"Tidak apa-apa, tuan Oikawa hanya kelelahan saja, alhasil dia demam. Saya sudah memberi resep obat untuk tuan Oikawa, siapa yang akan mengambilnya?" Ucap dokter."Saya saja." Sahut sekretaris Oikawa.
Sekretaris itu beralih ke Iwaizumi, "Iwaizumi-sama, saya izin mengambil obat untuk Oikawa-sama. Anda disini saja."
Iwaizumi mengangguk, lalu sekretaris dan dokter itu keluar kamar. Tersisa Oikawa yang terbaring dengan wajah pucat. Iwaizumi mendudukkan dirinya disamping Oikawa.
"Sudah kubilang, jangan dipaksa jika merasa tidak enak badan." Ucap Iwaizumi.
"Aku tak ingin membuatmu khawatir." Ucap lemah Oikawa.
"Jika seperti ini aku semakin khawatir, Tooru. Atau kau ragu jika aku tak bisa merawatmu?" Ucap Iwaizumi.
Oikawa menggeleng lemah, "Bukan seperti itu, kau jangan berburuk sangka."
Iwaizumi hanya menghela nafas. Dia berbaring menghadap ke samping, dan memeluk Oikawa. Dia merasakan badan Oikawa yang lebih hangat dari biasanya.
"Aku tau kau bekerja untuk anak-anak, tapi jika kau terus bergadang sampai seperti ini, bukankah makin membuat anak-anak khawatir denganmu?" Ucap Iwaizumi.
Oikawa tak menjawab, dia memeluk Iwaizumi lebih erat. Seperti tidak mau kehilangannya.
"Jangan tinggalkan aku ya?" Ucap pelan Oikawa.
"Tidak, aku disini. Tidurlah dulu, saat sekretaris mu kembali aku akan membangunkanmu." Ucap Iwaizumi sembari mengelus surai coklat itu.
.
.
.
."Mama~"
Iwaizumi membuka matanya dan menoleh ke arah suara. Dia terkejut melihat Akira yang menggendong Tobio yang sedang menangis. Segera Iwaizumi mengambil alih Tobio.
"Akira-chan, maaf ya. Mama ketiduran sementara kau harus menjaga Tobio." Sesal Iwaizumi.
Akira menggeleng, "Mama tak perlu khawatir, Akira kan kakak yang baik."
Si sulung naik ke kasur, dan menempelkan telapak tangan mungilnya ke kening sang papa.
"Papa sangat panas, seperti api." Ucap Akira.
Iwaizumi tersenyum, "Akira tunggu disini ya, mama akan turun kebawah untuk membuatkan susu Tobio."
Akira mengangguk, lalu Iwaizumi turun dengan Tobio di gendongannya. Dia juga menyapa beberapa maid yang sedang bekerja.
Jika ditanya kenapa Iwaizumi tak menitipkan Akira dan Tobio ke salah satu maid? Jelasnya Oikawa dan Kenma tak pernah melakukan hal itu. Bahkan maid tidak boleh membersihkan kamar mereka.
Alasan sederhana, tapi mereka tidak akan lalai dengan maid yang mungkin memiliki sifat busuk.
"Oh, nak Iwaizumi. Ingin membuat susu untuk tuan muda?" Ucap kepala maid disana.
"Iya, bi. Bisa tolong gendong Tobio dulu? Aku takut dia jatuh jika kududukkan di meja makan." Jelas Iwaizumi.
Kepala maid itu dengan senang hati menggendong Tobio. Tapi, hal itu tak berlangsung lama, si bungsu menangis dan menggapai Iwaizumi.
"Bagaimana jika bibi saja yang membuatkan susu nya? Nak Iwaizumi gendong tuan muda saja." Usul kepala maid tersebut.
Iwaizumi mengangguk, "Maaf jika merepotkan bibi."
"Bukan masalah, bibi senang tuan muda bisa langsung menempel ke nak Iwaizumi. Teringat saat neneknya tuan muda butuh sehari agar cucunya mau digendong olehnya." Ucap kepala maid.
"Butuh waktu sehari?!" Ucap terkejut Iwaizumi.
Kepala maid itu mengangguk, "Bulan lalu nyonya besar datang ke mansion ini untuk sekedar menjenguk anak dan cucunya. Waktu itu Tobio benar-benar tak ingin lepas dari tuan Oikawa, bahkan enggan menatap nyonya besar."
"Tapi nak Iwaizumi hebat, bisa dekat dengan tuan muda dalam waktu singkat. Memang ya, tuan muda benar-benar membutuhkan sosok ibu yang mampu menuntunnya ke arah yang benar suatu saat nanti." Cerita kepala maid tersebut dengan tersenyum. Lalu memberikan botol susu untuk Tobio.
Iwaizumi menerima botol tersebut dan membantu Tobio meminumnya.
"Aku tak tahu apa yang terjadi, awalnya aku mengira Tobio adalah anak yang mudah menerima orang yang baru saja dia lihat. Seperti saat kita bertemu." Ucap Iwaizumi.
"Kamu salah besar, nak. Bibi yang melihat pertengkaran tuan Oikawa dengan mantan istrinya, sampai tuan muda lahir. Tapi, buktinya tadi tuan muda tidak ingin bibi gendong." Ucapnya diakhiri dengan tawa.
"Teringat betapa sakitnya tuan muda Akira yang menjadi pelampiasan ibu kandungnya. Tapi bibi bersyukur dia kembali ceria karena kehadiran nak Iwaizumi."
Kepala maid itu tersenyum tulus, "Bibi mohon jaga tuan Oikawa dan dua anaknya ya?"
"Akan aku usahakan, bi."
.
.
.
.Iwaizumi kembali ke kamar Oikawa bersama Tobio. Dia tersenyum melihat pemandangan manis dihadapannya.
"Pantas saja sepi, tidur nyenyak dengan papanya ternyata." Gumam Iwaizumi.
Dia menghampiri kasur king size itu dan membenarkan selimut untuk Akira. Anak itu jika tertidur tak pernah bisa tenang, selalu rusuh sendiri.
Pintu kamar terbuka, menampakkan Kenma yang baru saja pulang dari kuliahnya. Tapi sepertinya bukan jam pulang, lebih ke izin pulang lebih dulu.
"Iwa-san, berapa lama kak Tooru tertidur?" Tanya Kenma.
"Mungkin sekitar 2 jam yang lalu setelah minum obat. Kau ingin membangunkannya?" Ucap Iwaizumi.
Kenma mengangguk, "Ibu datang menjenguk, aku memberitahunya jika kak Tooru sakit." Jelasnya.
"Perlukah aku berdandan seperti pelayan disini?" Ucap Iwaizumi.
"Tak perlu aneh-aneh, aku akan memperkenalkan kau sebagai calon kakak ipar ku." Setelah Kenma mengucapkan hal itu, dia turun kebawah.
Oh ayolah, Iwaizumi yang selalu acuh tak acuh sekarang terlihat tersipu?!
Iwaizumi segera melupakan ucapan Kenma. Dia segera membangunkan Akira dan Oikawa. Iwaizumi akan memandikan dua anak Oikawa itu.
"Jangan tidur lagi, aku akan memandikan Akira dan Tobio." Ucap Iwaizumi dan segera pergi ke kamar mandi.
Tak lama Iwaizumi masuk kamar mandi dengan Akira dan Tobio, terdengar derap langkah kaki menuju kamar Oikawa. Pemilik kamar menoleh kearah pintu yang terbuka.
Baiklah, Oikawa sudah siap menerima segala ceramah dari wanita yang melahirkannya itu.
"Dasar manusia gila pekerjaan!! Apa-apaan sudah merasa sakit tapi masih lanjut bekerja?! Kau bisa bekerja lagi esok hari jika sudah merasa cukup membaik." Geram ibu Oikawa.
Lama waktunya ibu Oikawa memarahi anak sulungnya itu, sampai saat pintu kamar mandi terbuka. Menampakkan Iwaizumi yang menggendong Tobio yang masih berlapis handuk bayi nya dan juga Akira yang memakai bath robe nya.
Pandangan ibu Oikawa beralih ke Iwaizumi, dengan tatapan yang sulit diartikan.
'matilah aku.' Batin Iwaizumi.
.
.
.
.
.End...
Canda end, awokawokawok
Siapa yang udah liat video terbaru di akun tiktok saya??😎💪🏻
Kira-kira kejadian masa depan kayak gitu ga ya
KAMU SEDANG MEMBACA
new mom [ OiIwa ]
General Fiction[ END ] Oikawa Akira, anak lelaki berumur 5 tahun. Dia menginginkan mama baru untuk bisa mengurus dirinya dan sang adik, Oikawa Tobio. Oikawa Tooru, papa Akira. Tidak peduli sesibuk apapun dirinya, dia harus bisa mengurus kedua anaknya sendiri. I...