53. Aku Menyukai Perasaan Ini

5.6K 507 13
                                    

"Menghindarimu?"

"Ya."

Lucas membuang pandangannya ke samping, "Bukan begitu, aku hanya ... butuh waktu untuk sendirian."

Bukannya tenang dengan jawaban dari lawan bicaranya, Kivandra malah semakin tampak cemas. Tanpa sadar gadis itu menggenggam tangan Lucas, "Kenapa butuh waktu sendirian? Apakah aku melakukan kesalahan? Apakah sihirku terlalu buruk?"

Genggaman tangan yang semakin kuat membuat Lucas tidak bisa berpikir tenang, "Bukan." balasnya singkat.

"Lalu apaaaaa?" Kivandra bertanya dengan helaan napas panjang, "Aku sangat takut denganmu yang tiba-tiba menghindariku."

"T-tunggu sebentar," Lucas terus membuang pandangannya, "Lepaskan tanganmu dulu."

Menyadari apa yang telah ia lakukan, Kivandra segera mundur selangkah. "Mmm, maaf." bisiknya malu.

Lucas masih menyembunyikan wajahnya, "Kenapa kau takur dengan aku yang tiba-tiba menghindar?"

Kivandra menatap lelaki di depannya dengan menyembunyikan rasa malu. "Kenapa lagi? Aku takut kamu membuangku. Kau yang membawaku ke sini, kau memberiku kehidupan baru. Daging, bunga, kehangatan, semua ini berkat dirimu. Dari awal aku selalu berpikir tentang apa yang harus kubayar untuk kebaikan ini, aku takut kamu membuangku ... dan surga yang kamu berikan pun ikut terbuang."

Aduh.

Kivandra berbicara terlalu banyak.

Gadis itu melirik Lucas yang kini tak lagi menyembunyikan wajahnya. Lucas menatap lekat wajah Kivandra yang tampak semakin memerah malu.

"...." Lucas tersenyum, "Jadi kau takut aku membuangmu?"

"Tentu saja."

"Kau takut aku tidak memikirkanmu lagi?"

Kenapa ... pertanyaan ini terasa semakin ambigu? Kivandra menggaruk pipi dengan rasa malu yang terus bertambah. Tatapan Lucas kini rasanya begitu tajam seolah menikmati apa yang sedang terjadi.

"Iya, aku takut kamu tidak memikirkanku dan tidak menganggapku lagi." ujar Kivandra.

"Aduh, ya ampun." Lucas menunduk sembari mengusap wajahnya, "Kenapa kamu berpikir seperti itu, haha."

Kivandra juga bingung kenapa ia berpikir seperti ini. Jika dirinya kembali menjadi rakyat biasa, ke gang kecil, itu juga tidak apa-apa.

Tapi kenapa Kivandra merasa sangat gelisah tentang ketidakpedulian Lucas?

"Sepertinya aku ...," Kivandra terdiam ragu-ragu untuk sesaat, "Sepertinya aku sudah bergantung padamu?"

Suasana taman tiba-tiba menjadi sangat sepi. Kivandra mendongak mencari tahu, kenapa Lucas tidak membalas perkataannya yang memalukan? Apakah ia sudah berlebihan?

Namun saat Kivandra melirik wajah Lucas, lelaki itu sudah menatapnya dengan ekspresi linglung. Pipinya memerah sampai telinga, mata hitam pekatnya sedikit lebar karena terkejut. Penampilan itu ... sangat lucu.

"Lucas?"

"Ah," Lucas menyeringai, "Ini aneh."

"Apa?" Kivandra mengerutkan keningnya.

"Sudah kuduga, ini benar-benar aneh sejak awal aku bertemu denganmu. Bagaimana ya, aku suka dengan perasaan ini." mendekat dan menyentuh pipi kanan Kivandra, Lucas tersenyum semakin lebar, "Aku menyukai perasaan ini. Tidak apa-apa, ya? Hm?"

Kivandra merasa geli dengan sentuhan di wajahnya, "A-apa sih maksudmu?"

"Aku suka saat kau bergantung padaku. Seolah hidupmu akan hilang saat aku tidak mempedulikanmu ... Astaga, aku sangat suka."

Tangan Lucas bergerak dari pipi menuju telinga. Mengusap daun telinga Kivandra, membuat gadis itu mengangkat bahunya geli, "Lucas?"

Usapan itu semakin tidak terkendali, tangan Lucas yang lain bergerak mengusap seluruh sisi wajah Kivandra. Bulu mata lentik, hidung yang mancung. Jemari yang terus bergerak kini mencapai bibir lembut, warnanya merah muda tampak manis.

"Huu," Lucas menghembuskan napasnya, "Maafkan tanganku yang mesum ini."

Kivandra hanya sanggup mengangguk karena ia sangat malu. Bagaimana tidak, lihat ekspresi yang dibuat Lucas saat jemarinya menelusuri wajah Kivandra!

Ekspresi itu sangat ... ah, sudahlah.

"Kamu tahu, Kivandra? Menurutmu, kenapa akhir-akhir ini aku membutuhkan waktu untuk tidak menemuimu?" tanya Lucas tiba-tiba.

Princess SurrogateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang