Setelah Charles dan Sherly pergi, Tiffany ikut pergi. Ia hendak menemui Alan untuk membicarakan sesuatu. Sesampainya di markas, Tiffany langsung menuju ruangan Alan.
"Permisi, saya ingin membicarakan sesuatu" Ucapnya datar bicara kepada Alan.
"Silahkan" Jawab Alan.
Tiffany pun mulai berbicara dan Alan mendengarkannya secara efektif. Hal yang mereka bicarakan adalah mengenai rencana yang ingin Tiffany perbuat.
Gadis itu mengetahui bahwa dulu Alan yang menjadi tangan kanan Charles sangat membenci Mr. Alexander itu karena beberapa sebab.
Oleh karena itu Ia ingin bersekongkol dengan Alan untuk membalas dendam dengan cara memanipulasi keadaan.
Ia ingin Alan membantunya disetiap tindakannya. Dengan begitu, Tiffany juga akan melunasi hasrat dendam pribadi Alan.
Rencananya adalah Tiffany akan meniru wajah Sherly Alexander dan lanjut melakukan pembunuhan atau semacamnya. Ia tidak akan memakai topengnya, agar putri Charles itu tercurigai dan ditangkap polisi. Apa daya Charles jika putrinya masuk penjara? Mereka akan jarang bertemu.
Alan menyetujui perkataan Tiffany. Ia sejujurnya sudah malas membalas perbuatan Charles kepadanya di masa lalu. Namun jika ada kesempatan, kenapa tidak?
"Bagaimana?" Tanya Tiffany serius.
"Ide yang bagus" Ucap Alan menyeringai sembari menepuk pelan kepala Tiffany. Ia menjadi orang yang sangat disayangi dan berharga di Cruels.
Mereka akhirnya mulai menyusun rencana. Tahap awal adalah mengubah bentuk wajah Tiffany menyerupai Sherly Alexander.
***
Atas seizin dan bantuan dari Alan Grady, Tiffany akhirnya memiliki wajah yang serupa dengan Sherly Alexander. Dengan begitu, sekarang waktunya untuk melanjutkan rencana.
Seperti biasa, Ia bekerja sebagai gadis penagih hutang terkejam di Cruels. Kali ini lokasi berada di sebuah perusahaan yang terlihat baru berkembang karena bantuan modal dari Cruels.
Tiffany sengaja tidak memakai topeng kali ini agar wajahnya terekam cctv atau semacamnya.
Ia mulai membunuh orang yang tidak mengembalikan pinjaman. Caranya beragam, mulai dari menusuk mereka dengan pisau tajam, menembaki mereka dengan peluru panas dari pistol, ataupun memenggal kepala mereka dengan kapak yang Ia bawa sebagai cadangan.
Tentunya tempat itu banyak terdapat cipratan dan bekas darah dimana mana.
Usainya menagih hutang hutang, ada yang melunasi dan ada yang tidak, akhirnya mereka mulai kembali ke markas Cruels.
***
Keesokan harinya, mendengar berita pembunuhan lagi, polisi pun mulai bergerak ke tempat kejadian. Memang telat. Maklumi saja, mereka polisi biasa sedangkan penjahatnya adalah Mafia terlatih dan ahli dalam kekerasan dan pembunuhan yang sangat sadis.
Polisi sampai disana, mereka mulai mengamankan situasi, mencari bukti bukti, dan berpencar kesegala tempat.
Jax Kennard juga salah satunya disana. Ia bertugas mencari bukti.
Ada seorang sanksi mata yang mengatakan bahwa semua pembunuhan ini dilakukan oleh seorang gadis.
Sesuatu terlintas dipikiran Jax, ia berpikir harus mengecek cctv. Mereka pun beranjak menuju ruang cctv secepatnya.
Ketika dicheck, terlihat sosok gadis dan pria pria berjas melakukan pembunuhan.
Jax mengamati dengan serius. Ada saat ketika gadis itu berbalik badan menghadap cctv. Jax tersentak kaget melihat wajah gadis itu, itu wajah yang ia kenal.
"S-Sherly?!" Ucapnya terkejut.
"Sherly siapa?" Tanya seseorang yang merupakan salah satu anggota kepolisian.
Jax Kennard adalah teman Sherly Alexander sejak sekolah menengah. Sejak itu juga Jax menyukai Sherly.
Selama berteman, Sherly adalah gadis yang lemah lembut, baik hati, bahkan selalu ramah kepada orang orang. Tidak mungkin orang sepertinya bisa membunuh.
"Kita harus mencari pernyataan dari orang ini" tegas salah satu anggota.
Jax ingin menyangkal, namun wajah Sherly terpangpang jelas disana. Mau tidak mau harus bertanya yang sebenarnya pada gadis itu.
Kini di kantor polisi, Sherly pun datang kesana atas permintaan Jax. Gadis 20 tahun itu tidak mengetahui mengapa Ia dipanggil.
"Jax, kenapa?" Tanya nya sembari berjalan menghampiri Jax yang duduk di kursi meja nya. Selain itu, anggota anggota lain juga berada di sekitar.
Melihat wajah Sherly, seketika semua menatapnya. Itu wajah gadis yang ada di cctv bukan? Pikir semua.
"Silahkan duduk" Ucap Jax mencoba tenang. Sherly pun duduk di kursi depan mejanya.
Tanpa basa basi, mereka mulai mempertanyakan sesuatu pada Sherly.
"Sher... kau dimana saja kemarin?" Tanya Jax pada Sherly.
"Aku? Aku ada di rumah...tapi pas malemnya sempat keluar rumah" Ucap Sherly seadanya. Jax menghembuskan nafas pelan.
"Kau ada datang ke suatu perusahaan, tidak?" Lanjutnya bertanya, nadanya serius.
Sherly bingung. Ia tidak ada kemana mana selain ke cafe kemarin. Pastinya Ia menjawab "Tidak"
"Nona Sherly, apa kau tau ini siapa?" Salah satu petugas mempertanyakan kemudian memperlihatkan rekaman cctv. Terlihat jelas wajah Sherly disana. Tentunya gadis itu terkejut. Kenapa orang itu mirip dia?
"S-Siapa itu? Y-yang pasti itu bukan aku!" Tegasnya sedikit gemetar, karena adanya banyak darah di sekitar gadis yang ada di cctv tersebut.
"Kenapa kau terbata bata seperti itu?"
"K-karena... ada banyak darah disana" Jawab Sherly sedikit gemetar. Ia merasa akan dituduh karena gadis itu mirip dia.
"Jangan menyangkalnya, banyak sanksi yang melihat mu keluar gedung dan di cctv ini, terlihat jelas wajahmu" Lanjut anggota polisi
"Tapi itu bukan aku!!" Teriak Sherly membantah. Memang bukan dia, kenapa dia dituduh seperti ini?
"Maaf nona Sherly. Demi keamanan, anda harus kami tahan untuk sementara"
To be continue
Hi, janlup vote & komen.
Yang ga vote, di bacok pake kapak
(canda deng)
Ya intinya gitu,
Thanks bnyak bnyak :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadistic Red
Mystère / ThrillerKeluarga adalah segalanya bagiku dan pastinya itu juga segalanya bagi semua orang. Tapi seseorang menghancurkan yang merupakan segalanya bagiku. Bagaimanapun caranya, akan kupenuhi apa yang menjadi tujuanku. Akan kubunuh siapapun yang menghalangiku...