54. Hati Kita Sama

5.3K 474 9
                                    

"Kamu tahu, Kivandra? Menurutmu, kenapa akhir-akhir ini aku membutuhkan waktu untuk tidak menemuimu?" tanya Lucas tiba-tiba.

"Kenapa?"

Lucas menyunggingkan senyum manisnya, "Ikuti aku." ucap lelaki itu lalu menarik lengan Kivandra.

Mereka berjalan semakin masuk ke dalam taman, hingga saat sampai di tengah, Lucas melepas tangannya.

"Sebenarnya aku memikirkan hal ini beberapa hari terakhir. Aku masih ragu, sebab itu aku butuh waktu untuk tidak melihatmu, Kivandra." Lucas mulai menjelaskan alasannya, "Yah, saat ini aku tidak ragu lagi. Jadi tutup matamu sebentar, gadis cantik."

"Ah? Hah?" Kivandra meragukan telinganya. Apa yang barusan ia dengar? Gadis ... cantik?!

Gadis cantik?!

Ahh, Kivandra merasa wajahnya panas.

Lucas tertawa kecil, "Kubilang tutup matamu."

Kivandra segera memblokir pandangannya dengan patuh, ia juga tidak sanggup melihat reaksi Lucas saat tahu seberapa merah wajahnya saat ini.

"Buka matamu sekarang."

"Sekarang? Cepat sekali."

"Terlalu cepat, kah?" Lucas tampaknya berdehem singkat, "Aku akan berhitung sebentar kalau begitu."

Dengan mata tertutup, Kivandra merasakan tangannya digenggam hangat. Lucas bergerak memasukkan sesuatu ke sela-sela jari tengahnya.

"Tiga,"

Setelah mengucap angka tiga, Lucas melepas genggaman tangannya. Lantas lelaki itu lagi-lagi menyentuh pipi Kivandra, diusap perlahan.

"Dua,"

Dalam keheningan, Kivandra bisa merasakan napas Lucas yang rasanya semakin dekat. Lelaki itu menghapus jarak di antara mereka, Kivandra rasanya sangat gugup dan ingin kabur sekarang!

"Satu." Lucas tertawa kecil, "Buka matamu."

Dan Kivandra pun membuka penghilatannya. Hal pertama yang ia lihat yaitu mata hitam pekat, tampak indah dengan rambut poni berwarna putih.

Wajah mereka berdua sangat dekat bagai tak ada lagi jarak, bahkan napas satu sama lain terasa menyentuh kulit. Benar-benar dekat ....

"Uh, ini ... kau hendak menciumku?" tanya Kivandra dengan gagap.

Lucas mengedipkan matanya beberapa kali, "Ya? Kau mau itu?"

Tentu saja Kivandra membalas secepat kilat, "Tidak." ujarnya sembari mundur selangkah.

Di depannya ada lelaki yang tidak tahu malu. Pipi Kivandra yang sudah panas semakin merah, sepertinya terbakar.

"Haha," Lucas mengenggam tangan kanan gadis di depannya, "Lihat."

Oh, benar juga. Kivandra tadi merasakan sesuatu di sela-sela jemarinya. Ia menunduk dan mengamati sesuatu di jari tengahnya--

"Apa?" Kivandra terkejut, "Apa ini?"

Kivandra mengangkat jari tengahnya yang terpasang cincin dari sebuah batang bunga sederhana. Jari tengah yang diangkat sendirian kini tampak seperti penghinaan.

"Apa kau menolakku? Penghinaan macam apa ini, Kivandra?" tanya Lucas dengan nada dibuat-buat.

Menatap jari tengahnya, Kivandra tersentak dan menjadi gagap. "Y-yah, maafkan aku."

Mereka lagi-lagi dilahap keheningan luar biasa. Tidak tahu harus berbicara apa, tapi Lucas tiba-tiba membuka suaranya.

"Aku sudah tidak ragu lagi. Aku mencintaimu, Kivandra."

"...." Kivandra terpaku, bibirnya terasa berat untuk berbicara. Tapi gadis itu masih ingin membalas perkataan lawan bicaranya, "Apa?"

"Aku selama ini membutuhkan waktu untuk berpikir, kenapa aku sangat peduli padamu? Kenapa aku begitu menikmati saat kamu bergantung padaku? Dan sekarang aku yakin, aku memiliki perasaan khusus padamu, Kivandra."

"....."

"Jadi," Lucas kembali menghapus jarak di antara mereka, "Aku ingin bertanya, apa perasaan kita sama? Apa kamu mencintaiku, Kivandra?"

Astaga.

Apa ini?

Tidak, tidak, bahkan sejam yang lalu Kivandra tidak pernah berpikir tentang menjalin hubungan. Apalagi menjalin hubungan dengan Duke yang begitu hebat ini?!

Untuk menjalin kisah cinta bersama pria hebat seperti Lucas, itu seperti mimpi yang tak pernah bisa Kivandra capai Gadis itu tidak percaya diri, seharusnya Kivandra mengatakan bahwa ia tidak menyukai Lucas.

Tapi ....

"Benar," Kivandra menunduk untuk menyembunyikan wajah semerah tomat, "A-aku mencintaimu."

"Hati kita sama."

Princess SurrogateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang