|Chapter 3:Pembahasan Masa Depan2

11 7 0
                                    

"Mempunyai perasaan yang tidak masuk akal kepadamu yang amat polos"

~

"Loh kenapa? "

"Kayaknya kalian mesra deh"

"Engga kok tante"

"Udah gapapa jangan malu-malu nanti kan kamu jadi menantu tante kok"

"Fir, Ga nyangka mereka udah pacaran padahal baru aja kita mau jodohin mereka"

"Jodohin? "

"Ayah, Ibu Varel engga mau nikah"

"Lho kenapa? "

"Ayah Ibu Aku ga mau nikah"

"Kan nikah nya tamat SMA, selesaiin dulu sekolah"

"Tapi... "

"Kenapa pengen nikah nya sekarang?"

"Eh... Engga"

Varel, menarik tangan Tyna lalu masuk ke dalam kamar Varel saat kedua orang tua mereka sedang sibuk berbincang.

"Apa an si? "

"Dengar ya jangan sampai kita bakal nikah"

"Idih gue juga ga mau"

~

Tyna Kertyz P. O. V

Aku sedang dalam perjalanan menuju ke kelas, namun sekolah itu tampak sepi dari jauh.

Aku melewati Gerbang sekolah lalu masuk. Aku berjalan di setiap lorong sekolah, sejujurnya, di situlah aku mulai risih karena perbincangan Murid-murid yang tidak ada habisnya

Aku melangkah lebar supaya aku bisa sampai di kelas dengan cepat.

"Tyna! Sini! "Teriak temanku, Emilly

Aku mendatangi nya. Dia menemaniku mengantar tas di kelas.
Aku mungkin memang hanya lah anak pindahan dari Amerika namun Teman setia ku hanya lah Emilly

Lalu aku dan Emilly keluar dan di sambungi oleh Lyna dan Beilla. Rooftop adalah tempat tongkrongan terbaik bagi kami

" Lelah sekali menjalani kehidupan yang di penuhi dengan kesedihan"

"Ya ha Sadgirl lu"

"Hah dasar dunia selalu meninggalkan beban yang harus ku Terima saat aku sedang bersenang-senang"

Mereka menatapku dan aku pun heran

"Kenapa? "

"Dari mana lo dapet kata kata yang kayak gitu"

"Kenapa emang? "

"Soalnya kata-kata itu bagus banget hebat deh kamu merangkai suatu kata kata"

"Apa iya? "

"Iya loh"

Varel Arefga P. O. V.

Aku sedang menyimak teman-teman ku bercanda di tempat tongkrongan kami. Namun aku tidak fokus ke mereka karena yang aku fikirkan adalah Tyna Kertyz

'Bagaimana jika dia tidak mau? Bagaimana jika nanti kami hanyalah nikah tapi tanpa perasaan? Aku setuju dengan ini tapi aku berpura-pura agar aku ingin dia menjawab jujur dengan perasaan nya sendiri'

"Woy, cuy, Varel! "

"Eh Reyja kenapa? "

"Napa lu mikirin apa coba? "

"Ga cuma ngantuk doang"

"Malam tadi lo begadang? "

"Iya "

"Salah elu sih"

"Hehe iya"

Reyja, Gue Udah Anggap lo temen Dari SD kelas 3 karena lo yang berteman ga mandang apa pun dari gue. Sampai sekarang sifat lo ga berubah.

Lo selalu perhatian dan pengertian terhadap orang orang di sekitar lu.
Semoga lu selamanya terus kayak gini

•~•
_To Be Continued

11 Oktober 2022

Kalo Seru Komen ya^°^

LOYAL COMPANIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang