"Aku pulang~"Tak ada jawaban, Oikawa heran. Biasanya ketika dirinya pulang, Akira akan menyambutnya.
"Akira-chan, kau di- Astagaa!!"
Oikawa terkejut melihat sesuatu didepannya. 3 makhluk bernyawa tertidur pulas didepan sofa. Dengan posisi Tobio diapit sang kakak dan seseorang yang dikenal Oikawa, dia Iwaizumi.
"Sebegitu lelah untuk mengurus dua anakku?" Gumam Oikawa.
Oikawa mencoba membangunkan Iwaizumi secara perlahan. Beruntung Iwaizumi mudah untuk dibangunkan.
"Oikawa-san? AH MAAF AKU KETIDURAN" Seru Iwaizumi.
Oikawa menempelkan jari telunjuknya tepat didepan bibir Iwaizumi,
"Sssttt, tak perlu meminta maaf. Dan jangan berteriak, jika mereka bangun kau yang bertanggung jawab loh."
"Apakah dua anakku susah diurus?" Tanya Oikawa.
Iwaizumi menggeleng, "menenangkan si bungsu hanya membutuhkan waktu 5 menit, si sulung juga lebih banyak membantuku sejak tadi."
Oikawa terkejut, "Hanya 5 menit?! Bagaimana bisa?!!" Serunya.
"Akira juga sama terkejutnya, aku juga tidak begitu paham. 5 menit Tobio kembali tenang dan berakhir kita tidur disini." Jelas Iwaizumi.
"Kenma yang menemani dari lahir saja membutuhkan waktu 10 menit atau lebih" Heran Oikawa.
"Papaa~" Ucap sayu Akira. Dia baru saja bangun dan melihat sang papa dan guru kesayangannya sedang berbicara.
Oikawa menoleh dan tersenyum. Dirinya merentangkan kedua tangannya, dan disambut pelukan hangat dari sang anak.
"Papa tau? Tobio sedari tadi hanya memeluk Iwa-san, aku cemburu dan kesal karena Tobio tak mau melepaskan pelukannya dengan Iwa-san." Adu Akira.
"Benar begitu Iwaizumi-san?" Tanya Oikawa.
"Ya begitulah"
Semuanya menoleh kesamping Iwaizumi. Terlihat Tobio yang merengek dan menarik ujung baju Iwaizumi.
"Iwaizumi-san, tolong kemarikan Tobio, dan tolong bantu Akira mandi" Ucap Oikawa.
"Baiklah." Iwaizumi mengangkat tubuh mungil Tobio dan memberikan ke Oikawa.
Saat hendak dirinya berdiri dan mengantarkan Akira ke kamar mandi, Tobio menangis keras dan menolak untuk digendong sang papa.
"Tobio-chan, ini papa sayang" Rayu Oikawa, namun tetap saja tak digubris oleh sang anak.
"Papa, coba berikan Tobio pada Iwa-san" Usul Akira.
Iwaizumi dan Oikawa bertatapan sebentar. Lalu dengan berat hati Oikawa memindahkan Tobio ke gendongan Iwaizumi, dan diterima oleh sang empu.
Benar saja, Tobio berhenti menangis dan memeluk erat Iwaizumi. Bagai anak yang lama tak bertemu dengan ibunya.
"Bagaimana bisa?!!" Ucap kesal Oikawa.
"Jangan tanya padaku, ini diluar pemikiran ku." Sahut Iwaizumi.
"Tobio saja nyaman dengan Iwa-san, jadi Iwa-san harus menjadi mama baru!!" Ucap Akira sembari memeluk kaki Oikawa.
"Akira-chan, itu tidak sopan." Peringat Oikawa.
"Tak apa Oikawa-san, namanya anak kecil." Sahut Iwaizumi.
Helaan nafas keluar dari mulut Oikawa. Berakhir dia menyuruh Iwaizumi untuk membuatkan susu untuk Tobio, dan menemaninya selagi dirinya memandikan Akira.
.
.
.
."Papa" Panggil Akira.
"Hm? Kenapa sayang?" Jawab Oikawa, tangan nya fokus menggosok sabun ke badan si sulung.
"Ayo berbelanja, dengan Iwa-san juga!!" Seru Akira.
"Kenapa tidak bersama Kenma saja? Tunggu dia pulang nanti." Oikawa heran, biasanya Akira hanya mau mengajak Kenma untuk berbelanja. Tetapi sekarang ingin bersama Iwaizumi?
"Aku ingin bersama Iwa-san, lagipula Kenma-san pulang malam." Ucap Akira.
"Baiklah-baiklah, asal anak papa bahagia" Ucap pasrah Oikawa.
Setelah memandikan dan memakaikan baju untuk Akira, mereka berdua turun kebawah. Menemui Iwaizumi dan Tobio.
Tak ada suara lain, hanya terdengar suara dari tv yang menampilkan kartun favorit Tobio. Kedua orang berbeda usia tersebut duduk di sofa, dengan Tobio yang nyaman berada di pangkuan Iwaizumi.
"Iwa-san, ayo berbelanja!!" Seru Akira.
"Tapi-"
"Ikut saja, Iwaizumi-san." Sahut Oikawa.
"Baiklah. Tapi berhenti memanggilku seperti itu." Geram Iwaizumi.
"Lalu? Aku memanggilmu Iwa-chan? Hahahaha menggemaskan sekali." Jawab Oikawa.
"Aku ingin memanggil mama, bolehkan??!!" Sahut semangat Akira.
Iwaizumi hanya menggeleng dan tersenyum tipis melihat kelakuan keduanya. "Terserah kalian saja, sekarang biarkan aku memandikan Tobio."
"Baiklah, sepertinya pekerjaanku sedikit berkurang sekarang." Ucap Oikawa.
Tak beberapa lama, Iwaizumi dan Tobio sudah kembali turun. Dengan pakaian yang berbeda dari sebelumnya yang pasti. Beruntung Iwaizumi membawa baju cadangan dalam mobilnya .
"Sip, saatnya berangkat." Ucap Oikawa.
.
.
.
.Saat tiba di supermarket. Ralat, lebih tepatnya di mall. Orang-orang melihat mereka pasti keluarga yang harmonis. Dengan si bungsu yang berada digendongan Iwaizumi, dan Akira berada digendongan Oikawa. Mereka berjalan beriringan.
"Oh, sudah menemukan pasangan baru. Semoga kalian bahagia sampai maut memisahkan." Ucap seorang wanita yang melihat mereka.
"Tap-" Ucapan Iwaizumi terpotong karena Oikawa tiba-tiba merangkul pinggangnya.
"Terimakasih, kami duluan ya." Ucap Oikawa dengan senyuman.
Oikawa tetap merangkul pinggang Iwaizumi, dan kembali berjalan.
"Mohon bantuannya, wanita tadi adalah mantan istriku." Bisik Oikawa tepat di telinga Iwaizumi.
"Tapi kenapa harus aku?!" Kesal Iwaizumi.
"Kedua anakku saja memilihmu, bagaimana aku tidak memilihmu juga?" Ucap Oikawa.
"Tidak jelas sekali hidupmu." Cibir Iwaizumi.
"Hidup papa sudah tidak jelas, apalagi saat pertama kali bertemu mama." Sahut Akira.
"Hah?!!"
"Cukup, ayo berbelanja sebelum malam hari." Ucap Oikawa sembari menggandeng tangan Iwaizumi.
.
.
.
.
.
.Ga ada konflik berlebih, makanya mama kandung Akira berubah jadi baik (。•̀ᴗ-)✧
See u next chapter~

KAMU SEDANG MEMBACA
new mom [ OiIwa ]
Fiksi Umum[ END ] Oikawa Akira, anak lelaki berumur 5 tahun. Dia menginginkan mama baru untuk bisa mengurus dirinya dan sang adik, Oikawa Tobio. Oikawa Tooru, papa Akira. Tidak peduli sesibuk apapun dirinya, dia harus bisa mengurus kedua anaknya sendiri. I...