Kivandra pergi menuju ruang makan bersama Ethan yang memandu. Ketika sampai di sana, ekspresi wajah Usha dan Kaisar tampak berseri-seri.
"Ah, sial, tolong sembunyikan senyuman menjijikkanmu itu." ungkap Ethan sembari menatap tajam Usha.
Benar, Usha, lelaki yang Kivandra kenal memiliki sifat sedingin es. Sekarang Usha sedang tersenyum manis di bangkunya. Itu agak ... aneh?
"Duduklah." ucap Kaisar. Pria parubaya itu memang tidak mengungkap kesenangannya terlalu banyak, tetapi semua orang seolah tahu bahwa Kaisar sedang berbahagia.
Kivandra duduk di bangku yang biasa ia gunakan untuk makan. Para pelayan segera menyajikan banyak hidangan mewah lebih dari biasanya.
Ada apa?
"Terima kasih, Kivandra." Usha membuka suaranya, "Berkatmu, sekarang Dhipa tidak lagi memiliki ancaman."
Kivandra bingung, "Oh? Apa yang ...."
"Detektif mengatakan jika kau telah memberi informasi utama dalam penyelesaian penyelidikan ini. Berkat itu pelaku segera ditemukan, bahkan dalang utamanya juga sudah diketahui." jelas Kaisar.
"Kau keren!" Ethan menyodorkan gelasnya, Kivandra hanya mengikuti apa yang ia mau dengan membenturkan gelas satu sama lain.
Cling!
".... Ini hanya jus stroberi, bukan anggur, kakak." Kivandra mengedipkan matanya heran.
Ethan meminum jusnya, "Lalu kenapa?"
"T-tidak."
"Dari yang kami selidiki, tempat di mana kau melihat logo penyusup sangatlah gelap. Bagaimana kau bisa melihatnya?" Usha bertanya.
"Oh ...." Kivandra meletakkan gelasnya, "Itu benar jika sangat gelap, kenapa saya bisa melihatnya, ya?"
"Penglihatanmu bagus." puji Ethan.
"Terima kasih, kakak. Yang saya ingat hanya seperti ada cahaya misterius yang membantu saya melihat logo penyusup."
Usha mengangkat kedua alisnya, "Cahaya misterius?"
"Benar, cahaya yang tiba-tiba muncul."
"Kau terlihat seperti penyihir." Kaisar tiba-tiba membuka suaranya, nadanya tetap terkesan senang namun kedua pangeran nampak terkejut.
"Saya sudah menyelesaikan makanannya." Ethan tiba-tiba berdiri, lelaki itu melirik Kivandra dan memberi sinyal untuk segera keluar.
"Saya pamit dulu, ayah." ucap Ethan sembari menunduk dan pergi.
Usha memotong daging dengan sedikit kencang. "Ethan sialan, dasar pengecut."
"...?"
Kivandra lekas-lekas menyelesaikan makanannya lalu pamit keluar juga. Ethan menunggunya di depan pintu ruang makan.
"Lama sekali kau." gerutu Ethan.
Kivandra tersenyum sungkan, "Saya minta maaf."
Menghembuskan napasnya, Ethan menarik lengan Kivandra untuk menjauh dari ruang makan.
"Ada beberapa hal yang harus kau tahu saat berada di Istana ini." ujar Ethan saat berada cukup jauh dari ruang makan.
Kivandra berdebar, apakah ia telah melakukan kesalahan?
"Ayah itu ... sangat menyukai penyihir."
"Maaf?"
"Ya, awalnya ayah sangat membenci penyihir karena pernah mengacau keluarga kekaisaran di sejarah." Ethan duduk di tangga menuju taman, "Tetapi sejak ibu kami menghilang—"
"Ayah jadi menyukai penyihir dalam garis berat." tiba-tiba Usha muncul dari belakang.
Kivandra dan Ethan tersentak kaget, "Uwakh?!"
"B-bagaimana bisa kau lolos dari ayah?" tanya Ethan dengan nada gemetaran.
Usha tersenyum mengejek, ia mengangkat kedua bahunya. "Aku beralasan sakit perut, perlu kamar mandi secepat mungkin."
Hening.
Kivandra tak habis pikir, alasan konyol seperti itu seolah menjadi suatu yang sangat membanggakan bagi Usha. Bahkan, Ethan juga tampak kagum.
"Aku akan memakai alasan itu suatu hari." ucap Ethan.
Usha menganggukkan kepalanya, "Omong-omong, kau harus melanjutkan cerita tentang ayah."
"Oh, iya." Ethan menatap Kivandra, "Segeralah kabur ketika Ayah membahas tentang penyihir."
"Kenapa?"
"Telingamu akan sakit karena ocehan ayah selama berjam-jam, ia mengoceh tentang betapa hebatnya penyihir itu. Entah dari mana ceritanya."
"...."
"Ayah mengerikan ketika membahas penyihir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...