|Chapter 5:Kasus Keluarga

18 5 0
                                    

~Kasus Yang Tidak Terselesaikan~

Tyna Kertyz P. O. V.

Di situ gue langsung menghukum mereka. Gue tatap mereka dengan mata yang tajam.

Mereka hanya bisa terdiam. Dengan Matanya Yang Tidak Bisa Melihat Mataku.

Varel Arefga P. O. V.

Gue Di situ, Sambil Nunduk Karna Ga sanggup natap Mata nya Tyna.

Entah kenapa tiba tiba semua anak anak di sekolah berlari ke arah gerbang luar sekolah. Gue yang heran di situ langsung Berlari ngikutin mereka

Tyna fikir Gue Pengen lari padahal gue ga mau lari tapi cuman mau ngikutin mereka.

"Heh jangan lari lo?! "Ucap Si Tyna Yang salah faham.

Bastian yang merasa Di kacangin juga ngikutin Tyna yang ngejar gue.

Saat di luar sekolah di gerbang, suatu mengerikan terlihat oleh mataku.

Noda Darah ada di Tembok luar gerbang sekolah Berceceran ke mana-mana. Para gadis-gadis berteriak ketakutan melihat noda itu.

Gue nyoba maju, dua murid menangis dan guru bersama Kepala sekolah menggeleng kan kepala mereka sambil mengasihani.

Seorang Gadis Yang Masih pelajar Mati, Meninggal di depan sekola Kami entah karena apa yang pasti bukan kecelakaan.

Pelaku jelas berkeliaran namun ia pasti sudah melarikan diri karena tau apa yang akan terjadi.

Kepala Sekolah dan guru-guru lainnya tidak memberi tau apa pun kepada murid-murid. Kecuali Para murid yang melihat alur itu.

Tyna yang dari belakang ku bertanya

" Kenapa ga lapor polisi sih? "

Gue tau, Kepala sekolah dan Guru-guru lainnya tidak akan melakukan itu. Mungkin gue emang ga tau kenapa dan apa sebabnya tapi mungkin ini adalah sesuatu yang tidak bisa di bocori Oleh Kepala sekolah dan Guru-guru Lain.

Tyna Kertyz P. O. V.

Semuanya bubar gue cuman bisa Memandang Varel yang Wajah nya seketika berubah setelah melihat Kecelakaan itu.

Emang sih gue ga tau tapi entah kenapa orang-orang di sekitar gue  kayak Ngerahasiain sesuatu ke gue.  

Pas gue ngeliatin Varel, Gue nyadar Bastian ngeliatin gue. Gue pura-pura nggak tahu apa-apa tentang apa yang dia lakuin ke gue biar dia bisa terus ngelakuin.

Tapi Gue sambil mikirin Kenapa dia ngeliatin gue? Gue punya masalahkah sama dia?

Pas istirahat mereka Semua terlihat pucat kecuali Gue.  makin heran, Sebenarnya apa yang mereka rahasiakan dari gue?

Gue nyusul Varel gue hampiri dia terus saat di tempat gue langsung nanya sama dia.

"Rel, kok kayak Ada yang aneh ya lu ngerahasiain sesuatu dari gue?"

"Nge-... Rahasia-in...apa...?"

" ya Nggak apa-apa jujur aja aku nggak bakal marah kok"

" Iya gue tahu gue bakal jujur tapi emangnya yang maksud itu apa? "

" Jadi lu nggak denger rahasiain apa-apa ya sama gue? "

" rahasiain apanya sih? "

"Em...enggak, bukan apa-apa"

Mungkin yang rahasiain sesuatu itu bukan Varel tapi orang lain. tapi siapa?

ini benar-benar ada hal yang mengerikan dan menakutkan. Aku pulang sendiri melewati Gang kecil yang lembab dan gelap.

Tiba-tiba ada sesuatu seperti manusia dari kegelapan berjalan ke arahku sambil membawa pisau.

aku mulai ketakutan karena dia berjalan ke arahku. Aku berusaha berpikir positif thinking akunya berpikir bahwa dia adalah Halunasiku saja.

Ternyata itu benar,  Dia berjalan ke arahku Sania benar-benar berada di depanku Dia berkata

" ikutlah denganku "

Lalu mataku mulai menggelap. Aku tidak bisa melihat apa-apa saat ku Buka mataku aku tidak bisa berbicara yang kulihat hanyalah sebuah ruangan yang sempit dan aku diikat.

" di mana ini? "Tanya ku kepada diriku sendiri.

" Ternyata kau sudah bangun"

Tiba-tiba muncul suara,  bayangan berjalan ke arahku aku pikir itu hanyalah Halunasi mataku yang baru saja ku tutup Namun ternyata tidak itu nyata. tapi Siapa dia?

" Kau pasti bertanya-tanya siapa aku"

"Apakah dia bisa membaca pikiran orang? "

" tidak perlu khawati siapa aku, kau sudah mengenaliku sejak awal"

" Maaf tapi aku tidak mengenalimu"

" Apakah kau sudah lupa siapa aku"

Aku terkejut...

Flashback on^°^

Tyna,  baru saja keluar dari rumah lalu ia berlari ke arah pamannya dengan senyuman suka riang.

Senyumannya yang hangat dia masih dini, ia berpaling orang pamannya lalu memeluk pamannya Dari  belakang.

"Pamaan?!... "

"Eh Tyna ? "

" Paman kenapa di sini? Paman seharusnya ada di dalam rumah menungguku"

"Tyna tidur terlalu lama jadi Paman keluar"

"Hah...Paman tidak sabaran sekali"

" bukan paman yang tidak sabaran kamu yang sering telat"

" Ahahaha...Paman lucu deh. Oh iya paman gimana kalau kita jalan-jalan Bunda ngizinin aku nih"

" Tyna mau? Ya udah yuk"

Tina makan sambil berjalan dia tidak menggenggam tangan pamannya hingga Ia pun terpisah dari pamannya sedang sore, langit mulai menggelap hingga tidak ada apa-apa yang bisa dilihat Tyna mulai tersesat ia tidak tahu bagaimana menemukan pamannya.

"Paman?... "

Panggil Tyna berulang kali namun tetap tidak ada respon dari orang yang ia harapkan.

Flashback Off^°^

"Kamu... "

"Apakah kamu sudah ingat? "

"Paman... "

"Ya? Kenapa?... "

"Paman kemana aja selama ini? "

Ucap Gue Sambil nangis.

LOYAL COMPANIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang