6/6

650 91 108
                                    


Jeffrey baru saja tiba di kamar. Dia langsung melucuti pakaian yang dikenakan sejak kemarin. Sebab dia memang tidak pulang dan menginap di rumah sakit. Padahal, dia sudah diusir secara halus oleh keluarga Joanna yang sepertinya tidak nyaman karena dia hadir.

BUGH...

Jeffrey meninju tembok kamar mandi. Membuat empat jarinya luka saat ini. Namun hal itu jelas tidak sebanding dengan rasa sakit hati yang didapat sejak kemarin.

Karena ditolak keluarga Joanna berkali-kali. Padahal, niatnya baik dan hanya ingin membantu wanita yang disukai. Namun rasa curiga yang harus didapati.

Jeffrey tahu, keluarganya memang dipandang buruk oleh orang-orang sekitar. Karena kepercayaan yang dianut mereka.

Bayangkan saja, aroma kemenyan masih saja Jeffrey rasakan meskipun dia sudah memakai sahmpoo banyak-banyak. Hingga menutupi kedua mata dan separuh wajah. Namun tetap saja, aroma kemenyan yang dibakar pada luar rumah tetap bisa tercium hingga ke dalam.

Selesai mandi, Jeffrey langsung menuju rumah sakit. Melewatkan sarapan dan membuat Kiara bingung sendiri. Sebab dia belum pernah melihat si kakak seperti ini.

Maksudnya, marah besar dan bertengkar dengan orang tua hingga tidak sarapan. Apalagi mendiami mereka. Pokoknya, Kiara sangat takut sekarang.

"Makan! Jangan tiru Jeffrey!"

Kiara diam saja. Lalu memakan sarapannya dengan hikmat. Agar dia bisa lekas bermain dengan Aruna. Karena ini hari minggu dan mereka libur tentu saja.

Jeffrey sedang mengisi bensin. Dia mengantre cukup panjang karena banyak orang yang ingin berkendara pagi ini. Mungkin karena ini minggu pagi. Sehingga orang-orang banyak yang memanfaatkan waktu ini untuk menghibur diri.

"Berapa, Pak?"

"Full tank!"

Jeffrey melamun saat ini. Mengingat apa yang dilihat tadi. Ketika dia menerobos masuk pada ruangan rahasia orang tuanya pagi ini.

Jeffrey jelas mersa kecewa dengan apa yang dilihat. Sebab di dalam ruangan rahasia ada banyak sesajen seperti apa yang telah dicurigakan orang-orang termasuk dirinya.

Ya, apalagi kalau bukan pesugihan?

Karena sejak kecil Jeffrey memang sudah hidup enak. Tanpa melihat orang tuanya terlihat susah apalagi sibuk kerja. Membuat dia dan orang-orang selalu berpikir jika mereka memelihara tuyul atau apa. Ditambah, mereka cukup tertutup juga. Baik dengan keluarga besar maupun tetangga.

"Sudah, Pak."

"Terima kasih, kembaliannya ambil!"

Jeffrey langsung pergi. Karena dia tidak suka berbasa-basi. Lalu mampir membeli buah dan makanan untuk orang-orang yang berjaga di rumah sakit. Karena dia yakin jika akan ada banyak orang yang akan datang nanti. Mengingat Joanna asli orang sini dan memiliki saudara jauh yang banyak sekali.

Di rumah sakit, Joanna sudah didatangi oleh para saudara. Bahkan, ada beberapa dari mereka yang tidak Joanna kenal. Sampai-sampai ruangan ini hampir penuh dengan barang-barang yang mereka bawa.

Joanna baru saja sarapan dan meminum obat. Sesekali dia juga ikut berbincang dengan Liana dan saudaranya. Sebab Rendy dan Aruna sedang bagi-bagi buah untuk para petugas medis di depan. Sebab yang menjenguk Joanna sangat banyak sejak semalam.

Karena takut buah-buahan ini busuk, lebih baik dibagi-bagikan saja, kan? Mengingat ruangan Joanna hampir penuh sekarang. Padahal, ruangan itu adalah ruangan VIP yang hanya ada satu ranjang saja.

"Kak Jeffrey!"

Panggil Aruna ketika melihat Jeffrey yang baru saja memasuki rumah sakit. Dia membawa dua kresek besar yang berisi nasi kotak untuk orang tua Joanna sarapan. Sekaligus parsel berukuran besar yang berisi buah-buahan juga.

PESUGIHAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang