06

1.1K 160 6
                                    


"Akira-chan, makan lalu minum obatmu."

"Tidak mau"

Okay, drama meminum obat kembali lagi. Akira tak ingin makan, walaupun Oikawa dan Iwaizumi sudah membujuknya.

"Akira, kau ingin sesuatu?" Tanya Iwaizumi dengan lembut.

"Ingin mama."

"Iya, nanti papa carikan mama baru. Sekarang Akira makan dulu, okay?" Bujuk Oikawa.

"Aku tak menerima mama lain, kecuali mama Iwa." Jawab Akira.

Kedua orang dewasa disana terdiam. Oikawa bingung akan menjawab apa, dan Iwaizumi bingung kenapa harus dia yang terlibat?

"Aku akan membuatkan susu untuk Tobio, aku tau Akira akan menurut denganmu." Ucap Iwaizumi.

"Akira-chan, apa yang membuatmu sangat menginginkan Iwaizumi sebagai mama mu?" Tanya Oikawa.

"Mama Iwa sangat baik, dia yang teman pertamaku karena seluruh murid menjauhiku. Aku tak tau alasannya, tapi mama Iwa bersedia menjadi temanku."

"Aku menceritakan berbagai hal, begitupula dengan mama Iwa. Aku tak pernah merasakan seperti apa kasih sayang seorang ibu, tapi aku bisa merasakan kasih sayang dari mama Iwa." Ucap getir Akira.

Oikawa memeluk tubuh si sulung, menyalurkan kehangatan yang selama ini dia lakukan. Dia tak berfikir banyak tentang ini.

"Aku tak merasakan kasih sayang dari bayi pun tak masalah, tapi biarkan Tobio yang merasakan hal tersebut." Ucap Akira.

"Akira-chan, apapun akan papa lakukan agar kau dan Tobio bisa bahagia. Papa bisa berperan sebagai mama, papa bisa memberikan kasih sayang seorang mama. Tapi, papa mohon untuk bersabar ya?" Ucap Oikawa.

"Kasih sayang orang tua itu dari kedua belah pihak. Kau berperan sebagai papa, dan itu hanya akan dianggap anakmu sebagai kasih sayang seorang papa. Dia tak akan merasa puas karena benar-benar bukan mama yang memberikannya. Aku disini juga bisa berperan sebagai mama, tapi itu tak akan cukup." Sahut Kenma.

"Kenma? Sejak kapan kau pulang?" Ucap terkejut Oikawa.

"Dari awal Iwaizumi-san izin membuatkan susu untuk Tobio." Ucap Kenma.

"Akira-chan, ingin pergi bersamaku? Kuroo juga ada." Tawar Kenma.

"Kuroo-san? Aku ikut!!" Semangat Akira.

Kenma terkekeh, "Baiklah, setelah kau makan dan minum obat. Aku juga akan mengajak Tobio." Ucapnya.

"Harus banget minum obat ya?" Akira memasang puppy eyes.

"Tentu saja, kau ingin merepotkan Kuroo?" Ucap Kenma.

Akira menggeleng, dan akhirnya dia ingin makan dengan syarat disuapi oleh Oikawa. Kenma pergi menyusul Iwaizumi dan Tobio yang berada di dapur.

.
.
.
.

"Iwaizumi-san." Panggil Kenma. Namun sang pemilik nama masih belum sadar dari lamunannya.

"Iwaizumi-san?" Panggil Kenma, dan tetap saja Iwaizumi belum sadar.

Akhirnya, Kenma menepuk pelan pundak Iwaizumi. Yang ditepuk sedikit terkejut, beruntung tidak menjatuhkan Tobio yang berada digendongannya.

"Ah maaf, aku mengejutkanmu? Aku sudah memanggilmu daritadi." Ucap Kenma.

"Maaf, Kenma. Aku benar-benar tak mendengar, sekali lagi maaf." Sesal Iwaizumi.

"Ada sesuatu yang mengganggumu? Kau bisa membicarakannya denganku." Ucap Kenma.

"Bukan apa-apa, aku tak terlalu memikirkannya."

"Aku tau, setidaknya bicarakan hal ini dengan kakakku. Aku akan mengajak Akira dan Tobio pergi keluar." Ucap Kenma.

"Kau ingin keluar bersama siapa?" Tanya Iwaizumi.

"Teman, jangan khawatir." Jawab Kenma.

"Apa kau tidak keberatan jika memandikan Tobio? Aku harus memberitahu temanku itu." Ucapnya.

Iwaizumi mengangguk, "Tak perlu sungkan, aku akan memandikan Tobio. Kau bersiaplah"

Setelah beberapa saat, akhirnya Akira dan Tobio sudah siap. Walaupun dengan drama Akira lebih ingin dibantu mandi dengan Iwaizumi daripada Oikawa.

Teman yang dimaksud Kenma juga sudah datang, Iwaizumi sendiri juga sedikit berbincang dengan Kuroo. Ternyata dia adik sepupu dari Yaku, sahabatnya sendiri.

Sekarang tersisa Oikawa dan Iwaizumi. Tak ada yang ingin memulai pembicaraan, namun bukan Oikawa namanya jika betah dalam diam.

"Iwa-chan, ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya Oikawa.

Iwaizumi mengangguk. Oikawa yang paham menepuk sofa yang kosong, tepat disampingnya. Awalnya Iwaizumi tak mau, tapi jika dia menolak Oikawa akan tetap memaksanya.

"Jadi, jelaskan apa yang mengganggumu."

"Bisa kau ceritakan tentang mantan istri mu?" Pinta Iwaizumi.

"Jika kau keberatan, tak perlu kau ceritakan." Lanjutnya.

"Kami dijodohkan, orang tuaku memaksa untuk menerima perjodohan ini. Aku dan Kenma memang sudah memiliki insting diawal, namun aku berfikir positif."

"4 bulan pernikahan kami, dia mengandung Akira. Tentu saja kami senang dengan kabar tersebut, hingga aku tak sengaja jatuh cinta dengannya. Tapi, masalah mulai terjadi saat Akira berumur 4 tahun."

"Mantan istriku jarang pulang kerumah, beberapa kali Kenma memergoki dia bersama lelaki lain. Aku yang tersulut emosi, tak ingin mendengarkan penjelasan, yang disana aku juga mabuk."

"Kami melakukan hal itu dengan perasaan sama-sama dipenuhi emosi. Keesokan harinya, dia menjelaskan semuanya. Dia hanya pergi bersama temannya, dan tidak bermain gelap dibelakangku."

"Hingga beberapa minggu dia mengandung Tobio, aku tak ingin berfikir negatif tentang ini. Sampai saat dia hamil 5 bulan, dia tidak pulang kerumah selama 4 hari. Aku meminta penjelasan dengan sabar, namun dia menjawab dengan penuh emosi."

"Aku lengah, aku gagal. Dia menuju kamar yang dimana Akira berada, dia segera melampiaskan segalanya ke Akira."

Oikawa sedikit terisak menceritakan hal tersebut. Iwaizumi segera memeluk pria tersebut, dan sang empu menenggelamkan wajahnya diceruk leher Iwaizumi.

"Tak apa jika dia menamparku, tapi jangan sakiti kedua anakku. Akira bahkan tidak ingin bertemu dengan siapapun kecuali Kenma." Ucapnya.

"Kau tidak gagal. Buktinya kau bisa merawat Akira dan Tobio tanpa bantuan wanita itu, kau berhasil membuktikannya."

"Anak kecil haus dengan kasih sayang, aku tau kau bisa menjadi papa sekaligus mama untuk dua anakmu.
Tapi dalam lubuk hatinya, dia sangat menginginkan keberadaan seorang mama sungguhan dalam hidupnya." Jelas Iwaizumi.

"Kalau begitu menikahlah denganku." Ucap Oikawa.

"Kau yakin? Apakah setelah mendengar ceritaku kau masih ingin menikahiku?" Ucap Iwaizumi.

"Sebegitu kelam kah hidupmu hingga meragukan ucapanku?" Tanya Oikawa.

.
.
.
.
.

TBC...

Santai-santai, konflik seringan kapas aja ini ^⁠_⁠^

new mom [ OiIwa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang