2. Ayo Pergi ke Istana

13K 937 23
                                    

"Mohon maaf!"

Pangeran hanya memasang wajah datar, ia melambaikan tangannya sebentar lantas sebilah pedang tajam itu menghilang. Membuat Kivandra segera menghembuskan napasnya lega.

"Aku Usha Athulya, Putra Mahkota." 

Kivandra bersujud hormat, membiarkan dahinya mengusik tanah tak berdosa. "Sebuah kehormatan bertemu dengan anda, Pangeran."

"Siapa namamu?"

"Maaf?" Kivandra terdiam, tak percaya sesosok putra Kaisar di Istana megah itu tertarik dengan namanya.

Usha berdecak kesal. "haruskah aku mengulang pertanyaanku?"

Tersentak, gadis itu lekas-lekas menjawab. "Nama saya Kivandra, Pangeran."

"Di mana keluargamu?"

"Saya hidup sendirian dan menjalankan toko bunga ini, Pangeran."

Usha mengangguk dan mendekati Kivandra yang masih bersujud di tanah. "Kedatanganku ke sini hendak menawarkan sesuatu yang sangat penting."

Kivandra mendongak sedikit, merasa penasaran.

"Jadilah putri palsu sementara, untuk menggantikan adikku." ujar Usha tanpa ragu.

"Maaf?" terdiam, lagi-lagi sebuah kejadian membingungkan datang. Apakah ini lelucon?

Usha menyodorkan sebuah kertas kontrak yang tampak mewah berkilau. "Adikku, putri bungsu Kekaisaran Athulya, sedang sakit. Sedangkan ... banyak acara yang harus dia ikuti ke depannya."

Kivandra menerima kertas kontrak yang mewah dari tangan Pangeran berkuasa. Bahkan kertasnya terasa lebih lembut dari gaun kusut Kivandra yang sudah bersenggama dengan tanah. Gadis itu mulai membaca isi kontraknya, berusaha keras memahami dengan kemampuan membaca yang tak seberapa. Hingga satu hal yang Kivandra amat pahami, tertulis uang bayaran luar biasa di kontrak tersebut.

"Aku datang ke sini untuk mengutusmu menjadi putri pengganti secara sementara. Hanya kau yang memiliki visual paling mirip dengan adikku." lanjut si Usha.

"Apakah ... anda yakin, Pangeran?" Kivandra bertanya-tanya.

Status putri adalah hal yang diidam-idamkan oleh seluruh gadis rakyat biasa. Di mana putri memiliki kekayaan besar, pasangan pria yang kaya, lalu gaun-gaun indah terpasang di dalam lemari.

Usha menyeringai. "Aku tak berkata untuk memberikan status putri padamu selamanya. Ini hanya sementara hingga adikku sembuh. Kau jangan berharap macam-macam, rakyat biasa."

Tersentak atas julukan terakhir dari sang pangeran, Kivandra kembali menyadarkan pikirannya. "Maaf, Pangeran."

"Tentu kau tak menjadi pengganti secara cuma-cuma, ada kompensasi yang tertulis jelas di dalam kontrak."

Kivandra mengangguk. 10 juta emas, tampak menggiurkan bahkan bagi para bangsawan.

"Selama menjadi putri pengganti, keamanan dan fasilitasmu terjamin. Dan saat kau sudah menjadi rakyat biasa lagi, uang kompensasi itu milikmu." jelas Usha.

"Ini ...." Kivandra bingung untuk merespon.

Usha menyodorkan sebuah bolpoin hitam yang berkilau, "Kau tak memiliki keluarga, dan toko bungamu seperti akan bangkrut. Tak ada ruginya jika kau menyetujui ini, ayo tanda tangan."

Kivandra menelan ludahnya, tak ada waktu lagi untuk berpikir lama. Gadis itu menerima pena dari tangan sang pangeran. Kontrak pun sudah tertulis namanya secara resmi.

"Bagus." Usha tersenyum dan mengambil kembali kontraknya, "Dengan ini, kau resmi menjadi putri pengganti."

"Mulai sekarang, namamu Dhipa Athulya."

Kivandra tercengang akan perubahan kejadian yang tiba-tiba. Kini, nama yang ia gunakan selama 18 tahun sudah terganti. Bukan lagi sebagai Kivandra, namun sebagai putri Dhipa Athulya. Itu sedikit—mengejutkan.

Tidak, itu sangat mengejutkan.

"Kalau begitu, kereta kuda sudah siap." Usha memperbaiki posisi sarung tangannya dan berbalik.

Kivandra mendongak. "Sekarang?"

"Ya, apa kau memiliki barang lusuh untuk dibawa?"

Menggeleng, Kivandra akhirnya berdiri dengan bantuan ksatria. "Tidak ada, Pangeran."

Usha terdiam sebentar lalu menatap bunga di sekelilingnya. "Tentang tokomu ... tenang saja. Aku akan meminta orang untuk merawatnya."

Kivandra tersenyum lebar. "Benarkah? Terima kasih banyak, Pangeran!"

"Ya, ayo pergi ke Istana." ujar Usha dan pergi keluar dari toko.

Kivandra ikut keluar dengan tuntunan para ksatria gagah, meninggalkan bangunan yang menjadi ladang penghasilan sekaligus rumahnya selama bertahun-tahun.

Ia akan menjadi seorang putri, palsu.

Benar, itu juga sementara.

Princess SurrogateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang