Udumbara

1.4K 168 20
                                    

"Kita sudah sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita sudah sampai."

Setelah berhasil melewati jalan yang penuh trik, berkat tuntunan Hua Cheng, mereka akhirnya tiba di satu tempat di balik air terjun yang dikelilingi oleh pohon persik yang bermekaran. Tempat itu lebih indah dari pemandangan sebelumnya yang hanya berupa hutan bambu. Di ujung jembatan batu berdiri bangunan bertingkat menyerupai kastil kecil. Tampaknya itu adalah satu-satunya tempat tinggal di pulau ini. Melihatnya, Wei Wuxian bertanya-tanya seperti apa orang yang tinggal di tempat itu.

"Inikah Hutan Lembah Putih?" tanyanya dengan sorot terpukau memandang sekeliling yang bagai taman di atas air. " Tidak putih seperti namanya," ia menambahkan.

Xie Lian langsung menanggapi. "Benar. Sewaktu mendengar namanya, aku membayangkan sebuah pulau yang dikelilingi kabut putih pekat, hutan gelap dan menyeramkan. Apalagi kau bilang kalau di sini ada hantunya." Ia menuding Hua Cheng.

Yang dituding mendengus. "Aku tidak bilang kalau di sini ada hantu. Aku bilang, kalau yang tinggal di sini lebih dari pada hantu."

"Apa itu? Siluman?"

Bibir Hua Cheng menyunggingkan seringai miring yang membuatnya terlihat culas. "Bukankah kau menganggap dirimu dewa? Dewa seharusnya tidak takut pada siluman."

"San Lang, kau!" Jarinya teracung pada pria itu. "Aku benar-benar akan menghukummu nanti. lihat saja!"

Selagi kedua lelaki itu bertengkar, Wei Wuxian dan Lan Wangji berdiri dengan canggung di antara mereka.

"Xie Lian ... dewa?" gumam Wei Wuxian pelan di dekat telinga Lan Wangji.

"Kau tak perlu memikirkannya," pria itu menjawab. "Tidak ada yang bagus tentang itu."

Wei Wuxian mengangguk. "Tapi sebenarnya bagaimana hubungan mereka, sih? Sedikit-sedikit mereka bertengkar."

"Kau bisa menanyakannya kalau ada kesempatan."

"Apa kau tak mau tahu, Lan Zhan?"

"Tidak."

"U-uh, tidak seru."

Ketika pertengkaran akhirnya selesai, Wei Wuxian langsung bertanya kepada Hua Cheng. "Apakah masih ada jebakan di sini?"

"Di sini sudah tidak."

"Syukurlah. Lan Zhan, sekarang turunkan aku."

Secara perlahan Lan Wangji menurunkan Wei Wuxian dan menopangnya berdiri.

"Tempat seperti ini tidak akan mudah ditemukan," sahut Xie Lian dengan mata berbinar kagum pada pemandangan sekitarnya. Namun, kemudian dia melompat ketakutan dan memeluk tubuh Hua Cheng sambil berteriak, "Ular!"

Seketika Lan Wangji berdiri menamengi Wei Wuxian dan waspada begitu seekor ular kecil berwarna putih melintas, berhenti, dan memperhatikan mereka semua dengan matanya yang berwarna biru. Setelah mendesis sebentar, ular itu pun pergi menjauh.

PRETTY JADE LOCKED ✓ [End PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang