34. Dia Hanya Pengganti!

6.8K 614 45
                                    

"Di mana Kivandra?"

"Kivandra?" Ethan tampak terkejut, "Aku tidak melihatnya."

Dhipa memiliki perasaan buruk tentang ini, alisnya mengerut semakin dalam. "Siapa Kivandra? Apakah kekasih kakak?"

Ethan menggeleng, "Bukan, dia--"

Dengan cekatan Usha menutup mulut Ethan, "Diam."

Sayangnya Dhipa tak berniat sabar dan terus menghujani banyak pertanyaan yang sama, "Siapa Kivandra?"

"Itu ...."

"Jelaskan, kak!" Dhipa berteriak, "Siapa dia?!" teriakannya terdengar hingga luar kamar, dan teriakannya membuat Dhipa sesak. Gadis itu memukul dadanya beberapa kali dengan napas tersenggal.

Usha memegang pundaknya, "Dhipa, jangan berlebihan, kau baru saja bangun."

"Kalau begitu jelaskan. Kakak tahu, kan, aku begitu benci dengan kebohongan?"

Ethan membuka suaranya, "Nona pengganti."

Usha menoleh cepat dengan mata melotot, "Hentikan! Apa yang kau katakan?"

"Kivandra hanya pengganti, penggantimu selama kau sakit, Dhipa. Dia hanya rakyat biasa." jelas Ethan dengan mengabaikan bentakan Usha.

"Apa? Penggantiku? Apa aku seburuk itu hingga membutuhkan pengganti?!" Dhipa menjadi semakin tidak terkendali.

"Dia hanya pengganti!" Ethan juga berteriak, "Dia tidak penting, dia hanya seorang pengganti. Sekarang kau sudah sembuh dan dia tak lagi dibutuhkan di sini. Dia akan dibuang dari Istana."

Bug!

Usha memukul pipi Ethan dengan wajah marah, "Apa yang kau katakan, bajingan?"

"Kau yang bajingan, apa kau tidak melihat kondisi adikmu?!" Ethan bersiap membalas pukulan, namun pukulan itu berhenti di tengah jalan karena sebuah bentakan familiar.

"Apa yang kalian lakukan!" Kaisar datang, "Hentikan!"

Ethan berdiri dan membersihkan debu di pakaiannya. Begitu juga dengan Usha, lelaki itu membuang muka ke samping dengan wajah kesal.

Kaisar memasang wajah rumit, "Di mana Kivandra? Kulihat dia tak ada di kamarnya."

"Apa?" Ethan dan Usha tampak terkejut, "Tidak ada di kamarnya?"

"Tidak ada."

Ethan menjadi berantakan, lelaki itu memanggil Ara sebagai ksatria pribadi Kivandra. Tak butuh waktu lama Ara datang dengan wajah yang sama rumitnya, "S-saya tidak tahu, pangeran."

Prang!

Usha melempar semua barang yang ada di dekatnya, "Sangat lalai! Kau tidak pantas menjadi ksatria!"

"Cepat cari Kivandra di seluruh sudut Istana!" Ethan memberi perintah.

Pemandangan yang menyesakkan, pemandangan yang sulit untuk dijelaskan. Dhipa duduk di atas kasur tanpa ada yang mempedulikannya lagi. Hati gadis itu membara tanpa sadar.

"Katanya dia hanya seorang pengganti, kenapa kalian begitu cemas? Biarkan dia pergi, kabur, atau bahkan mati, biarkan saja!"

Usha menoleh saat mendengar teriakan serak dari adiknya, "Jaga mulutmu." ujar Usha dengan dingin.

Dhipa tersentak, "Apa? Kenapa ini? Kenapa kalian melihatku seperti penjahat? Aku adalah keluarga kalian! Aku baru sembuh dari penyakitku!"

"Kalau begitu diam saja," Ethan memegang pundak adiknya, "Istirahatlah."

"Istirahat kata kakak? Bagaimana aku bisa istirahat jika keluargaku mengkhawatirkan orang asing?"

Kaisar, yang sedari tadi diam, kini berucap, "Dia bukan orang asing."

"Oh astaga. Ayah, dia hanya orang yang seenaknya mengambil posisiku! Saat aku bangun seharusnya mereka mengkhawatirkanku, tapi kenapa malah mengkhawatirkan si pengganti?!"

Kaisar memijit hidungnya dengan helaan napas berat, "Bisakah kalian semua diam? Aku tidak bisa mencerna semua ini."

Dhipa mengeluarkan air matanya, "Kenapa malah marah ... aku baru saja sembuh, seharusnya kalian berbahagia."

"Dhipa," Usha tersenyum, "Tolong, diamlah sebentar."

"Hah." Dhipa tertawa sambil memukul dirinya sendiri, "Aku tidak mau. Lebih baik aku mati jika tak ada yang menyayangiku lagi di dunia ini!"

Buk! Buk! Buk!

Memukul dadanya dengan keras, air mata menetes di atas selimut, Dhipa melirih tangisan dengan bibir pucatnya. Ia kira dengan kesembuhannya akan membawa berita baik ke seluruh Istana, tapi nyatanya apa?

Ini menyakitkan.

Seorang pengganti, seorang yang mengambil posisinya begitu saja, merenggut kasih sayang semua keluarganya, siapa dia?

Dhipa ingin membunuhnya, tapi dia juga ingin mati sekarang juga.

Usha, Ethan, bahkan Kaisar, berlari ke arah Dhipa dan menenangkannya. Mereka memasang wajah rumit, perasaannya tak bisa dijelaskan lagi.

Kenapa ini semua begitu rumit?

Kenapa?

Princess SurrogateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang