Ternyata Tidak Bertahan Lama

3 0 0
                                    

Hari demi hari mereka berbaikan dan kembali seperti biasanya.
Namun...
Saya kira itu akan bertahan lama hingga seterusnya, ternyata tidak sesuai apa yang saya kira.

Malam itu.
Papa pulang entah dari mana, lalu kedua orang tua saya beradu mulut lagi yang sangat hebat, perkelahian saat ini lebih parah dari yang sebelumnya. Tangan Papa sampai mengenai Mama, saya dan adik saya sangat ketakutan dan masuk ke dalam kamar belakang. Di kamar kami berdua hanya terdiam dan tiba - tiba keadaan mulai berhenti lalu saya pergi keluar kamar untuk melihat situasi. Ternyata Mama sudah keluar dari rumah dan ingin ke kantor polisi dan melaporkan KDRT yang terjadi kepada Mama.
Selang beberapa saat, Papa berbalik dan melihat saya di pintu tengah yang sedang melihat Mama pergi keluar.

Papa langsung menghampiri saya lalu membawa saya masuk ke dalam kamar dan menidurkan saya dan adik saya, karena pada saat itu sudah tengah malam. Tidak lama kemudian adik saya tertidur tapi saya belum juga tertidur padahal saya juga sudah sangat mengantuk, kejadian tadi masih mengganggu pikiran saya sehingga saya tidak bisa tidur.
Tapi selang beberapa saat, mata saya sudah tidak kuat untuk menahannya lagi. Tapi sebelum saya tertidur, ada beberapa percakapan kecil yang saya sangat ingat pada malam itu, percakapan terakhir bersama Papa sebelum Papa pergi dan tak pernah kembali lagi bersama kami.

Sebelum tidur, Papa mengelus - elus kepala saya agar tertidur lalu berkata,

"Tidurlah".

Sontak saya mendengar kata itu seperti air mata ingin menetes tapi saya menahannya.

"Papa jangan pergi", kataku.

Kata itu yang saya ucapkan karena takut ditinggal oleh Papa.

"Tidak, Papa tidak pergi. Tidurlah Papa ada disini", kata Papa lagi.

Lalu saya berkata sambil menangis,

"Papa janji tidak pergi",

dengan berat hati Papa menjawab agar saya tertidur
"Janji."

Begitu mendengar kata Papa seperti itu akhirnya membuat saya percaya dan akhirnya tertidur.
Tapi di saat itu saya menutup mata lalu meneteskan air mata saya yang tak sanggup saya tahan lagi, saya terlalu menyayangi Papa pada saat itu. Bagaimana tidak, Papa adalah cinta pertama anak perempuannya.

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang