07

1K 150 10
                                    


"Bisa kau ceritakan, Iwa-chan?" Ucap Oikawa sembari memeluk Iwaizumi dari samping.

"Aku adalah orang yang trauma dengan percintaan. Dia berkata, hubungan kami akan berjalan LDR, karena dia akan melanjutkan kuliahnya di Argentina."

"Tapi sayang, pesawat yang dia tumpangi mengalami kecelakaan. Aku benar-benar menyesal karena telah membiarkan dia pergi, namun setelah 2 bulan kepergiannya, temanku memberitahu jika dia selingkuh sebelum kami LDR. Alasan dia ingin kuliah ke Argentina juga karena selingkuhan tersebut." Cerita Iwaizumi.

"Oh, aku pernah mendengar berita itu. Tapi, bukankah kau senang dia ketahuan selingkuh dan akhirnya meninggal?" Ucap Oikawa.

"Bukan itu. Aku hanya memikirkan apa yang aku lakukan sehingga tidak pernah menyadari jika dia selingkuh. Padahal waktu itu sudah jelas dia menolak untuk melakukan panggilan denganku." Jelas Iwaizumi.

"Hal ini sudah berlalu, kau harus mampu membuka lembaran baru." Ucap Oikawa.

"Sebelum kau mengatakan kepadaku, setidaknya katakan pada dirimu sendiri." Sewot Iwaizumi.

Oikawa tersenyum dan menatap Iwaizumi, "Kita akan memulai lembaran baru, dan akan bahagia sampai maut memisahkan."

"Kata-kata yang sering aku dengar, tanpa adanya pembuktian. Bisakah aku mempercayaimu?" Ragu Iwaizumi.

"Tinggallah disini, lalu aku akan membuktikannya mulai hari ini." Ucap mantap Oikawa.

"Saat pertama bertemu, aku kira kau adalah orang yang kaku. Ternyata lebih manja dari Akira dan Tobio." Ucap Iwaizumi sembari mengelus surai Oikawa.

.
.
.
.

"Kami pulang~"

Karena Oikawa sedang berada di ruang kerjanya, hanya Iwaizumi saja yang menyambut 4 orang tersebut. Kenapa 4 orang? Tentu saja teman yang dimaksud Kenma itu juga ikut masuk kerumah.

"Mamaa" Akira langsung berlari, lalu memeluk kaki Iwaizumi.

"Akira-chan, kenapa harus berlari? Bagaimana jika kau terjatuh lalu terluka?" Ucap Iwaizumi.

"Tapi buktinya aku tidak jatuh kan?" Jawab lirih Akira.

"Kenapa menjawab seperti itu? Mama memberitahu agar kau tidak terluka." Ucap Iwaizumi.

"Tapi kan-"

"Baiklah, terserah dirimu saja." Ucap Iwaizumi sembari meninggalkan Akira yang terdiam.

Mata Akira sudah berkaca-kaca melihat Iwaizumi yang pergi ke taman belakang dengan Tobio. Oikawa diam-diam tersenyum tipis, lalu menghampiri Akira. Sebelumnya juga sudah menyuruh Kenma untuk mengajak Kuroo ke tempat lain. Jadi, sekarang hanya Akira dan Oikawa saja yang tersisa.

"Kakak yang baik harus menurut, bukan?" Ucap Oikawa.

Akira menatap papanya, lalu mengangguk. Oikawa menyamakan tingginya dengan si sulung.

"Lalu, kenapa Akira tidak menurut dengan mama? Apa yang seharusnya Akira lakukan?" Ucap Oikawa lagi.

"Meminta maaf karena tidak mendengarkan mama." Lirih Akira.

Oikawa tersenyum, "Kau tau? Mama itu sayang dengan Akira, dia khawatir jika nanti Akira terluka. Memangnya mau membuat mama khawatir?"

Akira menggeleng, "No papa, Akira janji bakal jadi anak baik." Ucapnya sembari terisak pelan.

Oikawa mengelus surai hitam Akira, "Sekarang, ayo susul mama dan Akira mengaku salah lalu meminta maaf, okay?" Ucapnya.

Keduanya berjalan menuju taman belakang, karena Iwaizumi dan Tobio masih berada disana. Iwaizumi terlihat sedang menidurkan Tobio.

new mom [ OiIwa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang