~9~

2.3K 189 7
                                    

Merasa suasana hatinya kian menyesakkan, Jaemin pun memutuskan untuk tidak pulang ke rumah. Lagipula di rumah pun ia juga sendiri. Tidak akan ada yang menunggunya. Walaupun jika ada orang pun juga belum tentu orangnya mau menunggunya. Mungkin ini memang waktu yang pas bagi Jaemin untuk menyendiri. Ia pun memutuskan pergi ke suatu tempat untuk menghabiskan waktunya sendiri. 

Jaemin pergi menuju salah satu villa yang letaknya berada di pinggir pantai. Jauh dari kota dimana tempat ia tinggal. Jaemin sampai disana hampir tengah malam. Tanpa repot-repot ia langsung menyewa salah satu villa yang cukup besar dengan fasilitas yang lengkap saat itu juga. Sang pemilik villa dibuat terkejut akan kedatangan Jaemin ditengah malam begini. Apalagi dia sendirian. Awalnya ia ingin menolak namun tidak tega melihat wajah kusut Jaemin. Ia juga masih memikirkan bahwa akan sangat berbahaya bagi wanita muda seperti Jaemin berkeliaran sendirian tengah malam begini. Akhirnya dia memberikannya namun hanya dengan fasilitas seadanya karena kedatangan mendadaknya. Jaemin pun mengiyakan. 

Jaemin memasuki villa tersebut. Villa yang cukup besar dan fasilitasnya cukup lengkap. Walau pemiliknya tadi bilang belum sempat membersihkannya karena Jaemin tidak menghubungi mereka sebelumnya, tapi kondisi villa itu masih sangat bersih. Hanya ada sedikit debu dan guguran daun. Jaemin tidak merasa masalah dengan itu. Ia pun mendudukkan diri di sofa ruang tengah depan tv. Sedang berperang dengan hatinya soal haruskah mengabari orangtua dan suaminya. Soal suaminya, Jaemin sudah yakin kalau pria itu tidak akan mencarinya atau menghubunginya kecuali ada yang penting. Tapi soal orangtua...

"Haruskah aku mengabari mereka?" ucap Jaemin bermonolog.

"Orangtua saja lah. Toh dia juga tidak akan mencariku" ucap Jaemin memutuskan. 

Dia akhirnya hanya mengabari kedua orangtuanya dan orangtua Jeno. Jaemin mengatakan ia ada perjalanan bisnis mendadak di Singapura karena masalah kemarin yang ternyata belum selesai. Jaemin juga meminta mereka untuk tidak menghubunginya lebih dahulu karena kemungkinan besar dia akan sangat sibuk. Tidak tau saja itu hanya sebuah alasan belaka. Selepas mengabari mereka dan memastikan pesannya sudah terkirim walau belum dibaca, Jaemin pun mematikan ponselnya.

"Baiklah! Sekarang kau benar-benar sendiri. Mari kita lihat apa yang bisa kau lakukan Jaemin-ah?"

Jaemin mengelilingi villa tersebut. Meninggalkan ponselnya yang dalam keadaan mati di atas meja. Ia berhenti sebentar di bagian taman belakang untuk melihat pemandangan laut malam dan merasakan hamparan angin serta mendengar gemuruh ombak di malam hari. 

"Aku lapar" gumam Jaemin. Tentu saja ia lapar. Terakhir dia makan adalah saat bersama sekretarisnya di cafe yang secara tidak sengaja mempertemukannya dengan Mark sampai akhirnya dia mengetahui fakta kebohongan Jeno. Butuh banyak tenaga yang ia perlukan untuk melewatinya. 

"Sepertinya tadi ada toko tidak jauh dari sini. Sepertinya jalan-jalan malam tidak buruk" ucap Jaemin kembali bermonolog.

Jaemin mengambil dompetnya. Jas miliknya ia lepas dan meletakkan begitu saja di sandaran sofa. Lengan kemeja panjangnya ia lipat sebatas siku. Jaemin memakai sandal yang ada disana. Merasa tidak nyaman jika harus menggunakan high heelsnya lagi. Jaemin yang hanya berbekal dompet saja pun melangkah dengan ringan keluar dari villa. Walau ini tengah malam, Jaemin tidak takut. Jangan menyepelekannya. Walau tubuhnya terlihat kecil ramping, namun Jaemin cukup jago dalam beladiri. Ia pemegang sabuk hitam taekwondo ngomong-ngomong. Jika ada yang berani mengganggunya, siap-siap saja dipatahkan tulangnya.

Sebuah toko swalayan yang tidak begitu besar namun memiliki berbagai benda yang dijual didalamnya. Beruntungnya toko itu masih buka saat Jaemin sampai sana. Jika sudah tutup, mungkin Jaemin akan berakhir kelaparan malam itu. Tadi saat ia memeriksa villa, tidak ada apa-apa di kulkasnya kecuali air putih saja. Sepanjang jalan tadi Jaemin juga tidak menemukan toko lain yang masih buka. Hanya ini satu-satunya toko yang masih buka dengan dijaga oleh seorang laki-laki paruh baya.

Tanpa RASA ~ [Nomin] ~ \\END//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang