04

1.1K 162 43
                                    


"Akira-chan, duduk dan jangan banyak bergerak okay? Atau kau akan jatuh." Ucap Oikawa.

Akira menurut, dia duduk dan tenang di troli belanja. Sementara Oikawa mendorong troli nya, dan Iwaizumi menggendong Tobio sembari memilih bahan untuk stok makanan.

"Akira-chan, jangan banyak-banyak mengambil coklat. Gigi mu bisa sakit nanti." Ucap Iwaizumi saat memergoki Akira menggapai banyak coklat.

Akira menurut, walaupun dengan wajah masam.

Oikawa hanya diam, beruntung si sulung mau menuruti perintah Iwaizumi. Biasanya Akira akan membujuk Oikawa agar bisa mengambil banyak coklat, dan berakhir sakit gigi keesokan harinya.

Yah, kita lihat saja keesokan harinya, apa yang akan terjadi.

.
.
.
.

Mereka selesai berbelanja, dan pulang kerumah. Iwaizumi juga langsung pulang kerumahnya setelah menidurkan Tobio.

"Akira, kau sudah habis berapa coklat?" Tanya Kenma.

"Eumm... Hanya 2 Kenma-san." Ucap Akira sembari memperlihatkan 3 jarinya.

"Tapi jarimu berkata 3, bukan 2." Sahut Oikawa.

Akira langsung menurunkan satu jarinya, "Nih, sudah benar bukan?"

Kenma dan Oikawa tertawa dengan kelakuan si sulung yang menggemaskan tersebut.

"Baiklah, saatnya gosok gigimu lalu tidur. Jangan langsung tidur atau gigimu akan sakit besok." Peringat Kenma.

Akira mengangguk, lalu dia berjalan ke atas atau lebih tepatnya ke kamar Kenma. Terkadang dia ingin tidur bersama Kenma dengan alasan sepi saat sendiri.

Beberapa saat, Kenma pergi ke kamar juga untuk mengistirahatkan tubuhnya. Dia menemukan keponakannya sudah tertidur pulas dikasur.

Kenma tersenyum dan mencium pucuk kepala Akira, lalu menuju kesisi lain kasur tersebut. Memeluk keponakannya dan tertidur pulas menyusul ke alam mimpi.

Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama. Tengah malam Akira menangis dan mengeluh giginya sakit.

"Akira-chan, jangan menangis terus." Oikawa menggendong Akira dan menenangkan.

"Hiks, papa~" Rengek Akira.

"Iya sayang, papa disini. Akira ingin sesuatu?" Ucap lembut Oikawa.

"Mau mama hiks, mau mama Iwa." Ucap Akira disela sela tangisannya.

Oikawa melirik Kenma, seperti berkata 'bagaimana?'.

"Akira, ini sudah tengah malam. Besok saja ya?" Bujuk Kenma.

Akira menggeleng dan tangisannya semakin keras. Mereka tak ada pilihan lain, Kenma menghubungi Iwaizumi.

"Halo?" Terdengar suara lembut, bukan suara khas orang bangun tidur.

"Iwaizumi-san, aku Kenma."

"Oh, Kenma. Ada apa menghubungi tengah malam?"

"Akira menangis dan terus mencarimu. Bisa kau kemari?" Kenma ragu, karena merepotkan Iwaizumi tengah malam.

"Hah?! Baiklah-baiklah, aku akan kesana."

"Terimakasih banyak, Iwaizumi-san."

"Nanti saja berterimakasih nya."

Lalu telepon ditutup sepihak, Kenma kembali ke kamarnya untuk menemui Oikawa dan Akira. Si sulung masih terus terisak, dia masih tak mau meminum obatnya sebelum memeluk Iwaizumi.

new mom [ OiIwa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang