Chapter 02

147 107 126
                                    

"Hei! Cepat kami kehabisan waktu" Ucap salah satu teman Tiffany kepada dua preman jalanan disana. Di malam hari ini Tiffany dan kawan kawan berada di dalam rumah preman jalanan itu.

"S-Sebentar" Ucap salah satu preman dengan gemetar

"H-Hei...apa lo masih punya sisa uang? siapa tau bisa nego dulu" Lanjut preman itu ke temannya.

"Mana ada... kan udah kita pakai buat beli mie kuah, rokok, alkohol, dan lain lain pas itu" Jawab temanny itu.

"Mampos kita" Ucap preman tersebut pasrah.

Mereka salah meminjam uang. Harusnya mereka meminjam uang seseorang yang ramah dan baik agar bisa ditipu. Ternyata malah meminjam kepada komplotan mafia yang seram. Mana pada makai topeng segala

Tiffany dan kelompoknya bertugas sekarang ini. Setelah menagih hutang, mereka harus pergi ke dermaga.

"Waktu habis. Jika sampai kalian tidak melunasinya sekarang juga, lunasi itu dengan nyawa kalian" Tegas Tiffany sembari mengeluarkan 6 pisaunya dan memutar mutarkannya di sela sela jari.

"T-tolong ampuni...k-kami AKKKHH!!!!" Salah satu preman itu berteriak karena saat mnngucapkan kata, Tiffany lebih dulu menancapkan mata pisau ke mulutnya. Tentunya mulutnya sobek dan banyak darah yang mengalir dan menetes di lantai.

Dulu ayah juga begini... pfft semuanya harus sama.... sama seperti dulu, Batin Tiffany sambil tersenyum jahat dibalik topeng.

Preman lainnya menutup mulut karena syok. Temannya jatuh tergeletak lemas. Matanya memutih.

Saat Ia hendak kabur, Tiffany lebih dulu menembakkan pisau dengan sekali kibasan dan akhirnya menancap di kepala preman tersebut.

"Kh" darah mengalir tak terhenti dari bagian ubun ubun kepalanya. Tanpa belas kasih, Tiffany mencabut pisaunya dan menendang preman tersebut.

"Mereka mati" Singkatnya yang kemudian diangguki anggota lainnya. Menandakan mereka tau apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Tiffany, gadis yang sekarang berusia 17 tahun setelah 2 tahun bergabung di Cruels.

Ia memiliki kelompok anakan tersendiri, yang sering disebut The Mask, kelompok yang selalu menyelesaikan misi menggunakan topeng. Tiffany adalah pemimpin disana, Ia paling hebat disegala bisang senjata.

Tiffany dijuluki "Red Mask" karena ia membunuh dengan sadis dan tanpa ampun. Setelahnya pasti banyak percikan darah mengenai topeng, dan pakaiannya tersebut. Karena itulah disebut Red Mask girl.

Anggota lainya sedang membukus mayat dua preman itu. Mereka membungkus dengan karung kemudian memasukkannya kedalam kotak besi besar.

Kotak itu diangkat dan menaruhnya di bagian belakang truk. Truk itu milik mereka.

Sekarang adalah misi bagian dermaga. Sebelum berangkat, mereka telah mengamankan bukti atau semacamnya agar polisi sulit menemukannya. Jangan lupa, mereka adalah Mafia.

Kini mereka menaiki truk dan segera menuju dermaga besama mayat mayat yang dibungkus didalam kotak besi.

Sesampainya disana, para The Mask menurunkan kotaknya dan memindahkannya ke kapal milik Cruels.

"Semuanya beres?" Ucap salah satu pembina disana. Dianggukkan Tiffany.

"Lindungi tempat ini, jangan sampai ada yang melihat. Lakukan dengan baik" Lanjutnya

"ya" Singkat Tiffany kemudian melaksanakan tugas.

Kapal itu dan lokasi sekitar dermaga harus mereka lindungi dari yang namanya penyusup. Jika diketahui seseorang, bisa saja mereka akan dilaporkan.

Apa kalian tau apa isi dari kotak kotak pada kapal tersebut? Hmm isinya adalah bungkusan bungkusan mayat bekas pembunuhan yang mereka lakukan.

Mayat tersebut merupakan orang orang yang tidak melaksanakan pekerjaan dengan baik. Alan mempekerjakan mereka dibidang ekonomi untuk menjual sesuatu, namun kesalahan besar telah diperbuat mengakibatkan kerugian kepada Cruels. Mereka memang kejam, oleh karena itu nyawa adalah taruhannya.

"Kapal siap!" Tegas seseorang dari kejauhan. Atas seizin pembina, kapal mulai berlayar. Mengikuti jalur tujuan mereka.

Dalam perjalanan di tengah laut, mereka mulai membuka isi kotak dan mengeluarkan bungkusan bungkusan mayat tersebut. Tentunya sangat bau dan menjijikan, karena darah mayat menembus karung tersebut.

Setelah dikeluarkan, mereka lanjut ke tahap berikutnya yaitu pembuangan mayat ke dasar laut.

Mengikat batu besar bersama karung dan membuangnya jatuh ke dasar laut. Air laut yang biru bersih seketika berubah menjadi kemerahan akibat darah yang melekat di sisi karung.

Sedangkan situasi The Mask sedang diberi gaji. Lumayan, Tiffany mendapat uang dengan jumlah memuaskan. Ia tidak peduli lagi itu uang ilegal atau tidak, yang pasti alur kehidupannya sudah hancur sejak keluarganya dibunuh.

***

Kesokan harinya, Tiffany sedang tidak ada kegiatan. Ia hanya berjalan jalan biasa mencari udara segar. Jarang ia seperti ini.

Tak sengaja melihat seorang pria tua beruban dengan luka di bawah mata kanan. Itu adalah Charles Alexander.

Ia pun segera bersembunyi untuk melihat apa yang dilakukan tua bangka itu.

Charles bersama seorang gadis, cantik, anggun, tentunya ramah disebuah kafe. Sepertinya mereka usai membeli sesuatu. Tiffany ingin menguping pembicaraan mereka.

"Bagus, putri ayah memang pintar. Hahaha" Kekehan kecil Charles sembari berkomunikasi dengan gadis itu.

"Tentu saja, Sherly kan memang pintar" Ucap gadis itu ikut tertawa riang.

Sherly Alexander, putri satu satunya dari mantan Mafia, Charles Alexander.

Tiffany menatap Sherly lekat lekat. Ia sepertinya mempunyai sebuah rencana.

Sherly sepertinya orang yang sangat disayangi Charles, bagaimana jika Sherly tiada? Apakah Charles bisa hidup tenang? Itu yang dipikirkan Tiffany.

Sepertinya aku harus mencobanya... Batinnya menyeringai kecil

To Be Continue

Tunggu chap selanjutnyaa
janlup vote & komen, ga rugi ko
follback / feedback bsa lgsg Dm
Atau komen disini
Thanks ✩

Sadistic RedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang