Suatu saat, Sherly sedang bosan berdiam diri di kamarnya, ia hendak berkeliling di dalam rumah. Tak sengaja masuk ke kamar Mrs. Alexander, neneknya untuk bercerita sesuatu.
"N-nenek?!" Pekik Sherly terkejut melihat neneknya terbaring lemas di balkon. Setelah diamati, perutnya banyak mengeluarkan darah, sepertinya ada yang menusuk Mrs. Alexander.
Sherly pun berteriak sekeras kerasnya memanggil semua orang. Kiana datang menghampiri dan langsung menutup mulut karena syok.
"Kenapa ini??! I-Ibu!!" Kiana langsung mengecek denyut nadi Mrs. Alexander. Dan ternyata... beliau sudah tak bernyawa. Ia benar benar gemetar. Air mata menetes dari kedua orang itu, sungguh tidak dapat diperkirakan orang yang mereka sayangi terbunuh tanpa sebab. Kira kira siapa yang membunuhnya?
Beberapa hari kemudian, keluarga Alexander akan mengkremasikan Mrs. Alexander yang sudah menutup mata selamanya. Tentunya mereka sangat sedih, terutama Charles yang menahan kesedihannya melihat ibu tersayangnya tiada tanpa diketahuinya.
Mereka berada di gedung kremasi. Sebelum dikremasi, Kiana, Charles dan saudara lainnya sedang berkumpul sembari menunggu peti mati berisikan mayat Mrs. Alexander datang.
"Aku permisi sebentar" ucap Kiana kemudian berjalan menjauh dari sana. Ia ingin mencari udara segar sebentar di halaman belakang gedung. Saat hendak menuju kesana, jalurnya semakin sepi, jarang ada yang kemari.
Kiana terus berjalan menuju halaman belakang, tetapi ia merasa aneh. Seperti ada yang mengikutinya. Kiana pikir itu hanya imajinasinya saja, ia memilih menghiraukannya.
Namun seketika terdengar suara goresan dari kejauhan. Itu benar benar membuat Kiana gemetar. Terlebih lagi, kini ia merasa ada seseorang di belakangnya. Sungguh menakutkan, disana sangat sepi.
Saat hendak berbalik badan...
"AAARGGHHH" Teriaknya karena seseorang menggores tepat di matanya dengan sebuah benda tajam. Itu sangat perih dan menyakitkan.
Scracth... satu goresan lagi mengenai matanya, banyak darah bercucuran dari matanya.
Dibalik gelap dan perihnya mata, seseorang kemudian menjambak rambutnya.
"Diam kau" Ucap orang itu dan memukul bagian tengkuknya mengakibatkan Kiana jatuh pingsan. Siapa lagi? Kalau bukan Tiffany dan orang orang suruhan Alan Grady.
Mereka kemudian mengikat erat tubuh Kiana dengan tali, menutup mulutnya dengan lakban hitam. Diam diam membawanya kesuatu tempat, di pimpin oleh Tiffany.
Mobil dengan peti mati Mrs. Alexander segera sampai di gedung kremasi. Namun beberaoa orang tiba tiba muncul membuat sopir terpaksa menghentikan mobil dan turun untuk memeriksa keadaan.
Belum sempat bertanya, mereka lebih dulu membunuh sopir dengan menusuk perutnya. Pelakunya adalah salah satu dari Cruels.
Setelah satu orang terbunuh, orang yang diam di mobil pun gemetar. Mafia itu kemudian mendekati dan melenyapkannya sebelum orang itu berteriak.
Saat itu juga Tiffany dan yang lainnya datang dengan Kiana yang pingsan terikat. Mereka kemudian membuka peti mati mayat dan memasukan Kiana kedalamnya.
Beberapa mafia akan menyamar sebagai pembawa peti untuk mengkremasikannya. Sementara Tiffany akan mengawasi jalan nya rencara.
Sesampainya di gedung kremasi, peti mati dikeluarkan dan dibawa menuju ruang kremasi. Charles bingung, kemana perginya Kiana? kenapa selama ini?
Kiana yang merasa tengkuk lehernya agak sakit mulai sadarkan diri walau matanya terluka parah, ia masih bisa melihat sedikit.
Kenapa sangat pengap? dan... bau amis apa ini? Batinnya kemudian melirik sesuatu yang ada di bawahnya. Ia tersentak kaget.
W-wajah ibu?... itu artinya, aku ada didalam peti mati!! Kiana sangat panik. Apakah dirinya akan terbakar hidup hidup sekarang ini? Ia ingin berteriak, namun mulutnya terkunci oleh lakban tebal. Begitu juga tangan dan kakinya yang diikat kuat dengan tali.
Peti kemudian akan dimasukkan kedalam tungku kremasi yang sudah dirancang khusus. Api mulai menyala dan tutup tungku mulai tertutup rapat.
Seiring merasakan panas, air mata Kiana mengalir deras. Tubuhnya ikut terbakar dengan mayat Mrs. Alexander.
"Paman!!" Ucap Jax datang tergesa gesa memanggil Charles.
"Cepat hentikan pembakarannya!" Tegas Jax yang membuat semuanya panik dan bingung.
"Maksud mu?" Tanya Charles.
"Cepat!!" Jax memaksa membuat Charles terpaksa menghentikan kremasi sementara. Jax menyuruh untuk mengeluarkan petinya karena didalamnya ada Mrs. Kiana yang terikat pingsan.
Tentunya Charles sangat terkejut dan langsung menyuruh petugas untuk membongkar petinya. Ternyata, memang benar. Kiana ada didalam sana, wajahnya cacat. Kini tubuhnya tinggal tulang dan beberapa abu saja.
Tanpa sadar Charles meneteskan air mata. Ia benar benar tidak menduga hal seperti ini menimpa keluarganya, apakah ini buah hasil perbuatannya di masa lalu?
"K-Kiana..." ucapnya tak bisa menahan sedih.
Jax bisa mengetahuinya karena tak sengaja mendengar pembicaraan petugas pembawa peti itu.
Kini, Charles telah kehilangan dua orang berharganya. Hanya Sherly satu satunya yang ia miliki sekarang ini. Bagaimanapun, Sherly harus baik-baik saja dimana pun dan kapanpun.
Charles benar benar tidak akan tinggal diam. Ia harus membuat Cruels kembali menurutinya. Namun mereka tetap menolak kehadirannya, bahkan mencondongkan senjata kearahnya.
Di kesehatan yang tidak stabil seperti sekarang ini, Ia harus tetap hidup untuk melindungi Sherly dari bahaya apapun. Charles memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan Cruels.
To be continue
Hi, pa kabar?
Janlup vote & komen + follow sekalian
Back? DM atau komen sini langsung.
Thanks kalo udah✩
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadistic Red
Mystery / ThrillerKeluarga adalah segalanya bagiku dan pastinya itu juga segalanya bagi semua orang. Tapi seseorang menghancurkan yang merupakan segalanya bagiku. Bagaimanapun caranya, akan kupenuhi apa yang menjadi tujuanku. Akan kubunuh siapapun yang menghalangiku...