Wabah menghantui desa itu berasal dari kristal yang berada di dada high orc. Kristal berwarna merah pekat dengan kandungan kemurnian luar biasa. Karena kemurnian yang hebat itu, sebuah uap beracun mulai muncul dalam jangkauan kecil.
Benar, jangkauan yang kecil. High orc tinggal di tengah hutan yang jaraknya sangat jauh dari desa. High orc juga suka mengumpulkan mayat-mayat hewan yang sudah dibunuhnya. Itu membuat banyak lalat hinggap dan terkena uap dari kristal si monster. Lucas yakin bahwa para lalat itu terbang ke desa dan mengotori makanan warga.
Itulah asal mula wabah terjadi.
Kivandra memiliki sihir penyembuh dengan aroma begitu harum dan manis, high orc terpikat dari jarak ribuan kilometer jauhnya. Datang ke desa dan terbunuh, kristal dari dada high orc tersebut diamankan oleh pihak kekaisaran. Jika diurus dengan baik, kristal dengan kemurnian luar biasa itu bisa menjadi harta berharga miliaran koin emas. Tentu Duke Lucas, sebagai pihak yang membunuh high orc, diberi kompensasi setimpal.
Wabah telah menghilang dari desa, Kivandra telah sembuh total dari sakitnya. Suasana desa seperti dibalik total dengan instan. Warga berbondong-bondong mengucap rasa syukurnya pada semua pihak penyelamat.
Kivandra senang, duke Lucas dan pangeran Usha sangat disanjung para warga.
"Terima kasih, duke, tak lupa yang mulia pangeran!"
"Terima kasih, sang penyelamat kami!"
"Apa kalian lupa?" seorang bocah kecil muncul dari keramaian, "Siapa yang menyembuhkan kalian?"
Warga lain menepuk jidatnya, "Oh, Brian benar! Nona Kivandra benar-benar menyelamatkan nyawa kami!"
"Dokter Kivandra hebat!"
"Nona Kivandra, anda penyelamat kami!"
Oh ....
Kivandra merasakan hal aneh di dadanya. Berdebar, meluap-luap perasaan senang dan bahagia, membuat senyumnya tak kunjung turun.
"T-terima kasih." ujar Kivandra dengan senyuman terbaik yang ia miliki.
Jadi ini rasanya dikenal sebagai diri sendiri? Jadi ini rasanya tidak menjadi orang lain?
Mereka memanggil Kivandra, bukan putri atau yang lainnya. Benar-benar sebagai diri sendiri.
"Buat apa kakak berterima kasih? Kami yang seharusnya begitu!" teriak Brian dengan wajah semangat.
Warga laki-laki datang dan menggendong Brian ke pelukannya, "Ya, bocah kecil ini benar! Terima kasih, nona Kivandra!"
"Bocah kecil?" Brian tampak tak terima, "Paman, aku bukan hanya anak kecil. Aku asisten kakak Kivandra tahu! Y-ya ... walau hanya sementara."
"Baiklah, asisten kecil!"
Lucas datang mendekati Kivandra yang tersenyum menatap keramaian, "Senang?"
"Iya, sangat." balas Kivandra singkat.
"Bukankah ini perasaan yang melegakan? Para warga itu sudah terbebas dari belenggu kematian, itu karenamu, Kivandra."
Kivandra menoleh, menatap Lucas yang tercetak senyuman lega di wajah tampannya. Dia memang laki-laki yang baik ... Kivandra menyukainya.
Tunggu, apa? Menyukai?
Sial, apa yang baru saja dia katakan. Itu sedikit memalukan.
Pangeran Usha mendekat dengan canggung, "Kita kembali ke ibu kota?"
"Tentu, pangeran." Lucas menarik lengan Kivandra, "Tapi dokter pribadi saya hanya akan naik di kereta Duke."
"Oh ... um, ya?" Usha hampir tersedak, "B-baik. Siapa juga yang ingin membawa Kivandra ke kereta Istana mewah."
Lucas mengangguk sembari menatap Kivandra, "Begitu, ya ... baiklah. Kivandra, mungkin pangeran Usha tidak ingin kau mengotori kereta mewahnya. Tapi tenang saja, dalam keretaku kau bisa muntah seratus kali, seribu kali juga boleh."
"... ?" Kivandra bingung.
"Aku tidak bermaksud begitu! Kivandra bisa naik kereta Istana milikku!" bentak Usha dengan tergesa-gesa.
Melihat itu Lucas cemberut dan menyembunyikan Kivandra ke belakang tubuhnya, "Kan, sudah saya bilang ... dokter pribadi saya hanya akan naik kereta saya."
"Hah?" Usha tersenyum paksa, "T-terserah anda saja, duke."
Kenapa Usha merasa seperti ada bendera persaingan yang berkibar?
Kenapa?
"Hentikan perdebatan ini, ayo kita pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...