"Akira-chan, pulang nanti tidak perlu menunggu papa okay?" Ucap Oikawa."Lalu? Akira harus berjalan kaki?" Sahut Akira.
Oikawa menggeleng, "Bagaimana bisa papa menyuruhmu untuk berjalan kaki. Kau diantar pulang Iwaizumi-san, jadi jangan merepotkan dirinya."
"Akira akan menyuruh iwa-san disini, bolehkan?" Tanya Akira.
"Tentu saja boleh. Kemungkinan papa selesai meeting jam 1 siang, dan Kenma-san akan berangkat kuliah jam setengah 1 siang." Ucap Oikawa lalu mengambil alih Tobio yang berada digendongan Kenma.
"Apa aku minta Iwa-san disini dulu sampai papa pulang ya? Aku takut Tobio menangis dan aku tak bisa menenangkannya" Gumam Akira, yang sayangnya bisa terdengar Kenma yang disampingnya.
"Anak pintar, asal jangan terlalu merepotkannya okay?" Seru Kenma yang membuat Akira terkejut.
Kenma terkekeh geli, "Aku berangkat jam 11 karena temanku mengajak bertemu dahulu. Dan Akira pulang jam 10 bukan? Kebetulan ya" Ucapnya.
"Tak apa, Kenma-san harus berhati-hati. Katanya Iwa-san kalau sendiri harus hati-hati, takut nanti ada penculik" Ucap Akira.
Kenma tertawa dengan ucapan Akira. Keponakannya itu terlalu menggemaskan, dia bangga Akira bisa menjadi pintar. Gen sang papa tentunya.
"Akira-chan, pakai sepatumu lalu kita berangkat." Teriak Oikawa yang sudah berada di ruang tamu.
"Baik, pa." Teriak balik Akira dari dapur. Lalu dirinya langsung menuju ruang tamu untuk memakai sepatunya.
.
.
.
."Iwa-san, papa bilang kau yang mengantarku pulang, benar?" Tanya Akira.
Sekarang sekolah Akira sudah berakhir. Seluruh murid berhamburan keluar dan disambut dengan orang tua mereka. Sisa Akira dan Iwaizumi saja di kelas.
Iwaizumi berjongkok menyamakan tinggi Akira, "Benar, kau ingin pergi ke tempat lain dulu?" Tanya Iwaizumi.
Akira menggeleng, "Aku ingin langsung pulang, Tobio sendirian dirumah nanti. Kenma-san berangkat kuliah lebih awal." Ucap Akira.
Iwaizumi mengangguk, lalu mengusak gemas surai hitam Akira. Anak seumuran pasti akan meminta untuk pergi ke taman ataupun toko mainan, berbeda dengan Akira yang lebih mementingkan sang adik.
"Baiklah, ayo pulang."
Iwaizumi menggendong Akira, walaupun sedikit paksaan karena anak tersebut kekeuh ingin berjalan sendiri. Berakhir Akira pasrah digendong Iwaizumi hingga sampai di mobil.
"Iwa-san" Panggil Akira.
"Ya? Ada sesuatu yang ingin kau bicarakan, Akira-chan?" Tanya Iwaizumi.
"Bisakah kau dirumah dulu? Aku takut Tobio terbangun lalu menangis, dan aku akan kebingungan untuk menenangkannya." Jelas Akira.
"Bisa saja. Memangnya papamu mengizinkan? Aku lebih takut papamu marah."
Akira menggeleng dengan cepat, "Tobio menangis saat bangun karena tidak ada papa. Pastinya papa bahagia karena Tobio berhenti menangis tanpa dirinya."
"Memangnya harus aku ya?"
"Tentu saja, Iwa-san cocok menjadi mama. Apalagi jadi mamaku dan Tobio, hehehehe"
Iwaizumi menggeleng dan tersenyum, bukan sekali Akira mengucapkan hal ini. Bahkan beberapa kali Akira memanggilnya dengan sebutan 'mama'.
"Kau yakin tidak ingin mampir? Ke minimarket misalnya" Iwaizumi mengalihkan pembicaraan mereka.
"Tidak perlu, kata papa jangan merepotkan orang lain." Ucap Akira.
"Astaga, aku tidak merasa direpotkan, Akira-chan."
"Nanti saja, menunggu papa pulang. Aku ingin berbelanja dengan Iwa-san, Tobio dan papa juga!!" Seru Akira.
"Terlihat skenario keluarga bahagia ya." Ucap Iwaizumi.
.
.
.
."Aku pulang."
"Iwa-san, ayo masuk. Kenma-san sudah bersiap-siap berangkat kuliah." Ucap Akira.
Iwaizumi hanya menurut, dirinya ikut masuk kerumah yang cukup besar itu.
"Oh, kebetulan sekali. Duduklah dulu, aku akan membuatkan minuman." Ucap Kenma yang baru saja turun dari kamarnya.
"Kenma-san, aku juga mau!!" Seru Akira, dan diangguki Kenma.
Hanya 10 menit, Kenma sudah kembali ke ruang tamu. Menyajikan 2 jus jeruk untuk Akira dan Iwaizumi.
"Iwaizumi-san, maaf jika merepotkanmu. Perkenalkan, aku Oikawa Kenma, adik kandung Oikawa Tooru." Ucap Kenma.
"Iwaizumi Hajime. Tak perlu bilang maaf, aku senang bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan Akira." Ucap Iwaizumi dengan senyuman.
"Tapi, apa kau tidak keberatan diminta mengurus Akira dan adiknya sampai papanya pulang?" Ucap ragu Kenma.
Iwaizumi mengangguk mantap, "Aku menyukai anak kecil, serahkan saja padaku." Ucapnya.
Kenma terdiam, dia hanya teringat omongan seseorang.
"Kenma-san, jangan kau ingat lagi omongan wanita itu." Ucapan Akira menyadarkan Kenma.
"Baiklah-baiklah. Mohon bantuannya Iwaizumi-san, aku harus berangkat kuliah. Sampai jumpa~" Ucap Kenma sembari meninggalkan rumah.
"Berhati-hatilah." Seru Iwaizumi.
"Akira-chan, jam segini adikmu belum bangun?" Tanya Iwaizumi.
Akira yang awalnya sibuk dengan jus nya, sekarang menoleh ke Iwaizumi. "Biasanya jam segini bangun, tangisannya cukup keras, dan dia berada disana." Ucapnya sembari menunjuk kamar tepat disamping ruang tamu.
"Apa dia selalu tidur disana?" Tanya Iwaizumi.
"Tidak, saat malam dia akan tidur dengan papa. Jika papa tidak pulang malam, Tobio dan Akira akan tidur bersama Kenma-san." Jelas Akira.
Mereka mengobrol dengan santai. Tak beberapa lama, terdengar suara tangisan dari kamar samping ruang tamu. Yang sudah jelas itu tangisan Tobio.
Iwaizumi dengan buru-buru memasuki kamar Tobio. Terlihat wajah bayi tersebut sedikit sebab karena menangis.
Yang paling dewasa tersebut segera menggendong bayi yang masih berumur 3 bulan itu. Dengan tepukan pada punggungnya, dan suara yang menenangkan. Tangisan sang bayi perlahan mereda.
Perlahan Tobio mengangkat kepalanya, dan melihat siapa yang menggendongnya. Iwaizumi tersenyum dan mengelus surai hitam anak tersebut.
Tobio kembali menyenderkan kepalanya ke dada Iwaizumi. Beruntung sang bayi tidak menangis lagi.
"Aku rasa Tobio merasa nyaman, karena saat bersama Kenma-san dia akan berhenti menangis setelah 10 menit. Tapi saat bersama Iwa-san, Tobio hanya menangis 5 menit saja." Ucap Akira yang sudah berada dibelakang Iwaizumi.
Iwaizumi terkejut, "Bagaimana bisa Akira-chan tau seberapa waktu yang dibutuhkan?" Tanyanya.
"Papa mengajariku" Jawabnya sembari menunjuk jam dinding.
"Pintar sekali." Gumam Iwaizumi.
"Baiklah, ayo kembali ke ruang tamu." Ajak Iwaizumi.
Akira mengangguk, "Sebentar lagi papa pulang!!"
.
.
.
.
.
.Aku tim Oikawa sub, tapi kok Oikawa dom lebih menggemaskan ya :D
See u next chapter~

KAMU SEDANG MEMBACA
new mom [ OiIwa ]
Ficção Geral[ END ] Oikawa Akira, anak lelaki berumur 5 tahun. Dia menginginkan mama baru untuk bisa mengurus dirinya dan sang adik, Oikawa Tobio. Oikawa Tooru, papa Akira. Tidak peduli sesibuk apapun dirinya, dia harus bisa mengurus kedua anaknya sendiri. I...