saja hanya seperlunya. Keduanya sama-sama lebih banyak diam dan sibuk dengan urusan masing-masing.

Hari ini pekerjaan Jaemin cukup banyak karena perusahaannya akan mengeluarkan produk terbaru. Akibatnya Jaemin pulang sedikit terlambat. Ingat, hanya sedikit. Sejak di kantor Jaemin sudah ingin segera pulang. Takut-takut suaminya sudah pulang duluan dan ia belum sampai rumah sehingga tidak bisa melaksanakan kewajibannya sebagai istri. Walau sebenarnya itu bukan masalah karena Jeno bahkan tidak pernah mengapresiasi sedikitpun usaha Jaemin sebagai istri yang baik. Bahkan hanya ucapan terimakasih pun belum pernah Jaemin terima. Jaemin berkendara lebih cepat dari biasanya agar bisa sampai rumah lebih cepat.

Jaemin menghela nafas lega kala tidak menemukan mobil Jeno di garasi. Artinya suaminya itu belum pulang. Tanpa mandi terlebih dahulu dan hanya mencuci kaki serta tangannya, Jaemin mulai menyiapkan bahan masakan untuk makan malam. Ia hanya sempat ke kamarnya untuk meletakkan tasnya saja lalu segera menuju ke dapur. Baru saja membuka pintu kulkas, ia mendengar suara deru mobil. Suaminya sudah pulang. Dengan sedikit terburu Jaemin menutup kembali pintu kulkas dan segera menuju pintu utama untuk menyambut kepulangan suaminya walau sambutannya hanya dianggap angin lalu oleh Jeno.

Jaemin terkejut kala Jeno tidak pulang sendiri. Ia melihat laki-laki itu memeluk mesra seorang perempuan. Keduanya tampak sangat akrab. Bahkan keduanya baru menyadari adanya Jaemin begitu sudah di depan pintu dan mendapati Jaemin yang berdiri ditengahnya.

"Kita kedatangan tamu hari ini. Kenalkan, dia Oh Inkyung. Dia pacarku yang pernah aku ceritakan padamu. Dan Inkyung, dia adalah Jaemin" ucap Jeno memperkenalkan keduanya.

Jaemin tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya pada Inkyung. Senyum itu hanyalah senyum palsu untuk menghormati tamunya. Juga sebagai topeng dari hatinya yang retak kala melihat suaminya justru terang-terangan membawa selingkuhannya. Ah, apakah pantas disebut selingkuhan? Atau justru Jaemin lah yang selingkuhan mereka karena keduanya sudah pacaran sebelum Jeno menikah dengan Jaemin? Entahlah.

Walau Jaemin tidak mencintai Jeno, tapi menurutnya tindakan Jeno kali ini sedikit melewati batas. Seharusnya setidaknya Jeno menghargai Jaemin sebagai istrinya. Seharusnya Jeno tetap sembunyi-sembunyi saat bersama pacarnya, bukan malah memperkenalkan sang pacar pada istrinya. Jaemin merasa sakit hati. Bukan karena dikhianati dengan diduakan seperti ini melainkan karena merasa tidak dihargai sebagai seorang istri.

"Dia ingin ikut makan malam dengan kita" ucap Jeno memberitahu.

"Ne. Aku ingin mencicipi masakan istri dari pacarku ini. Bolehkan? Boleh ya?" ucap Inkyung sedikit memaksa. Jaemin hanya mengangguk saja. Malas memprotes dan berakhir berdebat karena ia tahu memang sejak awal pernikahan mereka adalah kesalahan.

Jaemin mempersilahkan tamunya untuk duduk di ruang tamu sedangkan ia berjalan kembali ke dapur. Jaemin membuatkan minuman untuk tamu tidak diundang itu. Jaemin menyerahkannya dan menemukan suaminya yang sudah berganti baju dan mendekati keduanya. Ah tidak, mendekati pacarnya saja. Keduanya asyik bermesraan dan mengabaikan kehadiran Jaemin. Jaemin pun memilih acuh dan kembali ke dapur untuk memasak makan malam.

Apron hitam bermotif kelinci putih itu Jaemin pakai. Ia mengeluarkan bahan masakan lebih banyak dari biasanya karena ada tamu yang harus dilayaninya. Jaemin menyiapkan semua masakannya sendiri. Mengabaikan gelak tawa dari Jeno dan tamunya yang terdengar sangat jelas dari tempatnya berada. Walau hanya dengan setengah hati, Jaemin akhirnya bisa menyelesaikan pekerjaannya.

Meja makan yang tadinya kosong kini sudah terisi dengan berbagai masakan yang telah disusun dan dihias cantik oleh Jaemin. Jaemin melepas apronnya. Memijit dan memukul-mukul pelan pundaknya yang terasa kaku. Jaemin lelah tentu saja. Dia pulang dengan terburu dan belum sempat beristirahat. Lalu harus memasak yang bahkan harus menambah porsinya. Jaemin duduk dan mengistirahatkan tubuhnya sebentar. Tidak lama, hanya 3 menit sebelum kembali melakukan aktivitasnya. Selain itu ia juga sedang menyiapkan hatinya.

Jaemin bangkit dari istirahat singkatnya. Dia menghela nafas dalam sebelum beranjak menuju ruang tamu. Disana Jaemin dapat melihat dengan jelas kemesraan yang suaminya lakukan. Jaemin mengulum bibirnya. Sedikit ragu untuk mengganggu mereka. Tapi jika harus menunda artinya Jaemin juga harus menunda istirahatnya. Ia tidak mau. Ia ingin segera mandi karena tubuhnya yang terasa lengket. Dengan langkah sedikit berat, Jaemin mendekati keduanya.

"Makanannya sudah siap. Apa kalian ingin makan sekarang?" tanya Jaemin dengan senyuman hangatnya.

"Sudah selesai?" tanya Jeno.

"Ayo! Sekarang saja. Aku sudah sangat lapar. Dicium dari baunya sepertinya enak sekali" ucap Inkyung. Jaemin masih mempertahankan senyumnya. Inkyung menarik lengan Jeno dengan manja. Jeno dan Inkyung melewati Jaemin begitu saja. Jaemin memejamkan matanya kala keduanya sudah melewatinya. Jaemin berusaha mengontrol emosinya. Ia sedang lelah sekarang dan akan sangat mudah untuk emosinya keluar. Tapi ini bukan momen yang tepat dan Jaemin juga bukan tipe orang yang mudah meluapkannya. Sebisa mungkin ia kontrol emosinya.

Makan malam sudah dimulai. Jaemin duduk berhadapan dengan Jeno yang duduk berdampingan dengan Inkyung. Jeno dan Inkyung kembali memperlihatkan kemesraannya. Jeno bahkan menyuapi Inkyung yang terlihat manja pada Jeno. Jaemin melihat semuanya. Jaemin tau semuanya. Tapi ia memilih diam dan memakan makanannya.

Jaemin selesai lebih dulu sedangkan piring dua orang didepannya masih terisi cukup banyak. Bagaimana bisa cepat habis kalau keduanya selalu berbicara dan bercanda. Keduanya seolah melupkan adanya Jaemin dihadapan mereka. Jaemin sendiri sedari tadi juga memilih diam tanpa ikut menimbrung obrolan keduanya.

"Maaf, tapi aku harus selesai lebih dulu. Ada beberapa pekerjaan yang masih harus aku cek dan juga aku harus mandi. Maaf aku bersikap kurang sopan karena harus meninggalkan tamuku Inkyung-ssi. Nanti biarkan saja disini, biar aku yang bersihkan" ucap Jaemin. Tidak lupa ia juga menampilkan senyumnya. Keduanya menoleh pada Jaemin saat Jaemin berbicara.

"Ah, kwencana. Sepertinya kau sibuk. Aku bisa memakluminya" ucap Inkyung. Jaemin akhirnya memilih pergi ke kamarnya dan membersihkan diri.

Selesai mandi, Jaemin merebahkan dirinya di kamarnya. Ia ingin segera tidur tapi otaknya menolak karena ia masih punya pekerjaan yang tersisa. Yaitu mencuci piring yang mereka gunakan untuk makan malam. Artinya Jaemin masih harus terjaga sampai Jeno dan Inkyung menyelesaikan makan malamnya. Masalahnya Jaemin tidak tahu kapan mereka akan selesai. Tapi ia yakin tidak akan cepat karena ia mendengar teriakan tawa dari Inkyung. Kalau disambi dengan bercanda, kapan selesainya. Jaemin masih merebahkan dirinya dengan mata terpejam namun tidak tidur. Telinganya masih aktif dan mendengar suara berisik Jeno dan Inkyung dari bawah sana.

***

TBC

Mian typo bertebaran ^^

Votement juseyo~~

Tanpa RASA ~ [Nomin] ~ \\END//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang