Kebahagian Datang

3 0 0
                                    

Setelah beberapa bulan berjalan, tiba di tanggal 14 Agustus.
Perut Mama yang sudah sangat besar itu merasa sangat sakit dan rasanya seperti ingin melahirkan, akhrinya mereka membawa Mama ke rumah sakit. Disana ada Om, Tante dan semua keluarga dari Mama ada di rumah sakit untuk menjaga Mama.
Keesokkan paginya, di tanggal 15 Agustus.
Mama di bawa ke ruang operasi, ternyata dokter mengatakan Mama harus di operasi karena ada kista sehingga tidak bisa kalau mau melahirkan normal.
Akhirnya Mama masuk ke ruang operasi bersama para bidan dan dokter.
Kami di luar terus menunggu dan menunggu, tapi saat menunggu tiba - tiba Papa muncul di rumah sakit. Saya sangat terkejut dan juga bahagia bisa melihat Papa lagi setelah sekian lamanya, lalu kami berbincang - bincang sambil menunggu hingga Mama selesai operasi.

Tapi sebelum itu, beberapa bulan yang lalu tepat di bulan April.
Anak dari si Devil dan Papa telah lahir lebih dulu. Ternyata si Devil itu sudah hamil duluan kemudia Mama juga hamil di tahun yang sama, makanya anak dari si Devil itu lahir juga di tahun yang sama dengan adik bungsu ku hanya saja mereka beda beberapa bulan.
Anak yang di lahirkan oleh si Devil itu perempuan ternyata, mereka memberi nama "CHELSEA".
Semoga saja anak itu saat dewasa nanti tidak seperti si Devil, itu yang ada di pikiranku saat itu.

Lanjut.
Akhirnya setelah menunggu beberapa jam adik saya sudah lahir ke dunia pada tanggal 15 Agustus 2011.
Laki - laki ternyata, saya bahagia sekali memiliki adik lagi yang bisa saya rawat dan jaga.
Sesudah itu bidan memberikan Ari - Ari adik saya itu kepada Tante saya untuk di bersihkan dan di kubur, lalu Tante saya membawa itu kepada Papa untuk di bersihkan dan di kubur. Tapi Papa saya menolak untuk melakukan itu, lalu Tante saya berkata kepada Papa,
"Hei, dia juga anakmu. Ayo cepat pergi bersama kedua anakmu (saya dan adik saya Chris) bersihkan ini dan kubur".
Akhirnya Papa mengiyakan dan kami bertiga pergi menggunakan mobil untuk membersihkan dan mengubur itu.
Kami pergi ke pantai di sebelah ujung sekali di tempat yang sepi dan jarang orang datang untuk berenang disitu.
Sesampainya di pantai, kami turun dan Papa mulai membersihkan Ari - ari dengan air laut hingga sangat bersih lalu sesudah itu kami naik ke mobil dan pergi ke rumah kami (rumah kami dan Mama bukan rumah Papa) untuk mengubur Ari - ari di depan rumah.
Sesampainya di rumah kami, Papa sempat terkejut dengan keadaan rumah kami dan berkata,
"Ini rumah kalian?",
saya hanya menjawab,
"Iya".
Tetangga kami yang melihat Papa datang dan mereka bertanya - tanya kepada saya,
"Apakah itu Papamu?",
"Iya", kataku pada para tetangga yang menanyakan pertanyaan itu.
Lalu Papa pergi dan meminjam sekop untuk menggali tanah di depan rumah untuk mengubur Ari - ari, sesudah Papa menggalinya lalu Papa mengambil Ari - ari adik kami itu lalu membungkusnya dengan kain dan mengisinya kedalam kendi berwarna cokelat lalu menguburnya dan di tutup dengan ember dan Papa memasang lampu di dalam emper itu dan membuat kabel lampu untuk menghubungkannya dengan kontak listrik di dalam rumah agar saat malam hari kami menyalakannya.

Setelah mengubur dan memasang lampu, Papa pergi untuk cuci tangan dan kami bergegas untuk kembali ke rumah sakit.
Sepanjang jalan saya sangat tidak sabar untuk melihat adik bungsu saya itu.
Sesampainya di rumah sakit, saya berlari ke lantai 2 karena ruang operasi ada di lantai 2 dan menanyakan kepada Tante saya.
"Dimana adik saya berada? Saya mau melihatnya".
"Ada di ruang bayi di bawa sana", kata Tanteku
"Saya mau pergi untuk melihat adik saya", kataku.
Lalu saya turun ke bawah di ruang bayi bersama Papa dan masuk melihat adik saya yang baru lahir itu, ternyata dia sangat tampan dan menggemaskan. Rasanya ingin menggendongnya segera dan membawanya pulang ke rumah.
Setelah kami melihat adik kami, dan keluar dari ruangan itu.
Papa pergi ke ruang administrasi untuk membayar tagihan rumah sakit lalu sesudah itu Papa naik ke atas dan berpamitan kepada keluarga Mama karena Papa mau pulang.
Dan akhirnya pun Papa pergi pulang ke rumahnya bersama si Devil itu.

Kami masih tetap di rumah sakit selama beberapa hari karena Mama habis melakukan operasi jadi Mama harus di rawat inap.
Sepanjang hari saya hanya bolak balik dari kamar Mama ke kamar bayi di bawah untuk melihat adik saya dari jendela karena tempat tidurnya persis dekat jendela jadi saya bisa terus melihatnya, karena saat itu saya masih kecil dan tidak bisa masuk kecuali bersama orang dewasa.

Setelah beberapa hari berlalu akhirnya Mama sudah bisa pulang tapi belum bisa membawa adik kami juga pulang karena dia harus tinggal di rumah sakit selama 1 minggu.
Akhirnya Mama pulang ke rumah dan beristirahat dan merawat bekas operasinya kemarin sebelum nantinya adik saya pulang ke rumah bersama kami.

Setelah 1 minggu berlalu akhrinya adik kami pulang juga ke rumah.
Oh iya, perkenalkan nama adik bungsu saya ini DANIEL namanya. Nama yang di ambil dari nama dokter yang mengoperasi Mama untuk melahirkan adik kami ini, Mama sangat berterima kasih kepada Dokter Daniel yang sudah membantu proses operasi ini dengan baik. Dokter Daniel sangat amat baik sehingga Mama memberi adik kami nama yang sama seperti Dokter yang mengoperasi Mama, Mama tidak akan pernah lupa kebaikan Dokter Daniel sampai kapanpun.

Terima kasih Dokter Daniel.

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang