~6~

2.3K 197 2
                                    

Hari-hari kembali berlalu. Jaemin sudah menyelesaikan pekerjaannya di Singapura. Jaemin merasa sangat lelah. Semakin lelah karena jetlag. Saat ini ia sedang dalam perjalanan ke rumah diantar oleh suami Renjun. Suami Renjun lah yang menjemput mereka sekaligus mengantarkan Jaemin sampai rumah. Sepanjang perjalanan Jaemin hanya diam dan memejamkan matanya. Mungkin terlihat sedikit kurang sopan karena sudah menumpang dan malah ditinggal tidur. Tapi Jaemin sudah meminta izin pada yang bersangkutan dan suami Renjun pun cukup mengerti keadaanya. 

"Terimakasih sudah mengantarku Guan-ssi. Maaf juga atas ketidak sopananku karena aku tidur sepanjang perjalanan" ucap Jaemin pada suami Renjun.

"Kwencana Jaemin-ssi. Saya cukup mengerti dengan posisi Anda" ucap Guan. Jaemin pun tersenyum mendengarnya.

"Terimakasih kerjasamanya Renjun-ah. Selamat beristirahat untuk hari ini" ucap Jaemin pada sekretarisnya. 

"Ne. Anda juga sajangnim" balas Renjun.

"Hati-hati di jalan" ucap Jaemin. Ia melambaikan tangannya mengantar pergi mobil yang dikendarai oleh Guanlin, suami Renjun.

Jaemin memasuki rumahnya. Ia ingin segera merebahkan tubuhnya. Betapa terkejutnya dia ketika membuka pintu dan mendapati hal yang sama seperti sebelumnya. Rumahnya berantakan. Sangat berantakan. Lebih berantakan dari hari itu. Jaemin langsung jatuh terduduk saking syoknya.

"ARRGHH!!!!" Pada akhirnya Jaemin memilih berteriak untuk melampiaskan emosinya. Kakinya menghentak kesal dan tangannya yang mengacak-acak rambutnya sampai-sampai ia terlihat seperti singa sekarang. 

"Aku membencimu sialan!" ucap Jaemin mengumpat. 

Jaemin merebahkan diri setelah lelah melampiaskan emosinya dengan bergerak acak seperti cacing kepanasan. Tidak terasa air mata menetes dari kedua sudut matanya. Jaemin sedang benar-benar lelah sekarang. Lelah fisik juga hatinya. Maka izinkan ia menangis untuk kali ini.

Hiks~ Hiks~

Semakin lama tangis Jaemin semakin deras. Ingin menyerah saja rasanya. Pada akhirnya Jaemin juga yang membersihkan semuanya. Setelah menaruh kopernya ke kamarnya tanpa membongkarnya, Jaemin mulai membersihkan rumah. 

Semua bersih kecuali kamar suaminya. Walau Jaemin yakin tidak ada suaminya disana karena Jaemin tidak melihat adanya mobilnya di garasi, tapi Jaemin terlalu enggan untuk masuk kesana. Ia juga sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkan pekerjaannya. Tubuhnya benar-benar lemas bahkan tangannya sudah mulai tremor. Dengan langkah terseok-seok, ia masuk ke kamarnya. Merebahkan dirinya begitu saja diatas kasur tanpa membersihkan diri lebih dulu. Menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Tidak lama kemudian Jaemin tertidur. Entah tidur atau tidak sadarkan diri saking lemasnya.

***

Jeno sampai rumah sekitar pukul 7. Malam ini dia sedang malas untuk keluar bersama pacarnya. Mungkin karena selama beberapa hari terakhir ini ia menghabiskan banyak waktu bersamanya. Jeno mengernyitkan dahinya kala tidak mendapati siapa-siapa disana. Rumahnya juga jadi bersih, jauh dari sebelumnya. Padahal niat awal Jeno ia menolak ajakan keluar dari pacarnya selain malas juga untuk membersihkan rumah. 

"Pasti dia yang membersihkannya. Tapi dimana dia?" ucap Jeno bermonolog.

Jeno menuju dapur. Kosong. Dia tidak menemukan Jaemin disana. Ia lalu naik ke lantai 2. Bukan ke kamarnya melainkan kamar istrinya. Pintu kamar Jaemin tidak tertutup sempurna, ada sedikit celah. Tanpa pikir panjang dan tanpa permisi, Jeno membukanya dengan perlahan.

"Jaem-"

Ucapan Jeno terhenti kala mendapati istrinya ada disana. Tidur membelakanginya dengan selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhnya kecuali bagian kepala.

Tanpa RASA ~ [Nomin] ~ \\END//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang