56. Saya Meminta Restu

6.1K 471 10
                                    

"Alasan aku menyukaimu? Kan, aku sudah menjelaskan, kamu itu membawaku melihat indahnya dunia. Memberiku sebuah kebahagiaan bagai surga, seperti malaikat yang datang dari langit. Apakah perlu alasan untukku menyukai pria sebaaaiikkk iniiiii?"

Lucas tertawa puas, "Baiklah, aku percaya bahwa kamu mencintaiku."

Lamaran tiba-tiba itu sudah berakhir. Kivandra pergi ke kamarnya dan melamun di atas kasur, hari ini banyak hal yang terjadi begitu saja.

Pertama, fakta tentang dirinya yang merupakan putri dari Kaisar. Lalu ... perasaan Lucas, mereka juga akan menikah.

Menikah!

Ah, itu adalah hal yang tidak bisa diremehkan. Seharusnya Kivandra butuh waktu untuk memikirkan hal seperti itu.  Tapi entah kenapa, saat Lucas melamarnya tadi, ia tidak merasa ragu sama sekali.

Seolah Kivandra yakin akan ada kebahagiaan lebih banyak setelah mereka menikah.

Gadis itu memeluk bantal karena malu, ciuman pertamanya juga sudah direnggut tadi!

Ah, ini sangat mengejutkan! Sensasi saat itu, sungguh, sungguh, sungguh, Kivandra mau merasakannya lagi. Memastikan ulang, bagaimana dan apa ekspresi yang dibuat Lucas saat mereka berciuman.

"Akhh?!?!?!!" Kivandra menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya. Gadis itu menendang-nendang selimut dengan seluruh tenaga untuk membuang rasa malu yang bertumbuh besar dalam dirinya.

"Huft, huft," Kivandra menatap langit-langit kamar dengan napas yang tersenggal, "Apakah aku sedang bermimpi?"

Waktu satu hari berlalu dengan cepat. Keesokan paginya, Lucas mengajak Kivandra ke Istana untuk meminta restu dari Kaisar. Lucas sudah tahu tentang kenyataan bahwa Kivandra merupakan putri Kekaisaran yang menghilang.

"Aku tidak peduli apa statusmu, aku hanya tahu bahwa kamu adalah Kivandra. Dan aku mencintai Kivandra." ujar Lucas saat tahu tentang kenyataannya.

Saat ini, Lucas dan Kivandra sudah duduk manis di ruang tamu Istana. Di depan mereka ada Kaisar yang memiliki tatapan tajam, ada pula dua pangeran dengan tampang seram dan seorang putri yang terdiam tak berdaya.

"Bisa kau ulangi perkataanmu, duke?" tanya Kaisar dengan nada penuh ancaman.

Lucas tak terkecoh dengan sikap penuh penolakan itu, "Saya meminta restu. Saya berniat menikahi putri anda, baginda."

Kaisar menatap Kivandra yang duduk di samping Lucas, "Apakah Kivandra sudah setuju?"

"Sudah, baginda--maksud saya, Ayah." Kivandra mengangguk canggung, "Saya mencintai Lucas, kami ingin menjalin hubungan ke jenjang serius. Sehubungan kedatangan kami di sini untuk meminta restu anda, yang merupakan ayah saya."

'Ayah' katanya ....

Kaisar juga tahu, ia tidak pantas disebut ayah untuk Kivandra yang bahkan tak pernah ia rawat. Kaisar juga sudah mengabaikan Kivandra saat berada di Istana dulu, memaksanya menjadi orang lain, itu kesalahan yang tak termaafkan.

Namun Kivandra masih sudi memanggilnya Ayah? Betapa baik gadis itu.

"Bisakah kamu keluar dan tinggalkan aku berdua bersama Duke?" tanya Kaisar dengan serius.

"Itu ...." Kivandra melirik Lucas yang mengangguk setuju, "Baiklah."

Putri Dhipa, pangeran Usha dan Ethan, tak lupa dengan Kivandra, mereka beranjak dari kursi dan keluar dari ruang tamu. Ditutuplah pintu itu rapat-rapat.

Kini hanya tertinggal dua orang, Duke dan sang Kaisar.

"Duke, selama ini aku tahu jika dirimu adalah seorang yang sangat kompeten. Apalagi dengan kenyataan bahwa kau adalah seorang penyihir, tidak diragukan lagi bahwa kau adalah pria terbaik di kekaisaran ini."

Lucas menunduk, "Anda terlalu menyanjung saya, baginda."

Kaisar tertawa kecil, "Sebenarnya aku tidak tahu, apakah aku memiliki hak untuk memberi restu? Aku hanyalah seorang ayah busuk yang tak mempedulikan putriku selama belasan tahun. "

"Tapi kuharap aku bisa mendengar ini. Duke of Zephyr, Lucas, apakah kamu benar-benar mencintai putriku?"

Princess SurrogateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang